Lokasi : SDN 67 Singkawang
Lingkup Pendidikan : Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, Â meningkatkan percaya diri peserta didik, guru terampil dalam merancang pembelajaran berbasis HOTS, dan pengoptimalan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
Penulis : Aditya Nurikhlas, S.Pd.
Situasi :
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:
1.Belum efektifnya penggunaan model pembelajaran.
2.Belum optimal dalam merancang strategi pembelajaran di kelas.
3.Guru kesulitan dalam merancang pembelajaran berbasis HOTS.
4.Belum optimal dalam merancang pembelajaran inovatif menggunakan IT.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena cukup banyak pendidik yang mengalami kendala dalam proses pembelajaran seperti saya, sehingga selain agar dapat memotivasi saya pribadi dalam menghasilkan inovasi dalam pembelajaran, dapat juga sebagai tambahan referensi bagi rekan sejawat.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik baik ini yaitu sebagai pendidik harus melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Dari inovasi yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik di kelas. Adapun hasil belajar yang dihasilkan diharapkan menjadi titik awal dalam pengembangan keprofesian saya sebagai guru.
Tantangan :
Tantangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan yaitu:
1.Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
2.Guru masih belum optimal dalam penggunaan strategi pembelajaran sehingga ada tujuan pembelajaran yang belum tercapai.
3.Peserta didik masih belum terbiasa dengan metode dan model yang digunakan oleh guru.
4.Peserta didik masih kesulitan dalam mengerjakan evaluasi berbasis HOTS.
Dengan adanya tantangan tersebut, guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran perlu meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri, sedangkan dari sisi peserta didik, perlu untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru dan peserta didik terlibat langsung dalam tantangan proses pembelajaran di kelas.
Aksi :
Langkah yang perlu dilakukan dalam menghadapi tantangan yang ada yaitu:
1.Perlunya membentuk kelompok yang heterogen agar peserta didik yang kurang aktif dapat berpartisipasi dengan baik untuk menyampaikan pendapat di dalam kelompok masing-masing.
2.Guru harus menyiapkan perangkat dan perencanaan dengan matang agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat lebih bermakna bagi peserta didik.
3.Guru perlu mencari referensi tambahan dan meningkatkan kapasitas diri untuk dapat merancang pembelajaran berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi, selain itu peserta didik juga harus dibiasakan untuk mengerjakan soal evaluasi berbasis HOTS.
4.Pada saat proses pembelajaran, guru harus sering melakukan inovasi seperti penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dan peserta didik dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Refleksi :
Dampak dari aksi yang dilakukan:
1.Model kooperatif tipe Make a Match yang dilakukan dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, hal ini dibuktikan dengan aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran.
2.Model kooperatif tipe Group Investigation yang dilakukan dapat meningkatkan percaya diri peserta didik dalam menyampaikan pendapat. Terbukti saat proses diskusi kelompok dan presentasi, peserta didik secara bergiliran dapat menyampaikan pendapatnya masing-masing.
3.Model Project Based Learning yang dilakukan dapat membuat guru berinovasi dalam merancang pembelajaran berbasis HOTS. Selain itu dari sisi peserta didik, mereka mulai terbiasa dan bisa mengerjakan soal evaluasi yang dirancang berbasis HOTS.
4.Penggunaan media quizziz yang dipakai pada proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran berbasis IT. selain itu, peserta didik juga antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena penggunaan gawai dalam pembelajaran dan pengerjakan evaluasi.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan model dan strategi yang digunakan didapatkan respon dari peserta didik diantaranya sebagai berikut:
1.Peserta didik merasa senang dan antusias dengan proses pembelajaran dan model yang digunakan karena merasa terlibat langsung dan sesuai dengan yang mereka alami pada kehidupan sehari-hari.
2.Peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu komunikasi dua arah antara peserta didik dengan guru maupun sebaliknya sering terjadi dengan pemberian umpan balik.
Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model dan metode pembelajaran yang digunakan serta semua tahap pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan yang dilakukan dapat mengasah kemampuan guru dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan dan membuat guru terbiasa dalam merancang pembelajaran yang berujung pada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H