Mohon tunggu...
Aditya Komara
Aditya Komara Mohon Tunggu... profesional -

saya cuma pengen nulis. itu aja. diapresiasi itu bonus. dikomentari itu anugerah. diajak ngobrol dalam suasana hangat dan kepala dingin, itu asik!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sentilan Dahlan Ajarkan Kita Berdisiplin

21 Maret 2012   04:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:41 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13323019881919089204

Tahu Michael Jordan dong? Memangnya pemain basket legendaris Amerika itu bisa berhasil karena dia emang berbakat dan sudah takdirnya? Kalau Anda baca profilnya, mungkin Anda akan terkejut betapa banyaknya kegagalan dan penolakan yang ia dapatkan waktu dia mulai menjajal buat jadi pemain profesional.

[caption id="attachment_177511" align="alignleft" width="157" caption="image via http://bit.ly/GCy2Ap"]

13323019881919089204
13323019881919089204
[/caption]

Tapi dari berbagai kegagalan itu, dia lalu berkompromi dengan waktu. Dia menggunakan lebih banyak waktu untuk berlatih. Seperti banyak diceritakan, Jordan selalu pergi lebih awal ke sekolahnya untuk latihan basket. Bahkan saat timnya kalah pada pertandingan terakhir di suatu musim pertandingan, setelah pertandingan jam demi jam ia lewatkan untuk melatih lemparannya. Dia bilang, "Gue mau menyiapkan diri buat season berikutnya.".

Disiplin waktu dan kerja keras jadi modal Jordan sampai bisa berhasil di dunia basket. Kebesaran namanya bahkan sempat bikin gereget NBA hilang dia memutuskan pensiun. Mungkin ini sama kondisinya saat nanti kita ngga lagi lihat Valentino Rossi di Moto GP. Sebegitu besarnya peranan kedisiplinan dalam hidup pemain basket yang pernah main bareng sama Bugs Bunny ini.

Menumbuhkan disiplin/ kedisiplinan emang ngga instan sifatnya. Hari ini rajin, besok udah kelihatan hasilnya, ya belum tentu. Disiplin itu investasi jangka panjang. Makanya itu dibutuhkan ketekunan saat kita berkomitmen untuk mendisiplinkan diri, bukan cuma urusan kerjaan lho tapi juga urusan peningkatan kualitas pribadi.

Hal ini juga yang kemudian bisa memicu perubahan positif yang mungkin sebelumnya ngga pernah kita bayangkan. Atau mungkin selalu kita bayangkan, tapi ketidakdisiplinan dan ngga ada komitmen kuat yang akhirnya bikin semuanya tertunda, atau (sengaja) kita tunda-tunda.

Ini mengingatkan saya juga sama salah satu prestasi Joko Widodo atau yang populer disapa Jokowi, yang berhasil menekan waktu pembuatan KTP menjadi cuma 1 jam. Menurut keterangannya, dulu bikin KTP bisa makan waktu 2 minggu, tergantung amplop katanya. Sampai akhirnya dia menemukan fakta bahwa sebetulnya bikin KTP itu cuma butuh 8 menit.

Saking ngototnya mengimplementasikan hal ini, bahkan Jokowi harus mencopot 3 lurah dan 1 camat. Ini semata-mata karena mereka ngga mendukung proses percepatan layanan tersebut, yang faktanya bisa lebih cepat. Ibarat di perahu yang musti didayung bareng-bareng. Ada salah satu aja yang ngga mendayung, ya cuma jadi beban di perahu itu, mending tendang aja ke laut. Ini salah satu wujud disiplin yang terbukti menciptakan perubahan positif terkait efektivitas waktu.

Begitulah ketegasan dan kedisiplinan yang perlu sama-sama kita miliki. Jangan sampai ditegur orang lain atau pimpinan dong! Tegurlah diri kita sendiri! Apakah waktu yang kita luangkan untuk berkarya sudah cukup? Apakah waktu makan siang kita lama-lamain karena alasan tempat makannya jauh, terus pulangnya macet? Apakah kita puas dengan keadaan yang sekarang dan tidak berusaha untuk lebih lagi? Ingat lho! "Di atas langit masih ada langit," kata orang bijak (entah siapa, saya juga dapat dari orang-orang yang hobi ngumpulin kata-kata mutiara).

Dengan kata lain, sebetulnya ngga ada batasan-batasan dalam hidup ini. Artinya untuk mendisiplinkan diri jangan dulu membatasi dengan ini-itu. Satu-satunya batasan yang saya sadari ada dan yang justru seringkali menghalangi saya adalah diri saya sendiri. Apa Anda juga merasa begitu? Kalau begitu mari jangan saling menghalangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun