Aksi :
Langkah yang perlu dilakukan dalam menghadapi tantangan yang ada yaitu:
1.Perlunya membentuk kelompok yang heterogen agar peserta didik yang kurang aktif dapat berpartisipasi dengan baik untuk menyampaikan pendapat di dalam kelompok masing-masing.
2.Guru harus menyiapkan perangkat dan perencanaan dengan matang agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat lebih bermakna bagi peserta didik.
3.Guru perlu mencari referensi tambahan dan meningkatkan kapasitas diri untuk dapat merancang pembelajaran berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi, selain itu peserta didik juga harus dibiasakan untuk mengerjakan soal evaluasi berbasis HOTS.
4.Pada saat proses pembelajaran, guru harus sering melakukan inovasi seperti penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dan peserta didik dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Refleksi :
Dampak dari aksi yang dilakukan:
1.Model kooperatif tipe Make a Match yang dilakukan dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, hal ini dibuktikan dengan aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran.
2.Model kooperatif tipe Group Investigation yang dilakukan dapat meningkatkan percaya diri peserta didik dalam menyampaikan pendapat. Terbukti saat proses diskusi kelompok dan presentasi, peserta didik secara bergiliran dapat menyampaikan pendapatnya masing-masing.
3.Model Project Based Learning yang dilakukan dapat membuat guru berinovasi dalam merancang pembelajaran berbasis HOTS. Selain itu dari sisi peserta didik, mereka mulai terbiasa dan bisa mengerjakan soal evaluasi yang dirancang berbasis HOTS.
4.Penggunaan media quizziz yang dipakai pada proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran berbasis IT. selain itu, peserta didik juga antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena penggunaan gawai dalam pembelajaran dan pengerjakan evaluasi.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan model dan strategi yang digunakan didapatkan respon dari peserta didik diantaranya sebagai berikut:
1.Peserta didik merasa senang dan antusias dengan proses pembelajaran dan model yang digunakan karena merasa terlibat langsung dan sesuai dengan yang mereka alami pada kehidupan sehari-hari.
2.Peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu komunikasi dua arah antara peserta didik dengan guru maupun sebaliknya sering terjadi dengan pemberian umpan balik.
Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model dan metode pembelajaran yang digunakan serta semua tahap pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan yang dilakukan dapat mengasah kemampuan guru dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan dan membuat guru terbiasa dalam merancang pembelajaran yang berujung pada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H