Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gerbong Neraka Kereta Jatinegara-Solo Mei 1998 (Part 1)

23 Mei 2024   10:02 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:33 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persiapan Pulang Kampung

"Kita harus pulang,. untuk apa disini. Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kondisi perkampungan di sekitar komplek perumahan juga tidak aman. Di kampung halaman kondisi lebih tenang. Bisa melakukan sesuatu yang berguna." kata Anto kepada teman temannya.

Anto bersama keempat teman serumahnya di mess perusahaan segera mengatur hari untuk pulang kampung di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Keempat teman Anto , bekerja di Perusahaan yang berbeda, namun masih satu group. Satu menejemen. Dan group perusahaan tersebut mengambil kebijakan yang sama.

Mereka pun berunding. Dari mana harus berangkat. Dan harus menggunakan mode transportasi apa. Setelah berdiskusi menghitung untung ruginya , mereka berlima memutuskan naik kereta api. Mode transportasi yang masih beroperasi dan juga lebih cepat. Karena perusahaan oto bus sudah menghindari masuk ke daerah Jakarta. Terlalu beresiko. Bisa jadi korban pembakaran massa.

Sore harinya kabar kerusuhan makin meluas lagi. Gak hanya terjadi di Jakarta , namun juga sudah mulai merembet ke kota kota lain di sekitarnya. Aksi bakar bakaran dan penjarahan menghias berita berita di televisi .

Ketika mereka, pergi ke ATM untuk mengambil uang untuk bekal pulang kampung, kekhawatiran mulai terasa di daerah Lippo Cikarang juga. Ini terlihat dari terjadinya antrian panjang orang untuk ambil uang di ATM. Mereka yang belum lama mengenal tarik ATM uang di ATM , sampai terlihat gugup karena orang orang dalam antrian itu terlihat mau cepat cepat dan tidak sabar. Takut stock uang di dalam ATM habis. Kalau ada yang lama di dalam ATM , maka suara suara supaya cepat cepat terdengar dari luar. Anto belum menyadari apa yang dilihatnya itu, adalah penarikan uang besar besaran oleh para nasabah. Bank Rush.

Menjelang Maghrib kabar kabar kerusuhan di bekasi sudah makin santer terdengar . Tempat belanja dan mall dijarah massa dan dibakar. Supermarket di terminal Cikarang, yang tak jauh dari Mall Lippo Cikarang tak luput menjadi jarahan massa. Dan terjadi pembakaran. Katanya massa bahkan sudah bergerak menuju kawasan kota industri elit di Cikarang tersebut. Sebelum kerusuhan makin mendekat ke pusat kota Lippo Cikarang, semua fasilitas publik telah diamankan oleh security kawasan yang juga diperkuat aparat TNI . Karena kawasan elit akan menjadi tujuan penjarahan massa. Karena disitulah jurang perbedaan kelas ekonomi terlihat dengan jelas.

Pada malam harinya bahkan santer terdengar adanya gerakan masa menuju ke pusat kota mandiri di Lippo Cikarang. Setelah penjarahan di supermarket di dekat terminal Cikarang, massa mengincar pusat kota Lippo yang penuh dengan fasilitas yang maju dan mewah di banding daerah lain di Cikarang Bekasi. Warga perumahan di dalam komplek Lippo diperintahkan untuk berjaga -jaga dan siaga mengantispiasi kalau ada gerakan massa mau masuk.

Perumahan mess perusahaan Anto , kebetulan berada di sisi terluar dari komplek Lippo yang berbatasan langsung dengan perkampungan. Ini perumahan baru, penghuninya belum banyak. Dan perusahaan Anto mengambil 10 unit rumah untuk mess karyawan. Pemisah perumahan di tiga sisinya masih berupa lahan kosong yang luas ditumbuhi alang alang dan di sisi timur dengan perkampungan. Perumahan dan kampung sekitarnya hanya dibatasi tembok yang tidak tinggi bahkan ada jalan tembus , yang selama ini digunakan anak anak di mess untuk berbelanja atau mencari warteg untuk makan. Untungnya kampung terdekat itu berjarak sekitar 200 meter dari rumah terluar dan berada di dataran yang agak tinggi sekitar 20 meteran , yang membuat penghuni mess ketika makan di warteg di kampung itu, begitu turun ke mess perut sudah kembali lapar. Security kawasan Lippo terlihat rutin berkeliling memastikan para penghuni perumahan tetap aman. Para penghuni mess perusahaan juga ikut begadang untuk membantu menjaga keamanan.

Sementara , pengembang kota Lippo berusaha mengantisipasi adanya gerakan massa agar tidak masuk ke komplek pusat kota, Di pintu utama jalur menuju pusat kota, mobil TNI berbaris membentuk barikade. Sementara pasukan TNI dan security kawasan bersiaga penuh di pintu pintu masuk ke pusat Lippo Cikarang. Bahkan di pintu masuk utama dibuat gundukan tanah liat dan mobil TNI berjajar di dekat gundukan tanah tersebut sebagai langkah antisipasi jika massa masuk agar mudah untuk ditahan.

Neraka Perjalanan  Pulang Kampung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun