Mohon tunggu...
Aditya Putri Sholikhat
Aditya Putri Sholikhat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuju Rumah: Belajar dalam Perjalanan

10 Januari 2024   19:44 Diperbarui: 10 Januari 2024   22:31 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'istirahat ada, ya, di pom bensin sama di kiliran joa biasanya. Tetapi untuk makan tidak'.

'wow. Kuat ya mbak'

'hehe'

Begitulah kira-kira pertanyaan saya pada waktu itu. Dan pada saat pertama kali mencoba. Berangkat dari rumah pagi sekitar jam 07.00 WIB. Diperjalanan rasanya deg-degan bangeeeet. Pas udah di Sitinjau, di tanjakan yang palin tinggi itu, saya harus benar-benar mengatur gigi pada motor saya. Dann... pada saat di atas motor saya hampir nggak bisa jalan. 

Digas pentok' tetapi motor jalannya sangat lambat. Untungnya, pada saat itu, karena masih pagi jalanan tidak ramai. Takut, khawatir, resah, dan gelisah, itulah yang saya rasakan. Namun, setelah ditakutkan dengan sensasi di Sitinjau Lauik rasa tersebut terbayarkan saat sampai di atas, di Solok tepatnya di daerah Gunung Talang. 

Di sana tempatnya begitu indah, desa asri, ada tanaman sayur-sayuran, kemudian terlihat bukit-bukit, ditambah dengan suasana dingin Solok, membuat hati tenang ketika melewatinya. Timbul rasa speechless 'ternyata ada daerah yang seperti ini di Sumatera Barat ini'.

Dalam perjalanan selama kurang lebih 6 jam, saya dan kakak senior saya, kami berhenti sebanyak dua kali, pertama untuk mengisi bensin. Biasanya kami mengisi bensin di Sijunjung dan istirahat sebentar. 

Lalu lanjut lagi, dan istirahat di Kiliran Jao. Oh iya, adapun bensin yang kami habiskan adalah sebanyak 2 kali full-teng. Dari awal berangkat itu Full, kemudian di Jalan mengisi lagi satu kali. Dan seperti yang telah saya tanyakan pada senior di atas. Kamu benar-benar tidak berhenti untuk makan.

Dan satu hal lagi yang menjadi pengetahuan baru ketika perjalanan tersebut yaitu, ternyata daerah yang paling jauh atau yang paling panjang di lewati dari Padang Ke Dharmasraya adalah daerah Sijunjung. Sampai satu jam perjalanan masih belum habis Sijunjung, dan jalanan yang paling dikit atau paling pendek kami lewati adalah jalanan daerah Sawahlunto. 

Adapun selama diperjalanan, tentu tidak hanya saya dan senior saya tersebut. Kamu bertemu banyak orang, banyak juga mahasiswa yang pulang ke kampungnya dengan menggunakan sepeda motor. Ada juga yang pergi ke Padang dengan menggunakan sepeda motor. Bahkan, tak jarang ada sekumpulan anak-anak motor yang lewat.

Sedikit cerita, pada saat pertama kali pulang ke kampung tersebut, kami sempat salah jalan ketika di Solok. Di lampu merah pertanayang seharusnya kami masih lurus, tetapi kamu malah belom kanan. Awalnya kami ragu, tetapi kemudian kami tetap lanjut. Di tengah perjalanan kami memutuskan untuk mencari di google map, dan akhirnya sadar bahwa salah jalan, kami pun kembali ke lampu merah dan belok kanan, sesuai jalan awal. Bahkan, di jalan tersebut saya sempat 'menyerempet' motor orang lain, tapi alhamdulillah-nya masih aman. Namun, dengan adanya nyasar tersebut, menjadi pembelajaran buat kami sehingga kami tidak salah jalan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun