Mohon tunggu...
Aditya Fausta
Aditya Fausta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Slow but Surely

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Sosial ForBALI Sebagai Penolakan terhadap Reklamasi Teluk Benoa

3 September 2022   21:56 Diperbarui: 3 September 2022   22:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tokoh-tokoh publik pun banyak yang mendukung gerakan ForBALI ini seperti contohnya Band Superman Is Dead, Iwan Fals, dan Daniel Price. Hal ini semakin menguatkan keberadaan dari ForBALI karena dengan dukungan dari tokoh-tokoh publik tersebut, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap gerakan sosial ForBALI. 

Strategi seperti itu bisa dikatakan sebagai strategi symbolic politics yang mana cukup efektif untuk menyokong gerakan sosial dalam mencapai tujuannya.Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) pun turut mendukung kegiatan penolakan reklamasi ini. 

Dengan adanya dukungan dari WALHI ini, akhirnya gerakan sosial ForBALI menjadi terbantu dalam penyampaian aspirasi karena WALHI terus menyuarakan untuk menghentikan kriminalisasi dan intimidasi terhadap aktivis ForBALI dan masyarakat Bali yang menolak rencana reklamasi tersebut.

Pada akhirnya, gerakan sosial ini tidak hanya terbatas untuk regional Bali saja, melainkan menjadi perjuangan bersama-sama bagi seluruh pecinta lingkungan sebagai upaya pelestarian alam di Teluk Benoa. 

Selaras dengan prinsip dari gerakan sosial, gerakan sosial harus mempunyai massa yang banyak demi tercapainya tujuan. Terlebih lagi, apabila sudah mendapat dukungan dari publik figur bahkan lintas internasional, maka hal tersebut dapat meningkatkan peluang untuk tercapainya tujuan dari gerakan sosial. 

Terlebih, ForBALI  melakukan afiliasi dan kolaborasi bersama dengan Greenpeace yang mana berhasil membuat isu permasalahan Teluk Benoa ini diangkat menjadi isu internasional serta Greenpeace pun memberi desakan kepada Pemerintah Indonesia untuk memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan serta menghormati aturan hukum yang berlaku utamanya mengenai kawasan pesisir dan kawasan konservasi. 

Pihak Greenpeace bertindak sebagai sebuah ENGO yang berfokus terhadap isu lingkungan dan membantu ForBALI dalam melakukan advokasi agar terciptanya kebijakan pemerintah yang pro terhadap lingkungan hidup serta berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan termasuk kawasan konservasi Teluk Benoa tersebut. 

Dukungan-dukungan dari pihak internasional efektif menjadikan permasalahan ini menjadi sorotan internasional dan akhirnya memberikan lebih banyak tekanan terhadap Pemerintah Indonesia.

Komitmen anggota yang tergabung dalam gerakan sosial ForBALI sangat tinggi sehingga gerakan sosial ini bukan hanya sebuah gerakan “musiman” saja melainkan berkelanjutan dan mempunyai visi misi yang jelas dalam setiap agenda kegiatannya. 

Ditambah lagi, ada pula kehadiran Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi yang semakin menambah kekuatan untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Patut diapresiasi kegigihan dari ForBALI bersama unsur-unsur masyarakat yang terus berjuang untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun