Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Efek Domino dari Persaingan Dagang yang Tidak Sehat

25 Mei 2024   22:46 Diperbarui: 26 Mei 2024   19:17 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
otomotifnet.gridoto.com

Hampir satu bulan ini kita mendapati begitu banyak kecelakaan yang terjadi pada moda transportasi bus. Mayoritas diantaranya adalah kecelakaan yang diakibatkan adanya kerusakan dari mesin bus seperti rem blong, trouble pada transmisi mesin atau karena adanya rusaknya suku cadang mesin secara tiba-tiba.

Selain itu juga ada beberapa kasus kecelakaan bus dikarenakan human error seperti ketidakcakapan pengemudi dalam mengendarai bus, faktor ngatuk dan kecapean dari supir bus atau karena kelalaian pengemudi bus saat berkendara.

Kecelakaan bus yang diberitakan beberapa minggu terakhir ini bagaikan fenomena gunung es, yang kadang muncul di permukaan, namun ketika air pasang, hilang tak nampak seolah olah itu hal yang biasa.

Namun jika kita mau mendalami, bahwa kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa moda transportasi bus ini, sangatlah banyak dan berulang.

Beberapa kejadian kecelakaan yang terjadi bahkan memakan korban jiwa yang cukup banyak baik itu pengemudi dan crew bus itu sendiri ataupun pengguna jasa transportasi bus yang memang sedang apes tertimpa musibah.

Walaupun demikian, animo masyarakat untuk menggunakan transportasi bus ini masih terbilang cukup banyak, walaupun jika dilihat secara jumlah dan persentase makin lama makin menurun.

Hal ini bisa kita lihat dari jumlah Perusahaan Otomotif atau PO Bus ini semakin hari semakin berkurang baik dari sisi jumlah perusahaan yang beroperasi ataupun jumlah armada bus yang masih digunakan secara aktif. 

Untuk yang sifatnya perjalanan reguler memang terlihat mengalami penurunan, namun untuk layanan yang sifatnya non reguler atau biasa kita kenal dengan nama carter ini masih cukup banyak peminatnya, apalagi pada momen momen tertentu, seperti bulan bulan setelah masa pelajaran sekolah selesai dan diikuti dengan kegiatan study tour, karya wisata atau perjalanan ke berbagai tempat secara bersama sama. Carter bus pun biasanya marak ketika memasuki bulan bulan hajatan, namun untuk kasus ini sifatnya tidak tentu seperti halnya carter/sewa bus untuk kegiatan sekolah pada bulan juni atau juli. 

Melihat fenomena diatas, memang kita jadi sangat prihatin, karena kecelakaan bus ini semakin sering terjadi, dan memakan korban yang semakin banyak.

Keprihatinan ini menyebabkan makin enggannya masyarakat menggunakan moda transportasi ini, yang pada akhirnya juga berdampak kepada eksistensi dari moda transportasi bus.

Setidaknya ada 2 penyebab utama terjadinya kecelakaan bus dalam kurun 2 tahun terakhir ini yaitu masalah dengan SDM Pengemudi dan satunya terkait dengan semakin tidak layak operasi bus bus tersebut karena kurangnya perawatan rutin pemeliharaan mesin bus. Namun demikian dari 2 penyebab utama diatas semuanya pasti akan bermuara pada satu titik yaitu masalah ekonomi.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa penyebab super utama dari fenomena seringnya kecelakaan bus ini adalah dari sisi ekonomi. Seperti halnya yang kita pelajari di ekonomi, dimana dalam bisnis transportasi ini kecenderungan bersifat pasar persaingan bebas, dimana harga ditentukan dari kekuatan tarik menarik supply yang bukan hanya didominasi oleh jumlah PO Bus dan armadanya saja tapi moda transportasi lainnya semisal layanan transportasi online, kereta api sampai dengan pesawat dibandingkan dengan demand yaitu masyarakat pengguna layanan transportasi.

Di kala jumlah supply penyedia transportasi makin banyak dan jumlah demand tidak setinggi pertumbuhan jumlah supply, maka keseimbangan pasar harga jasa transportasi akan semakin menurun.

Hal inilah yang kemudian menyebabkan kanibalisme dalam demand. Pilihannya hanya satu yaitu menurunkan harga jual jasa, namun konsekuensinya adalah menurunkan fix cost ataupun variabel cost.

Jika penurunan biaya tidak bisa dilakukan, maka evolusi pasar akan terjadi, dimana perusahaan otomotif yang tidak bisa melakukan efisiensi akan tamat riwayatnya alias gulung tikar. Yang masih bertahan pun pastilah akan berjibaku dengan efisiensi biaya yang akhirnya akan menyentuh pada pilihan kanibalisme proses yaitu mengurangi fix cost misalnya saja mengganti supir yang berpengalaman dengan sopir baru untuk mengurangi biaya gaji (fix cost).

Selain itu juga ada indikasi mengurangi jumlah servis dan reparasi berkala sehingga akan menyebabkan kendaraan menjadi tidak optimal bahkan bisa berimplikasi pada kerusakan mendadak pada saat dioperasikan.

Biasanya bus bus yang non reguler di operasikan ini adalah yang paling rentan mengalami kecelakaan dikarenakan kondisi mesinnya tidak digunakan secara berkala, dan ada kemungkinan perawatannya pun tidak sesering bus bus reguler yang dijalankan hampir tiap hari. 

Untuk itu perlu kiranya adanya regulasi yang ketat untuk mengantisipasi agar jangan lagi terulang, bus bus yang dioperasikan adalah bus bus yang memang secara teknis, sudah tidak layak lagi digunakan, apalagi digunakan untuk tujuan yang sangat jauh serta membutuhkan stamina bus yang layak.

Uji kir yang menjadi salah satu item pemerintah dalam mengawasi kondisi fisik bus, haruslah bisa menjadi alat pemerintah dalam menjaga dan mencegah alat transportasi ini mengalami masalah ketika dioperasikan.

Selain itu pihak pemerintah juga bisa menindak tegas, apabila ada PO Bus yang mempekerjakan pegawai dalam hal ini supir bus yang belum cakap misalnya saja tidak memiliki SIM B1 atau B2.

Masyarakat sendiri juga perlu cek dan crosscheck agar tidak terbuai dengan iming iming harga sewa yang murah, tanpa melihat apakah harga yang ditawarkan itu wajar atau tidak.

Jangan sampai kita dapat harga murah, namun bus yang disewakan dalam kondisi yang memprihatinkan. Selain itu juga, reputasi PO Bus juga bisa menjadi pertimbangan dalam memilih dan menyewa moda transportasi ini.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun