Pertama, mengembalikan tatanan etika yang sesuai dengan nilai dan norma sosial dari kearifan lokal bangsa Indonesia. Kedua, berusaha untuk tidak mementingkan ego pribadi, kelompok atau golongan. Ketiga, bersatu memperjuangkan nilai bersama, yaitu bersatu hanya karena satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Keempat, memperbaiki kualitas demokrasi dengan meningkatkan kedewasaan cara berfikir dalam menghadapi persoalan. Seringkali dalam menghadapi persoalan, kita banyak menggunakan sentimenitalitas yang tinggi dibanding kemampuan kedewasaan dalam cara berfikir.
Selalu ada harapan yang harus diperjuangkan dalam menemukan apa yang bukan menjadi wajah kita. Kebencian dan permusuhan yang dipelihara dalam media bukanlah menjadi wajah bangsa Indonesia yang sebenarnya, karena Indonesia diwariskan dengan apa yang disebut kearifan lokal sebuah gagasan yang mementingkan persatuan dan kesatuan.
Satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air itulah yang menjadi kekuatan bangsa bersama dalam mengembalikan ukuran kebersamaan. Toleransi tersebut yang dipupuk untuk meniadakan rasa kebencian di antara kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H