Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Jenderal Sudirman, Jalan yang Kini Sudah Membuat Sang Jenderal Tersenyum

14 Januari 2024   07:24 Diperbarui: 14 Januari 2024   07:44 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa Viralnya Citayam fashion show adalah bentuk paling nyata tentang perubahan wajah jalan Sudirman. Jalan yang sebelumnya serba elit , mewah kini menjadi area di mana semua kelas masyarakat bisa bertemu dan berinteraksi tanpa membedakan kelas lagi. Semua berbaur, menyatu tanpa memandang lagi asal kelasnya sosialnya darimana.

Motor motor ojek online ataupun motor pengirim pesanan lainnya dapat mengakses pusat kegiatan bisnis terbesar di ibukota ini. Semua kendaraan bermotor dapat lewat tanpa rasa takut kenyamannnya akan terganggu. Mereka dapat berkendara dengan nyaman mengantar pesanan orang orang di gedung gedung sepanjang jalan sudirman. Yang dampaknya juga akan menumbuhkan usaha-usaha rumahan yang menjadi andalan bagi para kelompok ekonomi lemah untuk menghidupi keluarganya .

Para pengguna sepeda pun dapat menikmati keindahan jalan Jendral sudirman dengan leluasa tanpa takut akan diserobot kendaraan yang lebih besar . Jalur khusus sepeda telah disiapkan. Sebuah jalur bagi warga DKI untuk berolah raga sambil menikmati keindahan dan kemegahan ibu kota negara.

Para pejalan kaki pun dapat berjalan di sepanjang trotoar yang sudah disiapkan. Sebuah pengalaman yang selama ini tak terbayangkan. Berjalan kaki di antara pepohonan yang rindang, dengan kanan kiri gedung gedung tinggi menjulang. Pengalaman yang terlihat biasa bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Namun itu menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bahkan membahagiakan bagi masyarakat kelas bawah . Mereka yang selama ini sehari hari harus berkutat di rumah yang sempit, tanpa taman dan tanpa bisa menikmati keidahan tanaman dan gedung-gedung tinggi yang indah.

Seorang laki-laki paruh baya terlihat menggandeng anaknya yang masih seusia anak SD. Mereka berjalan di jalan Sudirman yang indah dengan penuh kegembiraan diserati kekaguman. Hal yang selama ini tidak pernah dapat dinikmati selain kehidupan yang serba sempit di rumahnya yang seukuran sepetak. Berada di gang sempit dan lingkungan yang kumuh.

Sambil memandang gedung gedung yang tinggi, laki-laki tersebut terlihat jongkok di samping anaknya nya dan berbicara dengan lembut dan penuh harapan ." Nak belajarlah yang rajin agar kamu dapat menjadi orang orang yang sukses seperti orang --orang yang bekerja di kantor kantor yang tinggi menjulang itu " . Kedua telunjuk mereka terlihat menunjuk ke salahsatu gedung yang tinggi dan megah. Itu seperti dialog imajinatif. Namun dari ribuan orang dari kelompok kelas ekonomi lemah yang lewat di situ , dialog itu menjadi mungkin. Meski tidak harus persis seperti itu dialognya.

Dan di tempat yang jauh di atas sana, panglima Besar Jenderal Sudirman , tersenyum melihat pemandangan itu. Bibirnya terlihat tersenyum bangga dan bahagia. Janji kemerdekaan yang beliau perjuangkan itu sudah menjadi nyata dalam bentuk paling sederhana. Jalan Sudirman yang mengambil dari namanya, telah ditata dengan mengedepankan prinsip keadilan bagi semua anak bangsa ini sesuai cita cita yang diperjuangkan ketika mengusir penjajah Belanda dari bumi tercinta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun