Perhelatan Kompetisi Sepakbola antar negara di Benua Asia plus Australia ke 18 yang akan berlangsung dua minggu lagi di Qatar, memang menjadi ajang prestisius bagi negara negara di Asia terutama bagi 24 negara yang sudah lolos ke babak final. Pastilah sangat menegangkan dan penuh dengan persaingan menuju siapa yang akan menjadi maharaja di blantika sepakbola Asia.
Ini adalah kali ke 5, Indonesia lolos di babak penyisihan dan masuk ke zona babak final piala Asia. Tahun ini Indonesia masuk di group yang lumayan keras dan sulit dimana dalam group tersebut ada Jepang, Irak dan musuh bebuyutan indonesia yaitu Vietnam.Â
Di atas kertas kita hanya bisa mengimbangi permainan vietnam, berharap mencuri point dari tim irak, namun pesimis untuk bisa membendung kedigdayaan pasukai samurai jepang.
Target dan harapan yang dibebankan kepada timnas Indonesia kali ini adalah lolos ke babak 16 besar dengan target capaian mengalahkan timnas Vietnam, mencuri point dari timnas Irak dan timnas Jepang. Namun itu bukanlah pekerjaan semudah membalikkan telapak tangan, karena pastilah semua tim tidak akan rela berbagi angka apalagi kalah.Â
Untuk itu perlu strategi jitu, pemilihan pemain yang mumpuni, latih tanding dengan timnas yang berkualitas serta tidak kalah penting dukungan penuh dari seluruh rakyat Indonesia.
Dalam melakukan tambal sulam timnas Indonesia, pelatih timnas dan pihak PSSI telah melakukan beberapa langkah "shortcut" melalui jalur "naturalisasi" pemain dari negara lain.Â
Kebijakan naturalisasi pemain ini bisa dinilai sebagai langkah spekulasi, mengingat memasang pemain baru yang dinilai "memiliki kemampuan diatas rata-rata secara personal" belum tentu bisa klop dengan squad tim yang ada.Â
Apalagi yang baru bergabung menjelang pertandingan dan belum melakukan adaptasi secara proper hanya akan menjadi beban tim. Kedepan, jika kebijakan naturalisasi tetap menjadi salah satu point krusial, sebaiknya dilakukan setelah timnas Indonesia lolos penyisihan dan paling lambat dua atau tiga bulan sebelum perhelatan babak final dimulai.
Pertandingan persahabatan dengan tim tim negara lain yang available dan yang memiliki peringkat Fifa diatas kita, perlu dilaksanakan secara periodik, sehingga mental dan skill squad timnas bisa terasah.Â
Perlu adanya pemilihan yang selektif misalnya mulai pertandingan persahabatan dari negara yang peringkat fifanya setingkat diatas timnas Indonesia, kemudian meningkat ke pertandingan persahabatan dengan negara yang lebih tinggi lagi peringkat fifanya, sampai mendekati hari H maka lawan tanding yang dipilih adalah yang memiliki peringkat fifa yang sebanding dengan timnas timnas terbaik di asia.Â
Jangan membuat jadwal pertandingan tanpa pola dan acak, kemaren lawan tim yang peringkat fifa nya tinggi, besoknya sama tim yang peringkatnya rendah, lusa bertanding dengan tim yang superior. Pola pertandingan persahabatan yang acak, akan membuat timnas kurang optimal dalam menjaga ritme strategi bertanding dan juga kurang dapat melihat progresnya.
Target sudah ditentukan, calon lawan dalam group sudah ditetapkan, tinggal menunggu magic touch pelatih nasional dalam meramu strategi timnas agar dapat mendulang point semaksimal mungkin.Â
Terkait dengan pelatih, ada satu catatan kecil bahwa PSSI seharusnya tidak mengontrak pelatih baik asing maupun lokal dalam jangka waktu panjang. Karena seahli ahlinya pelatih, pola strategi permainannya lambat laun akan diketahui calon lawan untuk kemudian diantisipasi bahkan dipatahkan strateginya. Cukup 3 periode kepelatihan saja seseorang dikontrak, kemudian diberikan target pencapaian prestasi yang apabila tidak bisa tercapai target yang dibebankannya, harus segera dicarikan penggantinya.
Terakhir, kami seluruh rakyat Indonesia mendoakan yang terbaik, semoga dalam perhelatan piala Asia tahun ini, timnas Indonesai dapat meraih target yang telah diembankan, dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.Â
   Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI