Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Efek Domino dari Persaingan Dagang yang Tidak Sehat

25 Mei 2024   22:46 Diperbarui: 26 Mei 2024   19:17 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya ada 2 penyebab utama terjadinya kecelakaan bus dalam kurun 2 tahun terakhir ini yaitu masalah dengan SDM Pengemudi dan satunya terkait dengan semakin tidak layak operasi bus bus tersebut karena kurangnya perawatan rutin pemeliharaan mesin bus. Namun demikian dari 2 penyebab utama diatas semuanya pasti akan bermuara pada satu titik yaitu masalah ekonomi.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa penyebab super utama dari fenomena seringnya kecelakaan bus ini adalah dari sisi ekonomi. Seperti halnya yang kita pelajari di ekonomi, dimana dalam bisnis transportasi ini kecenderungan bersifat pasar persaingan bebas, dimana harga ditentukan dari kekuatan tarik menarik supply yang bukan hanya didominasi oleh jumlah PO Bus dan armadanya saja tapi moda transportasi lainnya semisal layanan transportasi online, kereta api sampai dengan pesawat dibandingkan dengan demand yaitu masyarakat pengguna layanan transportasi.

Di kala jumlah supply penyedia transportasi makin banyak dan jumlah demand tidak setinggi pertumbuhan jumlah supply, maka keseimbangan pasar harga jasa transportasi akan semakin menurun.

Hal inilah yang kemudian menyebabkan kanibalisme dalam demand. Pilihannya hanya satu yaitu menurunkan harga jual jasa, namun konsekuensinya adalah menurunkan fix cost ataupun variabel cost.

Jika penurunan biaya tidak bisa dilakukan, maka evolusi pasar akan terjadi, dimana perusahaan otomotif yang tidak bisa melakukan efisiensi akan tamat riwayatnya alias gulung tikar. Yang masih bertahan pun pastilah akan berjibaku dengan efisiensi biaya yang akhirnya akan menyentuh pada pilihan kanibalisme proses yaitu mengurangi fix cost misalnya saja mengganti supir yang berpengalaman dengan sopir baru untuk mengurangi biaya gaji (fix cost).

Selain itu juga ada indikasi mengurangi jumlah servis dan reparasi berkala sehingga akan menyebabkan kendaraan menjadi tidak optimal bahkan bisa berimplikasi pada kerusakan mendadak pada saat dioperasikan.

Biasanya bus bus yang non reguler di operasikan ini adalah yang paling rentan mengalami kecelakaan dikarenakan kondisi mesinnya tidak digunakan secara berkala, dan ada kemungkinan perawatannya pun tidak sesering bus bus reguler yang dijalankan hampir tiap hari. 

Untuk itu perlu kiranya adanya regulasi yang ketat untuk mengantisipasi agar jangan lagi terulang, bus bus yang dioperasikan adalah bus bus yang memang secara teknis, sudah tidak layak lagi digunakan, apalagi digunakan untuk tujuan yang sangat jauh serta membutuhkan stamina bus yang layak.

Uji kir yang menjadi salah satu item pemerintah dalam mengawasi kondisi fisik bus, haruslah bisa menjadi alat pemerintah dalam menjaga dan mencegah alat transportasi ini mengalami masalah ketika dioperasikan.

Selain itu pihak pemerintah juga bisa menindak tegas, apabila ada PO Bus yang mempekerjakan pegawai dalam hal ini supir bus yang belum cakap misalnya saja tidak memiliki SIM B1 atau B2.

Masyarakat sendiri juga perlu cek dan crosscheck agar tidak terbuai dengan iming iming harga sewa yang murah, tanpa melihat apakah harga yang ditawarkan itu wajar atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun