Usia 18-24 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan campak/MR
Kelas 1 SD/sederajat: 1 dosis campak dan DT
Kelas 2 dan 5 SD/sederajat: 1 dosis Td
Mengenai cakupan vaksinasi, data dari Kementerian Kesehatan, sekitar Indonesia menerima vaksinasi dasar di 2017. Angka tersebut masih sedikit di bawah target renstra 2017 yaitu 92%. Sembilan belas dari 34 provinsi di Indonesia juga gagal memenuhi tujuan rencana strategis. Papua dan Kalimantan Utara menempati peringkat terendah dengan kinerja di bawah 70%.
Berdasarkan data tersebut juga diketahui bahwa hampir 9% atau lebih dari 400.000 anak di Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Dalam hal perlindungan vaksinasi lanjutan, persentase anak usia 12-24 bulan yang menerima vaksin DPTHBHiB pada tahun 2017 mencapai sekitar 63 persen. Ini melebihi target strategis 2017 sebesar 45 persen. Sementara itu, proporsi anak yang mendapat vaksin campak/MRI pada tahun 2017 naik menjadi 62 persen, angka yang masih jauh dari target 92 persen dari rencana strategis tahun 2017.
Selain jenis vaksin di atas Vaksin COVID19 juga sedang dikembangkan dan dipelajari. Perlu dicatat bahwa vaksinasi tidak menawarkan perlindungan 100% untuk anak-anak.
.anak yang sudah divaksinasi masih bisa terkena penyakit, tetapi kemungkinannya jauh lebih rendah, hanya 5- 15 persen
Efek samping vaksinasi
Vaksinasi dapat disertai dengan efek samping atau kejadian pasca-imunisasi (KIPI), termasuk demam ringan hingga tinggi, nyeri dan pembengkakan di tempat suntikan, dan iritabilitas ringan.
Jika anak Anda mengalami KIPI seperti di atas, Anda dapat memberikan kompres hangat dan antipiretik setiap 4 jam. Cukup memakai pakaian ringan tanpa menutupi diri. Juga beri dia ASI lebih sering, bersama dengan nutrisi tambahan dari buah-buahan. dan susu nabati Jika kondisi tidak membaik, segera konsultasikan ke dokter.
Selain reaksi yang disebutkan di atas, beberapa vaksin dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah termasuk kejang. Namun, efek samping ini relatif jarang terjadi. Penting untuk diingat bahwa manfaat vaksinasi pada anak-anak lebih besar daripada kemungkinan efek sampingnya.
Penting untuk memberi tahu dokter jika anak pernah mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin untuk menghindari reaksi berbahaya yang dapat disebabkan oleh pemberian vaksin berulang kali.15 persen, yang bukan berarti vaksinasi gagal, tetapi karena perlindungan vaksinasi sekitar 80-95 persen.