Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta, Kisah yang Dimulai dengan Hiperbola Berakhir dengan Eufemisme

18 April 2022   06:00 Diperbarui: 18 April 2022   06:58 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila perang yang membidani lahirnya teknologi, maka cintalah yang melahirkan  kata-kata indah. Kata kata yang akan membuat terpesona siapa saja  yang mendengarnya. Kemudian tunduk dan patuh dalam genggaman pengaruhnya. 

Ketika jatuh cinta sudah bersemayam dalam hati , maka seseorang akan pandai merangkai kata kata indah. Kata kata indah yang dirangkai untuk memikat hati sang pasangan.  Si jantung hati belahan jiwa.  Makanya benar apa yang dikatakan oleh Plato, " Ketika cinta sudah bersemayam di dalam hati  semua orang menjadi pujangga ".

Dan kata kata indah akan lebih bermakna ketika dipadupadankan  dengan gaya bahasa ( majas ) . Dan gaya bahasa yang melekat dengan suasana yang muncul karena perasaan cinta adalah gaya bahasa Hiperbola.  Gaya bahasa yang mengandung frasa maupun kalimat yang berlebihan jumlahnya, ukurannya ataupun sifatnya.

Majas atau gaya bhasa hiperbola memberikan penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Majas jenis ini digunakan untuk melebih-lebihkan suatu hal. bahkan ada yang berpendapat bahwa majas hiperbola berguna untuk menyengatkan, untuk intensitas dan untuk ekspresivitas.

 Ketika Cinta Menyambangi  

Dari awal cinta bersemi, melalui proses perkenalan lewat pandangan mata bahkan kata kata indah hiperbolis ini sudah mulai mengalir. Kita pasti sudah tidak asing dengan istilah,  jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada yang lebih dramatis lagi dengan mengatakan bahwa penelitian yang menunjukkan bahwa pada detik ke 8, orang akan mulai tumbuh  rasa  tertarik atau perasaan  cinta,  adalah salah  karena , "Aku hanya butuh 3 detik untuk jatuh cinta padamu ".

Dan ketika rasa cinta itu makin dalam tertanam dalam hati maka , kalimat atau kata-kata indah seperti jadi menu sehari hari. Setiap apa saja yang ditemui di sekitar yang terkait dengan sang pujaan hati seperti berubah menjadi sesuatu yang indah. Sesuatu yang luar biasa. Yang tak bisa hanya diungkapkan dengan kata kata biasa.

Dengan gaya bahasa hiperbola, maka apa yang dirasakan seseorang kepada pasangan seperti tampak lebih besar  dari kenyataanya. Yang muncul dalam sebuah ungkapan.

"Sebuah rasa seluas samudera, sebuah cinta setinggi cakrawala, sebuah asa sehangat matahari, tak berbatas tak bersyarat, kumenerimamu apa adanya".

Gaya bahasa hiperbola juga dapat menghadirkan suatu keadaan menjadi lebih dramatis. Lebih memiliki kekuatan  mengguncang jiwa dan menggetarkan hati.

"Kamu gak boleh nangis karena kamu adalah salah satu alasanku  untuk tersenyum"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun