Mohon tunggu...
Aditya Agung
Aditya Agung Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Gabut yang sedang belajar menulis

Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA - Ilmu Komunikasi - 20107030093

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Imunisasi pada Anak dan Kenali Jenis-jenis Imunisasi

30 Juni 2021   17:33 Diperbarui: 30 Juni 2021   17:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: alodokter.com

DPT

Vaksin DPT adalah jenis vaksin kombinasi yang digunakan untuk mencegah difteri, batuk rejan dan tetanus Difteri adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan sesak napas, paru-paru basah, gangguan jantung bahkan kematian.

Mirip dengan difteri, batuk rejan atau batuk rejan adalah batuk parah yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, radang paru-paru, bronkitis, kerusakan otak, bahkan kematian. Meskipun tetanus adalah penyakit berbahaya, namun dapat menyebabkan kejang, kekakuan otot, dan bahkan kematian. Vaksin DPT harus diberikan empat kali, yaitu saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Vaksin dapat diberikan kembali sebagai booster pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kemudian vaksinasi lanjutan dapat diberikan pada usia 10 hingga 12 tahun dan pada usia 18 tahun. Efek samping yang terjadi setelah vaksinasi DPT sangat bervariasi, termasuk pembengkakan, nyeri, kekakuan dan infeksi.

Hib

Vaksin Hib diberikan untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe B. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti meningitis (radang selaput otak), pneumonia (paru-paru lembab), septic arthritis (osteoarthritis). ) dan perikarditis (radang paru-paru) (lapisan pelindung jantung). Vaksinasi Hib diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan antara 15 dan 18 bulan. Seperti vaksin lainnya, vaksin Hib dapat menyebabkan efek samping seperti demam di atas 39 derajat Celcius, diare dan penurunan nafsu makan.

Campak

Campak adalah infeksi virus pada anak yang ditandai dengan berbagai gejala, antara lain demam, pilek, batuk kering, ruam, dan infeksi mata. Vaksin campak diberikan saat anak berusia 9 bulan. 18 bulan. Namun, jika anak telah menerima vaksin MMR, vaksinasi campak kedua tidak diperlukan.

MMR

Vaksin MMR adalah vaksin kombinasi untuk pencegahan penyakit campak, gondongan dan rubella (campak Jerman). Ketiga kondisi tersebut merupakan infeksi serius yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti meningitis, ensefalitis, dan gangguan pendengaran (tuli).

Vaksin MMR diberikan kepada anak pada usia 15 bulan dan diberikan lagi sebagai booster pada usia 5 tahun.Vaksinasi MMR dilakukan minimal 6 bulan setelah vaksinasi campak, tetapi jika anak belum menerima vaksinasi campak pada usia 12 bulan, vaksinasi MMR dapat diberikan.

Vaksinasi MMR dapat menyebabkan demam di atas 39 C. Efek samping lain yang dapat terjadi adalah reaksi alergi seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas atau menelan, dan pembengkakan pada wajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun