Mohon tunggu...
Aditya Rachman
Aditya Rachman Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

Curriculum Development

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perilaku FOMO dan JOMO Terhadap Aplikasi Threads?

8 Juli 2023   14:52 Diperbarui: 8 Juli 2023   15:05 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi Threads dari Meta Corp. Mark Zuckerberg (https://www.suaramerdeka.com/teknologi/04939677) 

Budaya FOMO (Fear of Missing Out) dari aplikasi Threads yang merupakan afiliasi atau kepanjangan tangan dari aplikasi Instagram yang sudah populer lebih dulu menjadi populer akhir-akhir ini. Aplikasi sosial media yang diluncurkan pada 5 Juli 2023 lalu menjadi sangat menjamur sampai pada saat hari peluncurannya, dilansir dari Wikipedia sebanyak 50 juta pengguna terdaftar. 

Hal ini menunjukan bahwa peluncuran pada momen yang tepat aplikasi Threads ini dan niatan yang serius bagi tim R & D dari perusahan induk Meta Platforms yang mana Mark Zuckerberg pendiri Facebook sebagai CEO nya. Hal ini merupakan momentum kebangkitan Mark setelah berinfestasi besar kepada metaverse, namun belum memiliki impact yang terasa dan tidak semua kalangan bisa mengaksesnya. 

Lewat threads ini serasa menyaingi Elon Musk sebagai CEO twitter, pasalnya, aplikasi Threads ini mirip seperti Twitter. Bagaimana tidak, dari tampilan dan fungsinya pun sama, seperti pengguna akun Threads bisa memposting teks, gambar dan video, repost, membalas postingan orang lain, hingga menyukai postingan. Sama seperti pendahulunya sosial media yang booming pada masanya yaitu Facebook dan Instagram dimana ketika peluncuran perdana nya, banyak sekali anak muda yang merasa tidak ingin ketinggalan zaman atau ingin selalu up to date dalam perkembangan sosial media. Hal ini jelas merupakan suatu fenomena yang dinamakan FOMO, apa itu FOMO ? FOMO itu merupakan suatu akronim dari suatu istilah Fear Of Missing Out, yaitu suatu fenomena dimana seseorang sangat takut dalam ketinggalan zaman terhadap suatu hal yang bahasa populernya adalah takut ketinggalan zaman.

Dalam pergaulan digital dalam sosial media pada era 21 abad ini, sosial media bukan hanya media untuk bersosialisasi saja, akan tetapi juga sebagai life-style atau gaya hidup atau media dimana meningkatkan prestige atau eksistensi diri. Berbagai disiplin ilmu memiliki pandangannya tersendiri dari suatu aplikasi yang booming ini. 

Dari segi teknologi tentunya ini merupakan suatu kompetisi dan pengembangan dari perusahaan meta sendiri, yang mana para tim research and development (R & D) pandai dan jeli dalam melihat peluang dalam pengembangan dan melihat kondisi sosial trend global yang sedang berkembang. 

Dari segi sosialnya jelas bahwa fenomena sosial ini akan berkembang dan meningkatkan kompetisi dalam bidang sosial dunia maya seperti pesaingnya yang merajai sementara yaitu Twitter. Dan dari segi bidang psikologi jelas hal ini akan menyangkut pada fenomena FOMO ini. 

Lawan dari FOMO adalah JOMO, JOMO adalah Joy Of Missing Out, hal ini merupakan keadaan seseorang yang merasa tenang saja dan nyaman dalam menggunakan suatu hal atau media yang lama dari pada hal yang baru, karena mereka berasumsi bahwa tidak ingin ikut-ikutan trend kebanyakan.

 Hal ini merupakan suatu fenomena gaya hidup yang berkenaan juga dengan bidang psikologi dan sosial terhadap suatu persepsi dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia maya. Dalam bidang Ekonomi, hal ini jelas merupakan suatu peluang baru dan inovasi dalam hal e-commerce atau entrepreneur digital. 

Lewat Threads ini seseorang bisa memanfaatkan untuk menjual produk-produknya secara luas, bukan tidak mungkin nanti akan ada aplikasi Threads khusus untu Business dimana aplikasi ini khusus untuk berjualan kedepanya. Kemudian seperti dilansir dalam BBC  menurut Justin Patterson selaku analis riset ekuitas di KeyBanc Capital Markets, iklan Threads dapat menambahkan 1% hingga 5% ke keseluruhan pendapatan Meta sehingga menghasilkan lebih dari US$6 miliar (Rp90 triliun) dalam skenario yang paling optimistis.

Aplikasi Threads terhubung ke Instagram (https://www.liputan6.com/global/read/5337771/)
Aplikasi Threads terhubung ke Instagram (https://www.liputan6.com/global/read/5337771/)

Dua fenomena yang berlaku dalam di masyarakat ini memliki keunggulan dan kekuarangannya masing-masing, namun hal ini dikembalikan kepada pribadi masing-masing. Sebagai seorang yang FOMO tentunya hal ini bisa mendukung dalam keterampilan dalam literasi digital ataupun bidang teknologi digital pada umumnya. 

Seorang FOMO akan terus belajar dan penasaran bagaimana menggunakan sosial media yang baru, teknologi yang baru, sehingga akan dapat melihat peluang yang memudahkan hidup, sebagai contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita biasa mengukur panjang dan lebar menggunakan penggaris atau meteran, namun bagi yang memiliki smart phone Iphone dari apple terbaru bisa mengukur sesuatu dengan kamera Iphone tersebut, tentunya hal ini dapat mempermudah kebutuhan. Namun sebagai seorang FOMO terkadang terlalu khawatir dan takut akan di labeli orang lain dengan ketinggalan zaman, hal ini hanya menyebabkan tren ikut-ikutan saja, sehingga esensinya atau tujuan nya tidak ada dan kurang manfaatnya.

(freepik.com/free-vector/fomo-vs-jomo-illustration-concept)
(freepik.com/free-vector/fomo-vs-jomo-illustration-concept)

 Tren FOMO juga cenderung konsumtif terhadap barang dan sesuatu hal, sehingga cenderung membutuhkan biaya yang lumayan besar hanya untuk meraih eksistensi atau prestise. Sekarang bagaimana dengan JOMO, hal ini juga memiliki sisi positif seperti seseorang yang JOMO cenderung mempunyai prinsip dan tidak ikut-ikutan, sehingga seseorang itu bisa membedakan mana hal yang benar-benar dibutuhkan, mana yang tidak sehingga dari segi demands atau permintaan tidak terlalu besar dalam biaya, dan terhindar dari prilaku konsumtif. 

Namun, sisi negatif dari JOMO ini adalah seseorang tersebut cenderung nyaman dengan suatu hal dan tidak terlalu mementingkan dengan perkembangan teknologi atau sosial media yang terbaru, seseorang itu akan cenderung lebih nyaman dengan suatu hal baik teknologi atau sosial media yang telah lama digunakan, maka dari itu banyak public figur atau tokoh yang misalkan tidak mempunyai akun instagram, twitter, atau facebook. Biasanya orang tersebut lebih cenderung nyaman dalam pola komunikasi yang konvensional seperti berbicara atau diskusi langsung.

Kemudian hal ini juga terkait masa atau seperti mesin waktu, sebagai contoh sosial media seperti facebook sebagai contohnya, banyak hal seperti status yang kita buat ketika di masa lalu, kemudian kita baca lagi pada masa sekarang, maka akan berbagai kemungkinan, pengguna akan merasa nostalgia apabila melihat kenangan, namun kadang akan malu dan terasa lucu menertawakan diri sendiri ketika melihat status facebook yang dibuat pada masa lalu. Pada akhirnya, tren gaya hidup baik FOMO atau JOMO dikembalikan kepada pribadi masing-masing, selaku orang dewasa tentunya bisa memlilih dan memilah apa yang dibutuhkan dan mempunyai nilai atau Value manfaat kepada orang lain dan dapat membantu orang banyak.

Referensi:
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-66140728 

https://id.wikipedia.org/wiki/Threads_(aplikasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun