Penggunaan teknologi pertanian yang tidak tepat atau pengelolaan tanah yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk yang tidak tepat atau penggunaan pestisida yang berlebihan, dapat mengurangi jumlah dan kualitas bahan organik di dalam tanah.
Untuk meningkatkan jumlah dan kualitas bahan organik di lahan kering, dapat dilakukan pengelolaan tanah yang tepat seperti penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang baik, dan penanaman tanaman penghasil seresah.Â
Selain itu, teknik konservasi tanah seperti penggunaan penutup tanah atau agroforestri juga dapat membantu meningkatkan jumlah bahan organik di dalam tanah pada lahan kering.
Menggunakan tanaman Leguminosa sebagai penutup tanah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan bahan organik pada tanah. Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.Â
Kemampuan memfiksasi nitrogen dari udara oleh leguminosa dapat membantu meningkatkan suplai hara terutama nitrogen bagi tanaman yang disampingnya. Leguminosa dapat ditanam sebagai tanaman penutup lahan mempunyai fungsi untuk konservasi tanah dan air.Â
Percampuran leguminosa dan tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan kering yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu, pertananam campuran dengan tanaman leguminosa dapat menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah. Legum termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji cotyledone.Â
Famili legume dibagi menjadi tiga grup sub famili yaitu mimosaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga reguler. Tanaman kayu dan herba dengan ciri khas bunga berbentuk kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam grup papilionaceae. Legum yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H