Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan Campur Tangan Namun Tidak dengan Melanggar Hukum Alam

2 Oktober 2022   11:41 Diperbarui: 2 Oktober 2022   12:01 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suplier yang mampu memberikan harga terendah sesuai speck yang ditentukan yang akan menjadi pemenang saatnya komparasi harga dilakukan. Juga supplier yang mempunyai hubungan komunikasi yang paling baik lah yang memiliki peluang besar menjadi pemenang tender. dan itulah yang idealnya yang harus terjadi.

Namun ketika suatu saat yang terjadi tidak seperti yang ideal di atas, bukan berarti Tuhan tidak memberlakukan hukum alam yang mengatur perputaran dunia ini. Yang terjadi adalah tidak bertemunya hal yang ideal itu dalam suatu kesempatan. Yang disebabkan oleh hal hal lain diluar itu. Bisa saja waktu penentuan pemenang tender, pihak yang seharusnya memenuhi persyaratan paling ideal , tidak bisa menghadiri cara karena suatu insiden kecelakaan atau musibah .

Atau karena orang yang menjadi kunci pemenangan tender, tidak membuat keputusan berdasar dalam kondisi yang ideal saat memilih suplier yang menjadi pemenang. Dan ketika memutuskan hal yang tidak ideal tersebut orang yang bersangkutan, bukannya tidak mengetahui standar ideal yang seharusnya. namun ada toleransi yang diberikan kepada hal yang tidak ideal. 

Dan toleransi ini akan ditebus dalam bentuk biaya tambahan yang besar yang harus ditanggung oleh penyedia tender. Dalam bentuk tidak idealnya standar produk yang disyaratkan.

Dalam contoh kasus keselamatan perjalanan ke suatu tempat juga sama. Bila terjadi sebuah kecelakaan semua disebabkan oleh adanya pelanggaran dari hukum atau aturan dari syarat syarat keselamatan perjalanan . Dan pelanggaran itu berawal dari sikap manusia yang memberikan toleransi terhadap standard yang sudah ditentukan oleh suatu aturan standard . 

Bisa itu berupa aturan standard perawatan mesin, ban, dan aturan lalulintas atau rambu rambu di sepanjang perjalanan. Pemberlakuan hal yang tidak sesuai standar hukum Tuhan akan ditebus dengan sebuah kecelakaan atau musibah.

Kondisi mesin yang seharusnya sudah saatnya harus penggantian oli, ditoleransi dengan kalimat " tidak apa apa baru lebih 50 KM dari jumlah kilometer jadwal penggantian ". Bisa juga karena toleransi kondisi ban yang seharusnya sudah diganti juga ditoleransi bahwa kondisi visual bannya masih bagus.

Itulah standard standard yang dibuat oleh manusia dari hasil mempelajari hukum alam yang merupakan ayat Tuhan berupa ayat yang tercipta. Dari hasil penalaran menggunakan akal membaca alam , manusia dapat merumuskan turunan aturan Tuhan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia.

Dan bila manusia berpegang teguh kepada standard yang dibuat nya sebagai aturan turunan dari Tuhan, maka manusia akan mampu menggapai apa yang diinginkann serta diharapkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun