Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Albert Einstein antara Zionisme dan Konflik Israel Palestina

25 Juni 2022   07:46 Diperbarui: 25 Juni 2022   07:55 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Albert Einstein  adalah  tokoh  yang berperan sangat besar  dalam berdirinya negara Israel . Namun Dia juga  orang yang paling bersedih dan kecewa demi melihat  negara cita cita bangsanya itu , berkonflik dengan negara negara Arab tetangganya  yang tak juga berkesudahan sampai kini .

 

Puncak Kemasyhuran

Keberhasilan Sir Arthur Eddington  membuktikan kebenaran Teori Relativitas 1919, menjadi berita besar di dunia. Hal itu membuat  Albert Einstein sebagai penemu teori Relativitas menjadi sangat terkenal. Teori Relativitas menjadi era baru  , yang menggeser  alam semesta mekanis  milik Issaac Newton yang  bersandar kepada kepastian dan hukum absolut yang sudah berlangsung berabad abad. 

Pemberitaan pembuktian kebenaran teori tersebut  cukup massive di banyak  media massa di berbagai belahan dunia membuat Einstein mendadak menjadi pesohor. Hampir semua media utama di Amerika dan Eropa menyajikan prestasi tersebut  dalam berita utamanya. Ditambah penampilan Einstein  yang eksentrik, menjadi paket daya tarik yang lengkap bagi media . Setiap kedatangannya  di berbagai acara di sambut begitu meriah. Sambutan yang tak kalah meriah dibanding sambutan kepada para selebritits dunia.  Einstein menjelma menjadi ilmuwan-selebritas dunia .Tak pernah ada sebelumnya ilmuwan yang mendapatkan sambutan semeriah seperti yang  diterima  oleh Einstein. 

Namun kemasyhuran itu tidak menghilangkan  prinsip dan idealisme Albert Einstein . Dia   tetap konsisten dengan sikapnya yang menolak nasionalisme dan sangat mendukung bagi terciptanya perdamaian dunia dan keadilan bagi semua umat manusia . 

Einstein berpendapat bahwa nasionalisme atau pendirian sebuah negara tidak akan menyelesaikan permasalahan ummat manusia. . Karena suatu negara yang kuat akan menindas negara yang lemah, terutama dengan kekuatan  militernya. Ini juga yang melatarbelakangi  Albert Einstein, ketika remaja memilih keluar dan melepas  kewarganegaraan  Jerman-nya, demi menolak wajib militer. Karena militer akan menjadi alat untuk berperang dan menguasasi negara lain sebagaimana  yang dilakukan bangsa Jerman.

Dia memiliki ide  yaitu penghapusan perang, dimana mewajibkan semua negara untuk menyerahkan  kedaulatan mereka kepada organisasi tanpa batas negara yang mampu mengubah keputuasan  pihak berwenang  yang tidak bisa dibantah  dan menegakkan kepatuhan pada pelaksanaan keputusan tersebut. Sebuah badan yang lebih berkuasa daripada Liga Bangsa Bangsa ( LBB ) pada waktu itu. 

Einstein juga sangat berharap terciptanya keamanan internasional. Dan untuk mewujudkan keamanan internasional, " Setiap negara harus menyerah tanpa syarat, dalam ukuran tertentu, kebebasannya untuk bertindak - yaitu kedaulatannya- dan jelas bahwa cara lain tidak akan bisa mewujudkan keamanan seperti itu." tulisnya dalam sebuah korespondensinya dengan pemikir Jerman ,Sigmund Freud

 

 

 

Bergabung Dalam Gerakan Zionisme namun Tetap Kritis

Ketenaran dan pengaruh Eintein yang sangat kuat inilah yang oleh  Presiden Zionis Dunia  , Chaim  Weizmann  berusaha dimaksimalkan untuk kepentingan gerakan Zionisme. Sebuah gerakan  yang ingin menghimpun semua orang  Yahudi di seluruh dunia dan mendidrikan negara di tanah Palestina. Maka berbagai cara dilakukan untuk membujuk Albert Eintein untuk bergabung dalam gerakan Zionis. Sebuah gerakan yang  sangat bertentangan dengan prinsip atau idealisme yang dipegang Einstein sejak masa  remaja

Setelah berjuang hampir dua tahun , akhirnya pelopor Zionis, Kurt Blumenfeld dengan membawa Mandat Kuasa Presiden Zionis, Chaim Weizmann  , berhasil merekrut Einstein bergabung dalam gerakan Zionis. Meski Einstein masuk secara tak resmi. . Karena Einstein  bukanlah penganut Yahudi yang taat. Maka Dia juga tidak menjadi anggota Zionis tulen.

Sebenarnya perubahan sikap Einstein ini  bukan karena Zionis berhasil mengalahkan idealisme Einstein, namun karena  adanya  perlakuan tidak adil terhadap bangsa Yahudi yang begitu kuat di Eropa. Sehingga diperlukan sebuah persiapan untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari ketidakadilan tersebut. Dan Einstein, merasa perlu adanya lingkungan terkecil , dimana bangsa Yahudi tidak dianggap sebagai warga asing. Tetapi dukungan tersebut tidak mengurangi sikap kritisnya terhadap hal hal yang menyimpang dari prinsip dan idealisme-nya.

Ledakan popularitas  Einstein dengan teori Relativitasnya menarik banyak kampus di berbagai negara. Mereka berlomba lomba  mengundangnya untuk memberikan kuliah atau pidato . Dan Chief Weizmann , presiden Zionis , memanfaatkan  kondisi ini untuk  penggalangan dana dan kekuatan di  Amerika yang banyak warga Yahudi-nya  untuk persiapan   pendirian  negara impian bangsa Yahudi di tanah Palestina. 

Dan pesoa Einstein  benar benar sedang membius  dunia. Di setiap negara dimana dia berkunjung  sambutannya   luar biasa. Di Amerika yang banyak keturunan Yahudi, sambutan sangat meriah waktu kapalnya mendarat di pelabuhan pelabuhan baik di pantai Barat maupun di pantai timur Amerika. Di Eropa undangan juga berdatangan dari kampus kampus di Inggris , Perancis maupun Spanyol.  Dan media tak putus-putusnya memburunya dan memblow up beritanya. 

Bahkan dalam tur terpanjang selama hidupnya di benua Asia sambutan juga sangat meriah. Bahkan di negara yang kondisi pendidikannya belum maksimal pun, sambutan juga sangat meriah . Seperti yang terjadi di negara Srilanka. Sambutan di negara Jepang yang mayoritas warga    negaranya  sangat haus akan ilmu pengetahuan, puluhan ribu orang berkumpul  dalam ceramah pertamanya di Tokyo. Namun Di Hiroshima Einstein mendapat kritik karena kuliahnya terlalu pendek. Di Singapura, yang banyak komuniitas  Yahudinya  , sambutan meriah sekali,  Dan gerakan menggalang dana dari tokoh Yahudi di Singapura terkumpul dalam jumlah besar khususnya untuk pendirian Universitas di Yerusalem.

Kepedulian Einstein terhadap negara Yahudi, juga dikhususkan dalam pendidikan . Einstein sangat berperan dalam pendirian Universitas Ibrani Di Yeruslaem bagi pemuda/pemudi Yahudi yang mau menuntut ilmu  . Einstein merasa perlu adanya   univeristas yang bisa menampung pemuda pemudi Yahudi , sehingga mereka mendapatkan  pendidikan terbaik.  Hal yang tidak dirasakan di negara lain, seperti yang dialami sendiri oleh Einstein di Eropa  karena sentimen anti semit yang sangat kuat. 

 

Einstein sangat kritis dalam mengawal pendirian Universitas ini agar sesuai dengan tujuan idealnya, Ketika ada penyimpangan maka Einstein akan memberikan kritikan  sangat keras .  Sebagaimana  yang terjadi ketika  Pimpinan univeritas Ibrani  hanya menjalankan universitas sebagai alat untuk memuluskan kepentingan kelompok Yahudi tertentu di Amerika. 

Begitu kuatnya pengaruh  Einstein  dalam gerakan Zionis   maka ketika Chief Wiezmann tokoh Yahudi yang gigih mengajaknya  menggalang dana dan kekuatan Zionis di Amerika , sebagai presiden pertama Israel  meninggal dunia, Einstein diusulkan untuk menggantikannya. Yang langsung mendapat jawaban tegas darinya, berupa penolakan. " Saya bukan orang yang tepat untuk jabatan itu, dan saya tidak dapat melakukannya ." 

 

Konflik Israel Palestina 

Albert Einstein adalah orang yang sangat berpegang teguh pada prinsip atau idealisme. Biasa saja sikapnya  suatu saat berubah, tetapi itulah untuk mendapatkan kebaikan maksimal dari suatu kondisi yang ada. Tetapi Einstein terus memegang teguh prinsipnya yang sangat konsern terhadap masalah kebebasan berpikir dan keadilan .

Dan keikutsertaannya dalam gerakan zionisme bukan tanpa sikap kritis. Ketika gerakan Zionisme masih beririsan dengan cita cita yang diperjuangkan Einstein akan tetap mendukung . Dalam benak Einstein atau cita cita, gerakan Zionisme dalam mendirikan pemukiman bagai warga Yahudi di Palestina , adalah untuk membebaskan warga Yahudi  dari ketidakadilan negara negara Eropa. dan mengembalikan dalam kedudukan yang seharusnya  sederajat  dengan bangsa bangsa lain. 

Mengenai  pendirian negara Yahudi, Einstein memiliki kekhawatiran  berdasar  pengetahuannya mengenai sifat inti agama  Yahudi, membuat dia menolak gagasan mendirikan negara Yahudi. yang memiliki  batas, pasukan dan kekuasaan yang bersifat sementara, Einstein juga takut agama Yahudi akan mengalami kerusakan dari dalam-khususnya akibat  berkembangnya nasionalisme sempit bangsa Yahudi.

Maka meski mendukung gerakan Zionisme, Einstein tetap bersimpati kepada  bangsa Arab yang sedang terlantar karena masuknya gelombang orang Yahudi ke kota yang pada akhirnya menjadi Israel. Dan dalam sebuah pesan yang bersifat ramalan,di tahun 1929 kepada Chief Weizmann Einstein mengatakan " Seandainya kita tidak bisa menemukan cara untuk bekerja sama secara jujur dan mengadakan perjanjian secara jujur  dengan bangsa Arab, kita tidak belajar apapun selama dua ribu tahun penderitaan kita "

Dan untuk menjaga arah perjaungan ini agar tetap konsistem , maka Einstein menganjurkan kepada Weizmann dan juga bangsa Arab dalam bentuk surat terbuka, untuk membentuk sebuah dewan. umum yang beranggotakan empat orang Yahudi dan empat orang Arab yang semuanya berpikiran independen untuk menyelesaikan permasalahan apapun. " Dua bangsa Semit yang hebat , katanya,  memiliki masa depan bersama yang  hebat ". Dia juga memperingatkan teman temannya pendukung Zionisme  bahwa jika bangsa Yahudi tidak memastikan kedua pihak hidup rukun, mereka akan terus berperang pada masa mendatang. 

Ketika ternyata konflik negara Israel dengan tetangganya bangsa Arab khusunya Palestina  tidak juga mereda setelah berlangsung berpuluh tahun  hingga sekarang ini , maka Albert Eintein tentu menjadi orang yang paling bersedih dan kecewa. Negara yang diharapkan bisa memberikan keadilan ternyata justru menjadi bangsa yang tidak adil dan bersikap di luar batas kemanusiaan terhadap bangsa Palestina, yang menjadi tetangga terdekat, sesama keturunan bangsa Semit.

 

Tindakan kekerasan dan penembakan yang sering dilakukan tentara Israel kepada warga sipil Palestina, hanya menyegarkan ingatan  kita apa yang pernah dinyatakan Albert  Einstein bahwa bangsa Yahudi  memang  tidak belajar apapun selama dua ribu tahun  penderitaannya. 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun