"Peter" menjauh dari teman-temannya, termasuk Gwen Stacy, dan memutuskan untuk menjadi pemberantas kejahatan dengan nama Spiders-Man.Â
Tidak ada kisah sedih kematian Paman Ben ataupun semboyan populer "with great power comes great responsibility". Hanya kisah tragis anak muda berbakat yang harus menjalani hidup sebagai monster.Â
Elemen dalam origin story ini sangat berbeda. Jika ditampilkan di film Marvel, Spiders-Man dapat memberikan sensasi yang sepenuhnya baru dan unik, khususnya bagi para penggemar Spider-Man.Â
2. POTENSI EKSPLORASI KONFLIK INTERNAL SANG KARAKTER UTAMA
Spiders-Man tidak memiliki konflik internal yang sama dengan Spider-Man original. Identitas rahasia selalu menjadi isu klasik di hampir semua versi Spider-Man lain, tetapi tidak dengan Spiders-Man.Â
Meskipun memiliki kesadaran Peter Parker, Spiders-Man bukan lagi manusia, sehingga identitas rahasia tidak menjadi isu utama. Konflik internal Spiders-Man adalah dia harus menerima kenyataan dirinya bukan lagi seorang manusia.Â
Bahkan, pertanyaan mendasar adalah apakah makhluk ini adalah Peter Parker yang hidup dalam wujud koloni laba-laba atau koloni laba-laba yang berpikir mereka adalah Peter Parker?Â
Belum lagi, "Peter" harus berusaha untuk melawan rasa lapar terhadap manusia. Kondisi ini terlihat seiring jalan cerita yang melibatkan Spiders-Man.Â
Eksplorasi konflik internal tersebut akan sangat menarik karena mengundang simpati sekaligus kengerian penonton jika diangkat dalam suatu film. Pengalaman menonton yang tidak akan mereka dapati di film-film Spider-Man sebelumnya.Â
3. PELUANG BAGI DISNEY/MARVEL STUDIOS UNTUK MENARIK MINAT PENGGEMAR FILM HOROR