Pemerintah dan PT Timah: Mengabaikan Suara Rakyat?
Apa yang menjadi sorotan dalam kasus ini adalah bagaimana pemerintah dan PT Timah tampaknya abai terhadap penolakan masyarakat yang semakin luas. Alih-alih mendengarkan kekhawatiran mereka, pemerintah terkesan lebih memprioritaskan keuntungan ekonomi daripada memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas. Padahal, kebijakan pembangunan seharusnya mengedepankan prinsip keberlanjutan serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
Dalam situasi seperti ini, transparansi informasi dan konsultasi publik yang nyata sangat dibutuhkan. Namun, sering kali yang terjadi adalah informasi terkait dampak lingkungan disembunyikan atau diabaikan. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2019) dalam jurnal Environmental Transparency and Mining in Indonesia mengungkapkan bahwa banyak perusahaan tambang cenderung meminimalkan risiko lingkungan dalam dokumen-dokumen kajian mereka, dan ini semakin diperburuk dengan kurangnya pengawasan pemerintah. Hal ini jelas merugikan masyarakat lokal yang pada akhirnya harus menanggung dampak negatif yang tidak pernah mereka setujui secara sadar.
Masa Depan Lingkungan atau Uang?
Keputusan mengenai tambang laut di Batu Beriga adalah refleksi dari pilihan moral yang harus dihadapi oleh pemerintah dan PT Timah. Apakah mereka akan terus memprioritaskan keuntungan jangka pendek tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat lokal, ataukah mereka akan mendengarkan aspirasi rakyat dan beralih pada pendekatan pembangunan yang lebih berkelanjutan?
Masyarakat Batu Beriga dan pemuda Bangka Belitung telah menunjukkan sikap yang tegas. Mereka tidak menolak pembangunan, tetapi mereka menuntut pembangunan yang adil, berkelanjutan, dan berbasis pada kebutuhan serta kelestarian lingkungan. Jika pemerintah dan PT Timah tidak mendengarkan suara ini, mereka harus bersiap menghadapi perlawanan yang lebih besar lagi, baik dari masyarakat setempat maupun gerakan pemuda yang semakin terorganisir dan vokal dalam memperjuangkan masa depan mereka.
Penulis merupakan Pemuda Asli Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pegiat UMKM dan Ekonomi, Peneliti Muda yang sedang Mengkaji Potensi Bisnis Daerah
Referensi:
- Firmansyah, A., & Putra, R. (2022). Youth Environmental Movements in Coastal Areas of Indonesia. Journal of Environmental and Social Studies.
- Nugraha, D., & Puspita, S. (2021). Environmental Impact of Coastal Mining Activities in Indonesia. Marine and Coastal Management Journal.
- Siregar, R., et al. (2020). Marine Resource Sustainability and Coastal Communities in Indonesia. Journal of Coastal and Marine Science.
- Wibowo, T. (2019). Environmental Transparency and Mining in Indonesia. Journal of Sustainable Development.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H