Manusia sejatinya adalah Homo Homini Socius yang kalau kita lihat terjemahan bebasnya di wikipedia disebutkan bahwa berarti manusia adalah teman bagi sesama manusianya, atau manusia adalah sesuatu yang sakral bagi sesamanya yang dicetuskan oleh Seneca. Maka sudah menjadi kodratnya manusia itu akan berkelompok dan menjadi teman bagi sesamanya.
Pertemanan sendiri ada tingkatannya dari yang hanya kenal "angas" atau kenal muka saja sampai pada pertemanan yang sangat akrab selevel dengan persaudaraan yang biasa kita kenal dengan sebutan sahabat.
Inti dari pertemanan dan persahabatan itu sendiri kuncinya pada komunikasi. Komunikasi yang intens dengan beragam pandangan dan kepentingan akan menjadi alat penyaring otomatis apakah lawan bicara ini akan menempati level pertemanan saja, atau teman sepemahaman atau menjadi seorang teman yang sangat dekat sebagaimana seorang sahabat.
25 tahun yang lalu sebelum era internet menguasai hajat hidup orang banyak, komunikasi dengan rekan, teman dan sahabat hanya melalui 3 cara saja, pertama dengan telepon itupun hanya dengan fix line, di jaman itu handphone seluler sudah ada namun jumlahnya sangat terbatas dan biayanyapun cukup menguras isi kantong.
Yang kedua adalah bertemu secara langsung, biasanya tempat ngumpulnyapun situasional seperti di kantin sekolah, rumah teman, pos ronda atau tempat main dingdong.
Yang terakhir adalah melalui surat menyurat. Kalau komunikasi melalui telepon minimal salah satu punya telepon rumah, dan jika masing-masing tidak punya telepon, dan jarak tempat tinggal jauh maka sarana paling efektif saat itu melalui sarana surat untuk berkomunikasi. Dari sinilah kemudian muncul istilah sahabat pena.
Seiring dengan perkembangan jaman, pola komunikasipun mengalami perkembangan yang sangat cepat, salah satunya adalah semakin mengguritanya penggunaan teknologi komunikasi berbasis internet. Komunikasi bukan lagi sesuatu yang mahal terutama komunikasi jarak jauh, semua bisa dilakukan baik dalam bentuk teks percakapan ataupun melalui video call.
Hal inilah yang kemudian merubah habit kita semua. Bisa dibilang saat ini untuk ngobrol dan berdiskusi tidak perlu bertatap muka fisik, cukup rebahan dari rumah, bisa ngobrol sepuasnya bersama teman, sahabat ataupun rekan kerja dengan bantuan teknologi komunikasi saat ini.
Komunikasi intens antar anak manusia ini yang memiliki satu gelombang frekuensi yang sama ini memang merupakan oase yang tepat untuk terbuka satu sama lain tanpa halangan kekhawatiran untuk dicurangi atau dipecundangi.
Manusia kadangkala butuh tempat untuk menumpahkan segala kegundahan, beban pikiran atau sekedar untuk bisa sharring melepaskan penat, sehingga secara kejiwaan beban di kepalanya tidak membuat hidupnya semakin berat.