Rindu kami padamu ya rasul .... Rindu tiada terpera ...
Berabad jarak darimu ya rasul ... Serasa dikau di sini ...
Cinta ikhlasmu pada manusia ... Bagai cahaya suarga ...
Dapatkah kami membalas cintamu ... Secara bersahaja ...
Demikianlah penggalan syair lagu Rindu Kami Padamu, yang dipopulerkan oleh group musik legendaris Bimbo ini, sangat meresap dihati, dan setiap insan yang hatinya terpaut dengan Baginda Rasulullah SAW pastilah akan tergetar dan secara tak sadar air mata kerinduan itu akan menetes membasahi pipi.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa sosok Rasulullah SAW sebagai utusan Allah terakhir di dunia ini, menjadi suri tauladan, contoh kesempurnaan seorang insan manusia, role model manusia hingga akhir zaman. Kesempurnaan sosok Rasulullah ini telah diakui dunia baik dari kalangan umat islam maupun dari kalangan non islam.
Atas kuasa Allah, rekam jejak Rasulullah SAW tercatat lengkap dalam sejarah dan tertulis lengkap, sehingga otobiography makhluk sempurna kekasih Allah ini dapat kita baca, bisa kita kaji dan bisa kita jadikan role model untuk menjadi hamba Allah yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
Berlandaskan pada keyakinan atas kebenaran islam dan ketetapan hati mengakui Rasulullah SAW sebagai panutan way of life, sepatutnya menganl lebih dalam dari A hingga Z apa saja yang diajarkan, dicontohkan dan dianjurkan Rasulullah SAW sebagaimana terjemahan lengkap dari wahyu Allah yang terangkum sempurna dalam Kalamullah, Al Qur'an nur Karim dan Hadits Nabi.
Banyak media untuk mencontoh way of life Rasulullah SAW, baik itu melalui kajian atau pengajian Al Qur'an dan Hadits. Ada juga yang mencari dan mencontoh perilaku dan akhlak beliau melalui literasi yang banyak tersebar di berbagai media. Literasi yang paling mudah dipahami dan menurut penulis sangat mengena adalah dengan membaca/mendengarkan penuturan tentang Sirah Nabawiyah.
Apa itu Sirah Nabawiyah itu ? Sirah Nabawiyah ini adalah kumpulan catatan-catatan sejarah yang dikumpulkan dari perawi sejarah merekam setiap kejadian sejak kelahiran Rasulullah SAW hingga berpulangnya ke Rahmatullah, Baginda Rasulullah SAW. Sirah Nabawiyah ini sangat detil merekam setiap kejadian-kejadian penting yang patut kita ketahui sebagai umatnya.
Selain itu kita juga bisa mengaplikasikan Sunah Nabi yang tertulis dalam beberapa kumpulan Hadits, dan Hadits inipun sifatnya aplikatif, sehingga bisa langsung dititu dan dicontoh oleh umatnya. Dalam hadits sendiri ada beberapa tingkatan tingkat kesahihannya mulai dari hadits shahih, hasan, dla'if hingga maudlu'.
Perlu menjadi concern rekan-rekan semua yang ingin mengenal sosok Rasulullah SAW manusia sempurna di dunia ini dengan jalan membaca langsung dari literasi yang adalah perlu referensi yang tepat sehingga mendapatkan buku baik Sirah Nabawiyah ataupun Kumpulan Hadits yang tepat. Hal ini mengingat masih banyaknya buku buku Sirah Nabawiyah atau kumpulan Hadits, tapi dari sisi keabsahan, kualitas dan juga keasliannya.
Setiap kali mengkaji dan menyerap informasi dari berbagai sumber tentang Rasulullah SAW, selalu saja akan kita temui beragam penyelesaian permasalahan yang elegan dan seringkali kita merasa masih banyak hal dan perilaku kita sehari hari yang jauh dari kesempurnaan dalam mencontohnya. Selalu ada perasaan haus akan semakin mendalami cerita cerita keagungan akhlak Rasulullah SAW.
Selain dari dua sumber literasi diatas, masih terdapat beberapa literasi singkat yang menceritakan Rasulullah dalam sebuah kejadian penting, misalnya cerita tentang bagaimana besarnya cinta para sahabat kepada Rasulullah SAW dalam episode Kisah Ukasyah yang ingin mencambuk Rasulullah SAW. Ceritanya adalah sebagai berikut :
Hari itu Jumat dan musim haji Wada’. Haji wada merupakan haji terakhir dalam hidup Rasulullah. Artinya, tahun-tahun itu merupakan momen terakhir dalam perjalanan hidup Nabi. Suatu ketika, Rasululah berpidato dan meminta kepada para sahabat yang mungkin pernah sakit hati atau tersakiti oleh Rasulullah untuk melakukan qisas. Qisas artinya pembalasan.
Hal ini lantaran, Nabi Muhammad tidak ingin mendapatkan hal serupa ketika kelak di hari kiamat.“Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara sahabatku semua, hendaklah dia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qisas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari kiamat nanti,” kata Nabi.
Rasululllah bahkan mengulangi kalimat itu hingga tiga kali. Para sahabat terdiam, karena memang tidak ada. Tapi ternyata ada seorang sahabat berdiri. Sosok itu bernama Ukasyah. Ukasyah lantas cerita, ia dulu bersama Nabi di perang badar dan entah disengaja atau tidak, kata Ukasyah, cambuk untuk untuk untanya menjuntai mengenai diri tubuh Ukasyah. Waktu itu Nabi berada di samping Ukasyah dan sama-sama naik unta.
“Aku tidak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, barangkali maksudmu melecut untamu?” kata Ukasyah. Sontak, para sahabat pun kaget. Berdiri. Tidak menyangka akan ada sosok Ukasyah yang berani bertindak seperti itu. Berani-beraninya bertindak seperti itu pada Nabi?
Mereka yakin Nabi tidak sengaja. Apalagi terkena sabetan pecut ketika naik kuda atau unta adalah hal biasa. Mereka marah pada Ukasyah, tapi Nabi tidak. Justru Rasulullah minta diambilkan cambuk miliknya. "Wahai Ukasyah,” kata Rasulullah, ”Pukul aku sekarang.” Sebelumnya, para sahabat sudah minta izin untuk jadi ganti Rasulullah. Mulai dari Abu, Bakar dan Umar bahkan bersiap diri untuk dicambuk, seberapa pun banyaknya, asal Rasulullah tidak terkena cambukan.
Tapi, Rasulullah menyuruh para sahabat untuk melihat saja. Karena ini merupakan kesalahan beliau. Ukasyah terdiam, Rasulullah tersenyum. “Ya Rasulullah, pada saat engkau memukulku, aku sedang tidak memakai baju.” Para sahabat yang melihat dan mendengar itu menjadi sangat geram kepada Ukasyah. Rasulullah mengerti. Lantas, beliau membuka bajunya. Maka, para sahabat pun menangis. Tidak tega melihat Rasulullah menyingkapkan baju atasnya dan akan menerima cambuk dari Ukasyah.
Setelah baju terbuka, Ukasyah mendekat. Para sahabat lain ingin menghadang Ukasyah yang sudah membawa cambuk. Namun Rasulullah justru menyuruhnya lebih dekat, melarang para sahabat untuk menjegal Ukasyah. Setelah dekat dan tangisan para sahabat kian memekakan telinga, Ukasyah justru melakukan hal yang tidak terduga. Ia menghampiri diri dan memeluk beliau.
“Aku tebus engkau dengan jiwaku, Ya Rasulullah, siapa yang sanggup memukulmu? Aku hanya ingin menyentuh badan engkau yang dimuliakan oleh Allah dengan badanku. Dan Allah menjagaku dari neraka dengan kehormatanmu,” paparnya. Rasulullah tersenyum, lalu berkata, ”Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli surga, inilah orangnya.” Seketika orang di sana ikut gembira dengan Ukasyah. Seorang pemuda yang alim dan begitu mencintai Rasulullah. Wallahu a'lam.
Selain kisah Nabi dengan Ukasyah, ada lagi tentang kisah Nabi dan Pengemis Buta, kisah nabi ketika perang Uhud, kisah nabi berdakwah di Thaif, kisah Isra Mi'raj, kisah nabi menghadapi sakaratul maut, kisah nabi berdakwah dengan bangsa jin, kisah nabi membelah bulan, kisah Nabi menahan lapar, Kisah Iblis menemui Nabi atas perintah Allah, Kisah penaklukan Mekah dan masih banyak lagi kisah-kisah inspirasi lainnya. Kisah-kisah inspiratif seperti inilah yang menurut saya, pesannya cepat masuk dalam alam bawah sadar dan perlu kiranya untuk banyak disebarluaskan guna perbaikan jiwa manusia.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah menjadi hal yang penting bagi setiap insan manusia khususnya umat islam dapat mencontoh segala perilaku luhur Rasulullah SAW, dan tidak terbatas hanya pada saat perayaan maulid nabi namun pembelajaran dan implementasinya dilakukan sepanjang masa, menjadikan apa yang telah dicontohkan, diajarkan dan disampaikan beliau sebagai way of life menuju kehidupan yang tentram dunia akhirat wallahu a'lam bissawab.
Sumber :
Kisah ini dinukil dari kitab an-Nail al-Hatsîts fî Hikâyât al-Hadîts karya As-Samarqandi, edisi Indonesia diterbitkan oleh Pustaka Alvabet dengan judul 200 Motivasi Nabi & Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H