Pasca diberlakukannya NKK/BKK, jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap represif pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri dan aktif di Organisasi ekstra kampus seperti: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) atau lebih dikenal dengan kelompok Cipayung. Mereka juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dan pers mahasiswa.
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987-1990 sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus. Saat itu gerakan mahasiswa yang berdemonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan melakukan longmarch ke DPR/DPRD masi dilarang oleh pemerintah Orde Baru.
Gerakan mahasiswa Indonesia 1998, menuntut reformasi dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
Itulah sedikit sejarah mengenai pergerakan mahasiswa dari titik nol sampai dengan sekarang masi melahirkan Aktivis atau orang-orang yang tergolong dalam pergerakan mahasiswa tersebut. Akan tetapi, aktivis sekarang malah menjadi kaki tangan parah penguasa untuk kepentingan mereka.
Siang ini selepas dari ruang kuliah. Saya berdiskusi dengan seorang teman tentang pergerakan mahasiswa yang tadinya sempat menjadi bumerang dalam pikiran . Teman saya adalah salah seorang Aktivis kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.
Dia bercerita mengenai dinamika dan kondisi pergerakan mahasiswa di kampus bertajuk hijau ini. Ada banyak yang ia tuturkan, mulai dari yang heroik sampai paling konyol dan alay.
Cukup banyak cerita yang disampaikan kepada saya di waktu siang itu.Â
Menyampaikan kisa tentang perjuangan mahasiswa dengan pergerakan mereka yang ingin membela rakyat kecil, menegakkan keadilan sesuai dengan amandemen Negara poin ke-4. Sungguh merupakan suatu niatan mulia dan sudah menjadi tugas mahasiswa sebagai agent of change di negeri yang sedang belajar berdemokrasi ini.Â
Sejarah telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa merupakan kekuatan politik yang cukup diperhitungkan di negeri ini. Saya pribadi kagum dan salut dengan keberanian teman-teman yang berjuang dalam pergerakan mahasiswa untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.Â
Dulu, seingat waktu masi berada di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya sangat menyukai Pelajaran Kewarga Negaraan (PKN). Padahal, saya waktu itu mengambil jurusan IPA bukan IPS, tetapi Saya tertarik dengan dunia politik dan sering berdiskusi dengan teman dan kakak kelas yang telah menjadi Siswa paling disegani oleh Bapak dan Ibu guru di kala itu, setelah selesai.
Saya tidak langsung melanjutkan studi, melainkan memilih menjadi pengganguran, selam satu tahun berjalan dengan keadaan seperti itu. Saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta melanjutkan Sekolah Pelayaran di Pertamina Marytim Traning Center (PMTC) Rawamangun, Jakarta Selatan. Dari situ saya baru mengenal namanya Pergerakan Mahasiswa.