Mohon tunggu...
Aditya Hera Nurmoko
Aditya Hera Nurmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE YKP Yogyakarta, Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Peneliti, Konsultan, Komisaris, Pegiat Sosial dan Budaya

Hobi Menulis, Wiridan, Baca Buku dan Jurnal, Olah Raga, Tidur

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Bagaimana Microsoft Bisa Bangkit Kembali sebagai Perusahaan yang Innovatif? Sebuah Ulasan Artikel Harvard Business Review

26 Februari 2023   23:28 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:56 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bagaimana Microsoft Bisa Bangkit Kembali Sebagai Perusahaan yang Inovatif?

Sebuah Review Artikel Harvard Business Review 

Oleh: Aditya Hera Nurmoko

Pendahuluan

Artikel ini akan membahas sebuah artikel yang terbit di Harvard Business Review dengan judul "How Microsoft Became Innovative Again" yang ditulis oleh Behnam Tabrizi. Dalam artikel ini, Tabrizi membahas bagaimana Microsoft, perusahaan teknologi raksasa yang selama beberapa waktu terakhir dianggap telah kehilangan inovasi dan ketinggalan dalam persaingan, berhasil kembali menjadi inovatif dan berada di garis depan dalam persaingan industri teknologi.

Artikel tersebut membahas bagaimana Microsoft melakukan transformasi organisasi dengan fokus pada kolaborasi antar tim dan penciptaan lingkungan kerja yang inovatif. Tabrizi juga membahas strategi Microsoft dalam memimpin dalam industri cloud computing dan mengembangkan produk-produk seperti Surface Studio, Xbox One S, dan HoloLens. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih lanjut tentang langkah-langkah yang diambil oleh Microsoft untuk kembali menjadi inovatif dan bagaimana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada organisasi lain yang sedang berjuang untuk mencapai kesuksesan di pasar yang kompetitif.

Apa yang Menarik dari Artikel  Berjudul  "How Microsoft Became Innovative Again"

Beberapa hal yang menarik dari artikel "How Microsoft Became Innovative Again" di Harvard Business Review yang ditulis oleh Behnam Tabrizi adalah sebagai berikut:

1). Perubahan Kepemimpinan: Artikel ini menyoroti perubahan kepemimpinan di Microsoft dari Steve Ballmer ke Satya Nadella dan bagaimana perubahan ini mempengaruhi budaya inovasi di perusahaan tersebut.

2). Microsoft telah berusaha untuk mempromosikan budaya kolaborasi dan meningkatkan komunikasi antara tim, baik di dalam perusahaan maupun dengan mitra dan pelanggan. Hal ini telah membantu untuk mempercepat pengembangan produk dan meningkatkan kemampuan inovasi perusahaan.

3). Fokus pada Kebutuhan Pelanggan: Microsoft telah berusaha untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan dan untuk mengembangkan produk yang lebih responsif terhadap permintaan mereka. Hal ini telah membantu perusahaan untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

4). Investasi di bidang AI: Microsoft telah membuat investasi besar di bidang kecerdasan buatan (AI), termasuk melalui akuisisi startup dan investasi dalam riset dan pengembangan. Hal ini telah membantu perusahaan untuk menghasilkan produk dan layanan yang lebih inovatif dan efektif.

5). Mengadopsi Agile: Microsoft telah mengadopsi metodologi pengembangan Agile untuk meningkatkan fleksibilitas dan responsifitas tim pengembangan mereka. Hal ini telah membantu perusahaan untuk lebih cepat merespons perubahan pasar dan mempercepat pengembangan produk.

Alur Cerita             

Microsoft, sebuah perusahaan teknologi, telah lama dianggap sebagai fenomena abad ke-20, diperkaya oleh monopoli Windows-nya. Perusahaan tidak mengalami inovasi yang signifikan dalam beberapa dekade. Mereka cukup kaya untuk mengikuti tren, tetapi terlalu besar dan birokratis untuk memimpin pasar mana pun. 

Namun, dengan kemitraan dengan OpenAI dan tantangan terhadap dominasi pencarian Google, Microsoft sekali lagi mencoba menjadi yang terdepan. Perubahan ini berasal dari pergeseran budaya yang didorong oleh CEO Satya Nadella. Dia memulai perubahan ini dengan mengundang momen eksistensial ketika dia menjadi CEO dan mempertimbangkan kembali tujuan perusahaan. Kemudian, dia membuat perubahan strategis yang memungkinkan perusahaan berpikir seperti startup dan membuat keputusan bisnis yang menetapkan arah baru ini.

Microsoft telah mampu menjadi perusahaan yang inovatif lagi dengan merangkul sistem operasi pesaing, menciptakan Garasi Microsoft untuk mengkatalisasi inovasi akar rumput, mengumpulkan orang-orang di sekitar visi eksistensial, mempromosikan keterbukaan dan fokus pasar dari startup, berinvestasi dalam AI dan riset pembelajaran mesin, dan menawarkan peluang yang memicu ide (Microsoft, 2023)

Perusahaan ini juga telah mengadaptasi model bisnis pendukungnya agar sesuai dengan pasar dan produk baru, menciptakan ruang fisik khusus untuk kolaborasi dan ide , dan berinvestasi dalam kontes untuk menghasilkan ide. Inisiatif ini telah memungkinkan Microsoft untuk menjadi bisnis yang digerakkan oleh data yang memberdayakan setiap karyawan untuk mendorong pertumbuhan melalui inovasi, kecepatan pemasaran, dan efisiensi biaya (Microsoft, 2023). 

Kesuksesan Microsoft juga sebagian karena kemampuannya untuk menghindari sorotan sementara para pesaingnya diteliti dengan cermat oleh Kongres dan media. Hal ini memungkinkan Microsoft mengukir ceruk dalam layanan cloud, kecerdasan buatan, game, dan bidang teknologi lainnya ( Mick McConnell, 2021)

Nadella menjadi CEO pada tahun 2014, dan pada saat itu, dia adalah kepala divisi cloud computing yang berkembang pesat, dan promosinya sepertinya tidak akan mengubah lintasan lambat perusahaan. Namun, Nadella dan dewan bosan melihat mantan pemimpin teknologi itu tertinggal. Dia mengumumkan bahwa sudah waktunya untuk "menemukan kembali jiwa Microsoft, alasan keberadaan kita".

Perubahan ini bukan hanya latihan biasa tentang tujuan perusahaan. Nadella memperlakukannya sebagai momen eksistensial. Setelah mencapai tujuannya untuk "PC di setiap meja dan di setiap rumah, menjalankan perangkat lunak Microsoft" begitu lama, perusahaan membutuhkan tujuan baru untuk menarik dan menginspirasi banyak pembuat kode dan insinyurnya, serta mempertahankan profitabilitasnya. Bersama rekan-rekannya, dia menguraikan arah baru bagi perusahaan untuk "memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak".

Pelajaran Apa Yang Bisa dipetik dari Cerita di Atas, dan Dampaknya Bagi Dunia Global

Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari cerita di atas:

Kepemimpinan yang visioner: Satya Nadella menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang visioner untuk menggerakkan perubahan di perusahaan. Dia mengambil momen eksistensial untuk mempertimbangkan ulang tujuan perusahaan dan membuat keputusan strategis yang memungkinkan perusahaan untuk berpikir seperti sebuah startup.

Fokus pada inovasi: Microsoft menunjukkan bahwa bahkan perusahaan besar dengan sejarah panjang dapat berinovasi dan menantang pesaing yang lebih besar di industri. Mereka berhasil menantang Google di bidang pencarian dengan mengintegrasikan teknologi AI dari OpenAI ke dalam produk mereka.

Budaya perusahaan yang dinamis: Microsoft menunjukkan bahwa budaya perusahaan yang dinamis dan fleksibel sangat penting untuk memungkinkan perusahaan menghadapi tantangan baru dan tetap relevan di pasar yang terus berubah.

Dampaknya bagi dunia global adalah bahwa kisah sukses Microsoft menunjukkan bahwa perusahaan yang telah mapan dan besar dapat berinovasi dan menantang pesaing mereka di industri. Hal ini dapat memacu persaingan yang sehat di industri dan mendorong inovasi yang lebih banyak di masa depan. Selain itu, kisah ini juga menunjukkan bahwa AI dan teknologi terkait akan terus menjadi kekuatan pendorong inovasi di masa depan, dan perusahaan-perusahaan yang berhasil mengintegrasikan teknologi ini ke dalam produk dan layanan mereka akan memiliki keunggulan kompetitif yang besar di pasar global.

Bagaimana Kita dengan Bijak Melihat Fenomena Ini

Melalui perjalanan Microsoft yang diawali dengan perubahan budaya yang didorong oleh Satya Nadella, perusahaan itu berhasil menemukan kembali jiwa dan tujuan keberadaannya, serta kembali mencoba untuk menjadi yang terdepan dalam dunia teknologi. Dengan berinovasi dan menantang Google dalam bidang pencarian melalui kemitraannya dengan OpenAI, Microsoft menunjukkan bahwa perusahaan besar dan mapan masih bisa memunculkan kejutan dan menjadi inovatif dengan berpikir seperti sebuah startup.

Hal ini menunjukkan bahwa transformasi budaya dan strategi yang tepat dapat membawa perubahan besar dan menggerakkan perusahaan ke arah yang lebih baik. Sementara itu, bagi dunia global, kemunculan inovasi baru dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dapat membuka peluang baru dan mendorong kemajuan teknologi yang lebih luas. Namun, tentu saja, inovasi juga harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial dan etika agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.

Daftar Pustaka

Behnam Tabrizi, How Microsoft Became Innovative Again, Harvard Business Review,  2023

           https://hbr.org/2023/02/how-microsoft-became-innovative-again

Microsoft, Becoming an innovative organization Prioritizing innovation to remain competitive, evolve, and thrive despite disruptions, 2023

           https://query.prod.cms.rt.microsoft.com/cms/api/am/binary/RWV4hg

Mick McConnell, How Microsoft quietly climbed back to the top of the tech industry, Fast Company, 2021

           https://www.fastcompany.com/90658782/microsofts-quiet-tech-dominance

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun