Beranjak dewasa dan berbekal tabungan dari menyisihkan gaji bulanan, saya beranikan diri untuk mencoba budidaya ikan dengan metode kerjasama bagi hasil bersama salah satu peternak budidaya ikan di kali mati dekat solobaru.Â
Dari konsep yang ditawarkan cukup menggiurkan, saya menyediakan sejumlah modal untuk membeli pakan dan bibit, dan si peternak memelihara sekaligus memasarkan ke kolega penampung panenan ikan di pasar-pasar di sekitar Sukoharjo.Â
Sekali dua kali panen (dengan interval budidaya dari menebar benih hingga dipanen butuh waktu selama 3 bulan) masih menghasilkan keuntungan. Namun setelah putaran ke 3 dan ke 4 mulailah terjadi masalah.Â
Awalnya si peternak beralasan uang dari hasil menjual ikan ke penjual belum dibayar penuh, lanjut berikutnya mulai hasil panen menyusut dibandingkan di awal awal project.Â
Dari sini mulailah timbul kerugian demi kerugian hingga sampai pada satu titik modal yang saya setorkan di awal tidak bisa bergulir lagi karena (katanya si peternak) adanya kemacetan pembayaran dari penjual, dan banyaknya ikan yang mati serta hilang selama masa budidaya.
Setelah beberapa tahun, dan berbekal pengetahuan dan informasi yang saya rasa cukup, kembali lagi saya mencoba peruntungan  ternak budidaya ikan di kolam air deras di daerah karangpandan.Â
Jika dilihat dari kondisi pengelolaan ikannya, cukup meyakinkan dan kembali lagi konsep yang ditawarkan juga cukup menjanjikan dimana si pengelola kolam adalah juga pedagang besar untuk komoditi ikan yang dibudidayakan di wilayah karanganyar dan sekitarnya.Â
Pola kerjasamanya sama dengan yang saya jalankan dulu sistem bagi hasil dimana saya menyerahkan sejumlah modal untuk pembelian benih, pakan dan sewa kolam, dan di peternak mengelola budidaya sekaligus bertanggungjawab menjual hasil panennya.Â
Kondisinya pun hampir sama dengan yang sebelumnya, setidaknya dalam 3 kali panen pertama masih ada untung, sekali panen balik modal dan dua kali panen terakhir rugi besar.Â
Pada panen terakhir saya memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi dikarenakan terindikasi si peternak tidak sungguh sungguh mengelola kolam milik bersama dan dia terkesan lebih fokus ke kolam miliknya.Â