Cengkeraman teknologi gadget terhadap anak menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan di era digital saat ini. Anak-anak, sejak usia dini, sering kali terpapar pada layar gadget seperti tablet, ponsel pintar, dan komputer. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif, baik dari segi kesehatan fisik maupun perkembangan sosial dan emosional anak.
Salah satu contoh nyata adalah banyaknya anak yang mengalami gangguan tidur akibat penggunaan gadget sebelum tidur. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu ritme sirkadian, membuat anak sulit tidur atau tidur tidak nyenyak. Selain itu, terlalu lama duduk atau berbaring sambil menggunakan gadget dapat menyebabkan masalah postur dan nyeri leher atau punggung.
Seorang anak lebih suka bermain game di tablet daripada bermain di taman bersama teman-temannya yang bisa menghilangkan kesempatannya untuk mengembangkan keterampilan sosial penting, seperti berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik.
Cengkeraman yang kuat ini tidak terlepas dari bisnis teknologi yang ada di belakangnya. Bisnis di belakang teknologi telah mengeksploitasi semua potensi pasar untuk diperhitungkan sebagai sebuah keuntungan. Keuntungan yang akan terus berusaha dilipatgandakan , demi sebuah kekuasaan dan kelanggengan sebuah bisnis.
Mereka mengerahkan segala kemampuan untuk mengembangkan kekuatan Riset dan Development agar dapat menghasilkan karya teknologi yang makin menarik pasar seluas mungkin. Menjangkau segala lapisan umur , tak terkecuali pasar anak-anak. Pasar yang sangat besar .
Dan output dari R&D perusahan-perusahaan teknologi benar benar terbukti ampuh dengan , makin kuatnya cengkeraman teknologi khususnya gadget terhadap kehidupan anak. Bahkan anak- anak balita pun sudah , dalam cengkeraman kuat teknologi dalam gadget. Betapa gadget telah menjadi teman akrab anak anak , bahkan sejak bangun tidur hingga mau tidur lagi. Menepikan orang tua yang hanya memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak anaknya mereka ala kadarnya. Karena tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga yang harus dipeunhi. Sehngga waktu bersama anak kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Andai tidak antisipasi maka anak anak , akan tumbuh dalam asuhan teknologi . Bukan dalam asuhan kasih sayang penuh kedua orang taunya. Betapa bahaya nya hal tersebut, karena hal- hal yang bersifat social dan juga nilai nilai kehidupan akan bisa hilang digantikan hal-hal yang serba algoritmis. Harus ada usaha serius untuk mengatasi hal ini . Teknologi memang ibarat pedang bermata dua. Kalau digunakan dengan tepat sesuai kegunaan maka akan menghasilkan manfaat. Sebaliknya bila salah menggunakan bisa berbahaya, dan membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Di kehidupan nyata banyak orang tua yang akhirnya tunduk dan menyerah kalah kepada dominasi gadget dalam kehidupan sehari hari anaknya. Para orang tua , yang sudah terlalu sibuk dengan tanggung jawab ekonomi keluarga , bahkan dengan sengaja menjadikan gadget sebagai senjata untuk menghibur anaknya yang merengek minta sesuatu. Ada juga yang menjadikan HP sebagai teman bermain anak, Ketika orang tua sedang sibuk melakukan kegiatan hobi atau kesenangannya seperti nonton sinetron favoritnya.
Ternyata gadget mampu menjawab keinginan tahu dari anak anak. Bahkan lebih cepat dari pada orang tuanya. Bahkan HP tersebut mampu memberikan semua hal yang disukai anak-anak dan tanpa batas. Beda dengan yang mereke dapatkan dari kedua orang tua. Akhirnya anak makin larut dalam kesenangan yang tidak pernah dia dapatkan dari kedua orang tuanya.
Melonggarkan Cengkeraman Teknologi Gadget Terhadap Anak
Melepaskan anak dari cengkeraman gadget menjadi tantangan yang semakin mendesak di era digital ini. Orang tua seringkali harus menghadapi situasi di mana anak-anak terikat erat dengan layar, baik itu untuk bermain game, menonton video, atau bersosialisasi secara daring. Untuk melepaskan mereka dari kebiasaan ini, penting bagi orang tua untuk mengambil langkah-langkah proaktif dan berkomitmen.