Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gerbong Neraka Kereta Jatinegara-Solo Mei 1998 (Part 1)

23 Mei 2024   10:02 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Malam penuh ketegangan telah berlalu. Kondisi di sekitar komplek Lippo dan perumahan mess perusahaan terlihat mulai tenang. Para penghuni sudah beraktifitas seperti biasa di rumah. Hari berikutnya sesuai rencana , Anto dan keempat rekannya , bersiap pulang kampung. Pagi pagi , setelah semua siap, mereka berlima bergegas ke jalan yang biasa dilewati jalur mobil minibus shuttle yang mengantar para penghuni perumahan ke pusat kota Lippo . Di komplek perumahan elit itu memang disediakan sarana shuttle bus sebagai sarana transportasi penghuni perumahan menuju tempat tempat di pusat keramaian dan fasilitas di komplek kota mandiri ini. Setiap setengah jam sekali mobil shuttle berputar melayani para penghuninya.

Setelah menunggu sekitar 5 menit , suttle bus yang ditunggu tunggu pun tiba . Mereka berlima naik mobil warna putih yang jarang terisi penuh itu. Karena kebanyakan penghuni perumahan itu memang orang orang kaya yang memiliki mobil di garasinya. Kecuali para karyawan penghuni mess itu. Setelah seperempat jam, berputar di dalam kawasan akhirnya sampailah mereka di halte terluar pusat kota Mandiri LIppo Cikarang yang berada di sisi utara jalan utama yang sekaligus menjadi titik penghubung dengan tempat dan kota lain . Halte itulah yang menghubungkan ke pusat kota bekasi dan jalur jalur yang menuju Bogor , Karawang dan Jakarta.

Mereka turun, di halte , dan melihat "gunung" tanah liat masih terhampar di pintu utama jalan masuk ke pusat kota Lippo. Sekelompok tentara dan security terlihat masih berjaga jaga. Suasana yang tadi masih tenang, mulai terasa tercium suasana tegang. Tak berapa lama sebuah angkot berwarna orange , menghampiri dan sang sopir menawarkan tujuan ke Cikarang. Anto dan keempat temannya segera menaiki angkot tersebut , Angkot itu pun segera meluncur ke arah Cikarang. Suasana tegang makin terasa makin kuat ketika mobil angkot yang mereka naiki itu mendekati terminal Cikarang.

Begitu turun dari angkot di terminal Cikarang, suasana tegang langsung terlihat jelas. Di sebelah utara terminal Pusat perbelanjaan besar masih terlihat mengeluarkan asap, bekas bekas kebakaran beberapa hari sebelumnya. Pasar tradisonal di bawahnya habis terbakar. Aparat TNI masih terlihat berjaga di beberapa titik untuk mencegah adanya penjarahan.

Anto dan keempat temannya segera berjalan ke deretan angkot yang jalurnya melewati depan Stasiun kereta api Cikarang. Teriakan suara orang menawarkan nama trayek angkot angkot , terdengar meninggi dari biasa. Suasana tergesa gesa terlihat dari langkah langkah kaki yang lebih cepat. Sesekali suara tarikan nafas memburu terdengar .Mobil --mobil angkot antar kota terlihat tidak parkir tidak serapi biasanya. Dan lama waktu tunggu angkot angkot berjalan seperti berputar lebih cepat. Semua memburu . Semua ingin lebih cepat. Secepat detak jantung Anto yang juga makin berdegup kencang.

Anto dan kempat temannya menuju ke salah satu angkot yang parkir berjajar di tepi jalan dekat Terminal menunggu giliran narik penumpang. Setelah melihat-lihat lebih dekat, teman Gotri yang berjalan paling depan tidak jadi menaiki mobil yang tadi mau dinaiki. Diikuti ketiga teman yang lain. Anto yang paling belakang melangkah mengikuti. Dan ternyata sang calo angkot tadi marah, karena penumpang tidak jadi naik . Tangan calo itu dengan paksa menarik tas Anto dan dengan marah berusaha memukul dengan tangannya. Merasa ada yang menarik tas, Anto reflek mengibaskan tangannya. " Praaak " . Dua tangan itupun beradu di udara .Si calo angkot mengayunkan tangannya lagi. Anto sudah bersiap untuk menangkis. Tiba-tiba " Doooor. Door. Dooor". Suara tembakan terdengar di udara.

Suara letupan senjata api aparat memecah suara kesibukan di pangkalan angkot di dekat Terminal Cikarang tersebut. Tak berapa lama puluhan orang terlihat lari berhamburan dari arah pusat belanja terbesar di Cikarang yang habis terbakar. Ternyata itu suara tembakan dari aparat yang berusaha mengusir para penjarah yang masih berusaha mengambil barang --barang di pusat belanja tersebut . Asap terlihat dari pusat belanja itu. Dari dua hari sebelumnya pusat belanja sudah menjadi sasaran amuk masa. Orang orang di sekitar berusaha mengambil barang barang di dalamnya ketika kerusuhan tengah berlangsung , meski dengan resiko terbakar. Bahkan juga bisa terkena tembakan aparat yang menjaga fasilitas publik dari amukan dan pejarahan massa.

Mendengar suara letupan senjata tersebut , Anto dan keempat rekannya bergegas ikut lari menuju ke arah stasiun Cikarang. Rencana mau naik angkot diurungkan, suasana di terminal dan pasar lama menjadi riuh dan tegang. Banyak orang yang berlarian menuju ke stasiun yang tak berapa besar itu. Dan stasiun itupun dipadatin orang yang mencari jalan untuk keluar dari Cikarang menuju ke arah Timur, Karawang atau Cikampek. Namun ada juga yang justru menuju ke stasiun Jatinegara di Jakarta.

Berebut Tempat Duduk di Kereta

Anto dan keempat rekannya berdiskusi sebentar melihat kondisi yang penuh calon penumpang di Stasiun Cikarang. Sesuai rencana awal mereka tetap akan memilih kereta ke arah Jawa Tengah. Sebisa mungkin jangan masuk ke Ibu kota Jakarta, karena kondisi masih chaos di mana mana. Beresiko jika masuk ke Jakarta. Pasti tidak aman. Ternyata kereta jarak jauh ke arah Timur tidak ada yang berangkat dari Cikarang. Opsi yang ada dari informasi orang orang di stasiun , harus ke Jakarta, tepatnya stasiun Jatinegara. Kereta ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur , berangkat dari sana.

Anto dan rekannya yang tak memiliki pilihan lain , akhirnya sepakat beli ticket kereta yang menuju Jatinegara . Dengan naik kereta jabodetabek. Setelah berjuang susah payah mendapatkan ticket , mereka pun langsung menyerbu ketika kereta Cikampek Jakarta, masuk stasiun Cikarang. Penumpang tidak begitu penuh, meski mereka berlima juga tidak mendapatlan tempat duduk. Dengan perasaan hati yang kurang tenang mereka, melakukan perjalanan kereta dari Cikarang ke Jatinegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun