Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gerbong Neraka Kereta Jatinegara-Solo Mei 1998 (Part 1)

23 Mei 2024   10:02 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:33 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perusahaan Diliburkan.

13 Mei 1998. Di sebuah perusahaan di kawasan industri di Cikarang, Bekasi. Seperti hari hari biasanya, suara mesin mesin menghiasi ruangan kantor produksi . Sesekali suara terdengar lebih keras ketika pintu kantor dibuka. Kemudian mengecil lagi ketika pintu itu kembali tertutup. Suara mesin printer kertas kontinues di kantor sesekali terdengar menyela di antara suara deru mesin produksi . Beberapa kali suara dering panggilan telepon menyeruak. Disusul suara langkah kaki bergegas menghampiri meja tempat suara telepon itu berasal.

Jam 13,30 suara rutinitas itu sontak berubah. Disusul suara suara karyawan sibuk bergerak ke halaman depan kantor perusahaan. Anto, salah satu karyawan perusahaan tersebut, tampak ikut bergegas, setelah merapikan pekerjaannya. Karyawan berbaris rapi sesuai bagiannya masing masing . Karyawan--karyawan bertanya tanya dalam hati ada apa gerangan mereka dikumpulkan mendadak. Sejurus kemudian Pimpinan perusahaan didampingi top menejemen muncul dan berdiri tepat di depan kantor , memberikan informasi terkini yang tengah terjadi di ibukota, Jakarta.

"Di Jakarta kondisi saat ini sudah tidak kondusif lagi. Terjadi aksi perusakan bangunan dan pembakaran kendaraan di beberapa kawasan. Aksi anarkhis dari kelompok masa ini , disulut timbulnya korban mahasiswa di Universitas Trisakti. Dan dikhawatirkan kerusuhan akan meluas".

Pimpinn perusahaan melanjutkan lagi, "Melihat perkembangan kondisi tersebut, Perusahaan mengambil kebijakan untuk meliburkan karyawan selama sepuluh hari . Dan nanti akan diupdate sesuai dengan kondisi terkini. Karyawan dipersilakan pulang . Perusahaan akan ditutup , hingga kondisi kembali kondusif kembali ".

Perjalanan Pulang dari Perusahaan ke Kontrakan

Di jalan kawasan industri di depan perusahaan bus-bus armada jemputan sudah bersiap. Karyawan bergegas menuju bus yang akan mengantar ke tempat tinggalnya masing-masing karyawan.

Anto merasa beruntung , tinggal di perumahan mess perusahaan yang tidak jauh dari perusahaan. Sekitar lima belas menit biasanya sudah sampai ke mess. Lebih beruntungnya lagi, mess perusahaan karyawan tersebut, berada di kawasan perumahan elit dari Group Lippo yang keamanannya cukup terjaga. Security berlapis , menjaga kawasan tersebut. Dari pintu utama kota mandiri di Timur Jakarta tersebut hingga masuk ke komplek perumahannya security selalu berjaga di depan gerbang gerbang masuk. Di waktu waktu tertentu juga dilibatkan dari Angkatan bersenjata.

Sementara itu , karyawan yang tinggal di daerah daerah kota Bekasi hingga Jakarta, mulai was was dan tidak nyaman selama di perjalanan. Mereka berharap kerusuhan belum meluas ke Bekasi. Ternyata kerusuhan sudah meluas dan menjalar sangat cepat. Dan jalan jalan menuju ke Jakarta , sudah mulai kacau. Mobil mobil tidak bisa lagi mengarah ke Jakarta. Jalan tol arah Jakarta sudah ditutup. Sehingga kendaraan yang tetap menuju Jakarta harus lewat jalan arteri. Dan mereka mulai terhambat perjalanannya karena kerusuhan sudah masuk Bekasi. Di kanan kiri jalan di pusat pusat pertokoan dan supermarket, terjadi penjarahan, pengrusakan dan pembakaran. Melihat kondisi itu, bus jemputan memutuskan untuk menghentikan perjalanan karena beresiko Sehingga karyawan yang ikut bus jemputan ke arah Jakarta harus turun dari bus jemputan. Mereka harus naik angkot atau ojek menuju tempat tinggalnya masing-masing dengan perasaan khawatir dan takut. Ada juga yang memilih berjalan kaki, meski harus ditempuh hitungan jam.

Sementara itu kerusuhan yang di Jakarta semakin meluas dan masa mulai beringas. Massa mulai membakar kendaraan di jalan. Massa yang marah juga merusak bangunan. Dan mereka mulai menjarah toko toko dan supermarket. Massa mengambil apa saja yang ada di supermarket atau mall yang dianggap berharga. Toko toko dipinggir jalan milik non pribumi habis diserbu dan dijarah massa. Banyak toko toko yang dijarah kemudian dibakar.

Dalam perjalanan pulang yang rusuh , ternyata ada teman kerja Anto , bukannya cepat cepat pulang ke rumah justru ikut ikutan bersama massa yang menjarah. Mengambil apa saja yang bisa dibawa. Teman Anto ini memang sudah dikenal biang okem di pabrik. Ada saja kelakuan isengnya yang bertujuan mencari keuntungan sendiri. Sampai sampai bikin kabar duka orang tua teman meninggal untuk mendapatkan uang sumbangan. Demi memenuhi hobinya yang menikmati kopi hitam sambil merokok.

Persiapan Pulang Kampung

"Kita harus pulang,. untuk apa disini. Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kondisi perkampungan di sekitar komplek perumahan juga tidak aman. Di kampung halaman kondisi lebih tenang. Bisa melakukan sesuatu yang berguna." kata Anto kepada teman temannya.

Anto bersama keempat teman serumahnya di mess perusahaan segera mengatur hari untuk pulang kampung di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Keempat teman Anto , bekerja di Perusahaan yang berbeda, namun masih satu group. Satu menejemen. Dan group perusahaan tersebut mengambil kebijakan yang sama.

Mereka pun berunding. Dari mana harus berangkat. Dan harus menggunakan mode transportasi apa. Setelah berdiskusi menghitung untung ruginya , mereka berlima memutuskan naik kereta api. Mode transportasi yang masih beroperasi dan juga lebih cepat. Karena perusahaan oto bus sudah menghindari masuk ke daerah Jakarta. Terlalu beresiko. Bisa jadi korban pembakaran massa.

Sore harinya kabar kerusuhan makin meluas lagi. Gak hanya terjadi di Jakarta , namun juga sudah mulai merembet ke kota kota lain di sekitarnya. Aksi bakar bakaran dan penjarahan menghias berita berita di televisi .

Ketika mereka, pergi ke ATM untuk mengambil uang untuk bekal pulang kampung, kekhawatiran mulai terasa di daerah Lippo Cikarang juga. Ini terlihat dari terjadinya antrian panjang orang untuk ambil uang di ATM. Mereka yang belum lama mengenal tarik ATM uang di ATM , sampai terlihat gugup karena orang orang dalam antrian itu terlihat mau cepat cepat dan tidak sabar. Takut stock uang di dalam ATM habis. Kalau ada yang lama di dalam ATM , maka suara suara supaya cepat cepat terdengar dari luar. Anto belum menyadari apa yang dilihatnya itu, adalah penarikan uang besar besaran oleh para nasabah. Bank Rush.

Menjelang Maghrib kabar kabar kerusuhan di bekasi sudah makin santer terdengar . Tempat belanja dan mall dijarah massa dan dibakar. Supermarket di terminal Cikarang, yang tak jauh dari Mall Lippo Cikarang tak luput menjadi jarahan massa. Dan terjadi pembakaran. Katanya massa bahkan sudah bergerak menuju kawasan kota industri elit di Cikarang tersebut. Sebelum kerusuhan makin mendekat ke pusat kota Lippo Cikarang, semua fasilitas publik telah diamankan oleh security kawasan yang juga diperkuat aparat TNI . Karena kawasan elit akan menjadi tujuan penjarahan massa. Karena disitulah jurang perbedaan kelas ekonomi terlihat dengan jelas.

Pada malam harinya bahkan santer terdengar adanya gerakan masa menuju ke pusat kota mandiri di Lippo Cikarang. Setelah penjarahan di supermarket di dekat terminal Cikarang, massa mengincar pusat kota Lippo yang penuh dengan fasilitas yang maju dan mewah di banding daerah lain di Cikarang Bekasi. Warga perumahan di dalam komplek Lippo diperintahkan untuk berjaga -jaga dan siaga mengantispiasi kalau ada gerakan massa mau masuk.

Perumahan mess perusahaan Anto , kebetulan berada di sisi terluar dari komplek Lippo yang berbatasan langsung dengan perkampungan. Ini perumahan baru, penghuninya belum banyak. Dan perusahaan Anto mengambil 10 unit rumah untuk mess karyawan. Pemisah perumahan di tiga sisinya masih berupa lahan kosong yang luas ditumbuhi alang alang dan di sisi timur dengan perkampungan. Perumahan dan kampung sekitarnya hanya dibatasi tembok yang tidak tinggi bahkan ada jalan tembus , yang selama ini digunakan anak anak di mess untuk berbelanja atau mencari warteg untuk makan. Untungnya kampung terdekat itu berjarak sekitar 200 meter dari rumah terluar dan berada di dataran yang agak tinggi sekitar 20 meteran , yang membuat penghuni mess ketika makan di warteg di kampung itu, begitu turun ke mess perut sudah kembali lapar. Security kawasan Lippo terlihat rutin berkeliling memastikan para penghuni perumahan tetap aman. Para penghuni mess perusahaan juga ikut begadang untuk membantu menjaga keamanan.

Sementara , pengembang kota Lippo berusaha mengantisipasi adanya gerakan massa agar tidak masuk ke komplek pusat kota, Di pintu utama jalur menuju pusat kota, mobil TNI berbaris membentuk barikade. Sementara pasukan TNI dan security kawasan bersiaga penuh di pintu pintu masuk ke pusat Lippo Cikarang. Bahkan di pintu masuk utama dibuat gundukan tanah liat dan mobil TNI berjajar di dekat gundukan tanah tersebut sebagai langkah antisipasi jika massa masuk agar mudah untuk ditahan.

Neraka Perjalanan  Pulang Kampung

Malam penuh ketegangan telah berlalu. Kondisi di sekitar komplek Lippo dan perumahan mess perusahaan terlihat mulai tenang. Para penghuni sudah beraktifitas seperti biasa di rumah. Hari berikutnya sesuai rencana , Anto dan keempat rekannya , bersiap pulang kampung. Pagi pagi , setelah semua siap, mereka berlima bergegas ke jalan yang biasa dilewati jalur mobil minibus shuttle yang mengantar para penghuni perumahan ke pusat kota Lippo . Di komplek perumahan elit itu memang disediakan sarana shuttle bus sebagai sarana transportasi penghuni perumahan menuju tempat tempat di pusat keramaian dan fasilitas di komplek kota mandiri ini. Setiap setengah jam sekali mobil shuttle berputar melayani para penghuninya.

Setelah menunggu sekitar 5 menit , suttle bus yang ditunggu tunggu pun tiba . Mereka berlima naik mobil warna putih yang jarang terisi penuh itu. Karena kebanyakan penghuni perumahan itu memang orang orang kaya yang memiliki mobil di garasinya. Kecuali para karyawan penghuni mess itu. Setelah seperempat jam, berputar di dalam kawasan akhirnya sampailah mereka di halte terluar pusat kota Mandiri LIppo Cikarang yang berada di sisi utara jalan utama yang sekaligus menjadi titik penghubung dengan tempat dan kota lain . Halte itulah yang menghubungkan ke pusat kota bekasi dan jalur jalur yang menuju Bogor , Karawang dan Jakarta.

Mereka turun, di halte , dan melihat "gunung" tanah liat masih terhampar di pintu utama jalan masuk ke pusat kota Lippo. Sekelompok tentara dan security terlihat masih berjaga jaga. Suasana yang tadi masih tenang, mulai terasa tercium suasana tegang. Tak berapa lama sebuah angkot berwarna orange , menghampiri dan sang sopir menawarkan tujuan ke Cikarang. Anto dan keempat temannya segera menaiki angkot tersebut , Angkot itu pun segera meluncur ke arah Cikarang. Suasana tegang makin terasa makin kuat ketika mobil angkot yang mereka naiki itu mendekati terminal Cikarang.

Begitu turun dari angkot di terminal Cikarang, suasana tegang langsung terlihat jelas. Di sebelah utara terminal Pusat perbelanjaan besar masih terlihat mengeluarkan asap, bekas bekas kebakaran beberapa hari sebelumnya. Pasar tradisonal di bawahnya habis terbakar. Aparat TNI masih terlihat berjaga di beberapa titik untuk mencegah adanya penjarahan.

Anto dan keempat temannya segera berjalan ke deretan angkot yang jalurnya melewati depan Stasiun kereta api Cikarang. Teriakan suara orang menawarkan nama trayek angkot angkot , terdengar meninggi dari biasa. Suasana tergesa gesa terlihat dari langkah langkah kaki yang lebih cepat. Sesekali suara tarikan nafas memburu terdengar .Mobil --mobil angkot antar kota terlihat tidak parkir tidak serapi biasanya. Dan lama waktu tunggu angkot angkot berjalan seperti berputar lebih cepat. Semua memburu . Semua ingin lebih cepat. Secepat detak jantung Anto yang juga makin berdegup kencang.

Anto dan kempat temannya menuju ke salah satu angkot yang parkir berjajar di tepi jalan dekat Terminal menunggu giliran narik penumpang. Setelah melihat-lihat lebih dekat, teman Gotri yang berjalan paling depan tidak jadi menaiki mobil yang tadi mau dinaiki. Diikuti ketiga teman yang lain. Anto yang paling belakang melangkah mengikuti. Dan ternyata sang calo angkot tadi marah, karena penumpang tidak jadi naik . Tangan calo itu dengan paksa menarik tas Anto dan dengan marah berusaha memukul dengan tangannya. Merasa ada yang menarik tas, Anto reflek mengibaskan tangannya. " Praaak " . Dua tangan itupun beradu di udara .Si calo angkot mengayunkan tangannya lagi. Anto sudah bersiap untuk menangkis. Tiba-tiba " Doooor. Door. Dooor". Suara tembakan terdengar di udara.

Suara letupan senjata api aparat memecah suara kesibukan di pangkalan angkot di dekat Terminal Cikarang tersebut. Tak berapa lama puluhan orang terlihat lari berhamburan dari arah pusat belanja terbesar di Cikarang yang habis terbakar. Ternyata itu suara tembakan dari aparat yang berusaha mengusir para penjarah yang masih berusaha mengambil barang --barang di pusat belanja tersebut . Asap terlihat dari pusat belanja itu. Dari dua hari sebelumnya pusat belanja sudah menjadi sasaran amuk masa. Orang orang di sekitar berusaha mengambil barang barang di dalamnya ketika kerusuhan tengah berlangsung , meski dengan resiko terbakar. Bahkan juga bisa terkena tembakan aparat yang menjaga fasilitas publik dari amukan dan pejarahan massa.

Mendengar suara letupan senjata tersebut , Anto dan keempat rekannya bergegas ikut lari menuju ke arah stasiun Cikarang. Rencana mau naik angkot diurungkan, suasana di terminal dan pasar lama menjadi riuh dan tegang. Banyak orang yang berlarian menuju ke stasiun yang tak berapa besar itu. Dan stasiun itupun dipadatin orang yang mencari jalan untuk keluar dari Cikarang menuju ke arah Timur, Karawang atau Cikampek. Namun ada juga yang justru menuju ke stasiun Jatinegara di Jakarta.

Berebut Tempat Duduk di Kereta

Anto dan keempat rekannya berdiskusi sebentar melihat kondisi yang penuh calon penumpang di Stasiun Cikarang. Sesuai rencana awal mereka tetap akan memilih kereta ke arah Jawa Tengah. Sebisa mungkin jangan masuk ke Ibu kota Jakarta, karena kondisi masih chaos di mana mana. Beresiko jika masuk ke Jakarta. Pasti tidak aman. Ternyata kereta jarak jauh ke arah Timur tidak ada yang berangkat dari Cikarang. Opsi yang ada dari informasi orang orang di stasiun , harus ke Jakarta, tepatnya stasiun Jatinegara. Kereta ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur , berangkat dari sana.

Anto dan rekannya yang tak memiliki pilihan lain , akhirnya sepakat beli ticket kereta yang menuju Jatinegara . Dengan naik kereta jabodetabek. Setelah berjuang susah payah mendapatkan ticket , mereka pun langsung menyerbu ketika kereta Cikampek Jakarta, masuk stasiun Cikarang. Penumpang tidak begitu penuh, meski mereka berlima juga tidak mendapatlan tempat duduk. Dengan perasaan hati yang kurang tenang mereka, melakukan perjalanan kereta dari Cikarang ke Jatinegara.

Apa yang mereka khawatirkan , benar-benar terjadi di sepanjang perjalanan. Sisa- sisa kebakaran ruko atau toko terlihat di kanan kiri. Suasana tambah, menegangkan ketika sesekali terdengar suara tembakan aparat untuk mengusir masa yang mau merusak dan menjarah . Tak jarang juga terlihat aparat berkejar-kejaran dengan orang orang yang tetap berusaha menjarah toko atau supermarket.

Semua Ingin Pulang Kampung

Sekitar 50 menit kemudian, kereta itupun memasuki stasiun Jatinegara. Anto dan keempat rekannya turun. Jarum jam menunjuk ke arah jam 10 pagi. Suasana stasiun masih terlihat sepi. Tidak terlihat tanda tanda keadaan chaos. Mereka segera mencari loket penjualan ticket kereta ekonomi jurusan Jawa Tengah. Setelah antri beberapa saat, merekapun mendapatkan ticketnya. Ticket kereta api , jurusan Solo. Yang akan melalui jalur selatan. Sesuai keinginan teman teman Anto yang akan turun di stasiun Kutoarjo. Kemudian melanjutkan dengan bus ke kampung halamann masing masing . Sementara Anto akan turun di stasiun Tugu Yogyakarta.

Mendekati waktu tengah hari , stasiun mulai terlihat ramai. Banyak calon penumpang mulai berdatangan ke stasiun. Dengan tujuan yang sama , pulang kampung. Keluar dari kota Jakarta. Menghindari keadaan yang sedang rusuh. Nanti balik lagi setelah kondisi mulai kondusif dan aman kembali.

Makin dekat jam keberangkatan kereta , stasiun makin dipenuhi orang orang yang mau keluar dari Jakarta. Dan ruangan -ruangan tunggu di stasiun mulai penuh. Bahkan mulai meluber ke area area peron tempat naik gerbong kereta.

Anto dan temannya yang baru pertama naik kereta , mulai khawatir. Apakah nanti bisa dapat tempat duduk. Orang begitu tumpah ruah. Semua sudah bersiap di dekat jalur kereta. Begitu kereta datang, semua bersiap untuk masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun