Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Mu'tah, Ketika 3000 Pasukan Muslim Menghadapi 200,000 Pasukan Romawi

10 April 2022   06:30 Diperbarui: 10 April 2022   06:37 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ummat islam adalah umat yang mencintai perdamaian. Penebar kasih dan sayang kepada sesama. Namun bila harga diri ada yang menginjak dan meremehkan, maka umat silam akan  bangkit melawan.

Setelah berhasil menyatukan dan menghilangkan kelompok kelompok yang menggangu penyebaran agama islam di semenanjung Arab, maka Nabi  mulai menyebarkan agama islam keluar dari jazirah Arab. 

Nabi mengirimkan Al Harist Bin Umair  ke Syam  untuk menyampaikan pesan Nabi kepada pemimpin Bushra. . Namun di perjalanan dihadang oleh Syurahbil Bin Amr Al Ghasani  pemimpin Al Baqa yang termasuk wilayah Syam di bawah pemerintahan kekaisaran Romami. 

Al- Haris diikat dan dibawa ke hadapan Kaisar Hiraklius. lalu dipenggal lehernya. Padahal membunuh seorang utusan merupakan kejahatan yang amat keji dan sama dengan mengumumkan perang. Mendengar kejadian ini Rosullluh sangat murka. Beliau  kemudian menghimpun pasukan yang jumlahnya mencapai 3000 orang.

Peristiwa itulah  yang memicu terjadinya perang Mu'tah. Perang terbesar pada jaman Nabi Muhammad masih hidup.  Perang yag paling menegangkan dan penuh kisah perjuangan heroik . Perang ini terjadi di sekitar abad ke 8 H. Yang terjadi di Mu'tah , di dekat wilayah Syam.

Perang Mu'tah  juga menjadi pembuka penaklukan negeri negeri Nasrani. Setelah pasukan  siap Nabi menunjuk  Zaid bin Haritstah  sebagai komandan pasukan. Dan seperti sudah mendapat petunjuk nubuwah apa yang akan terjadi, Nabi memberikan pesan " Apabila Zaid gugur penggantinya adalah Jafar. Apabila Jafar gugur penggantinya adalah Abdulloh bin  Rawaha ". Kemudian bendera perang berwarna putih diberikan oleh Nabi kepada Zaid Bin Haritsah.

Nabi Muhammad  juga memberikan pesan agar pasukan mendatangi tempat terbunuhnya  Al-Harist bin Umair dan mengajak  penduduk di sana untuk masuk Islam.  Bila mereka tidak mau , nabi memerintahkan untuk memerangi mereka.

Dan Nabi juga memberikan pesan pesan yang merupakan prinsip-prinsip dalam berperang yang harus dipegang teguh pasukan muslim. " Perangilan orang orang ingkar terhadap Alloh, Janganlah berkhianat, jangan berubah. Jangan membunuh anak anak, orang renta dan orang yang  memisahkan diri di tempat peribadatan rahib. Jangan menebang pohon kurma, dan pohon apapun serta jangan merobohkan bangunan." Nabi mengantar pasukan ini  dan mengucapkan selamat di jalan di  Tsaniyatul Wada.

Pasukan muslim ini pun bergerak ke Syam. Dan ternyata  saat itu Kaisar Romawi, Hiraklius sedang bermarkas di  Al Baqa dengan kekuatan 100,000  prajurit .  Ditambah pasukan dari wilayah sekitarnya seperti Lakhm, Judzam, Balqin, Bahra dan Bali , pasukan Romawi menjadi berjumlah 200,000 orang.

Strategi Perang dan Militansi

Kemenangan pasukan muslim dalam banyak pertempuran , lebih  banyak ditinjau  dari sudut rohani,  bahwa kemenangan  itu dikarenakan pasukan muslim  membela agama Tuhan . Mereka  membela  kebenaran . Sementara dari sudut  logika kemenangan secara hukum dunia jarang diungkapkan. 

Jadi bukan semata mata  karena kalimat Alloh Akbar dan berjuang di jalan Alloh semata yang membuat mereka berhasil mengalahkan musuh dan menciptakan kegemilangan  perang yang luar biasa. Tanpa strategi perang yang bagus dan militansi pasukan yang luar biasa  maka prestasi besar itu tidak akan pernah ada.

Strategi perang dan militansi pasukan muslim memang sangat unggul dibanding musuh dalam banyak pertempuran . Sehingga meski jumlah mereka lebih sedikit dari musuh , mereka dapat memenangkan pertempuran . Dan ini juga yang terlihat dalam perang Mu'tah ini. Dengan strategi perang yang hebat dan militansi pasukan yang luar biasa, pasukan yang berjumlah 3,000 ini tak bisa  dikalahkan oleh pasukan Romawi yang berjumlah 200,000 orang.

Militansi Pasukan

Dalam perang Mu'tah, segi militansi ini sangat menonjol bahkan menjadi  menjadi contoh  kisah tentang militansi pasukan muslim. Ini terlihat jelas dari kisah tiga orang  komandan perangnya, sebagaimana diwasiatkan Nabi sebelum keberangkatannya. Mereka adalah Zaid Bin Haritsah , Jafar bin Abu Thalib dan Abdulloh bin Rawaha.

Abdualloh bin Rawaha lah  yang mengobarkan semangat jihad  , ketika muncul keraguan dalam pasuksan muslim, begitu melihat jumlah pasukan musuh berjumlah 200,000 . hampir 70 kali lipat pasukan muslim.

Abdulloh bin Rawaha yang menentang ,  hasil musyawarh yang memutuskan untuk menuliskan surat kepada Rasululloh yang mengabarkan jumlah pasukan musuh yang sangat banyak. Abdulloh bin Rawaha berkata  "Wahai semua orang demi Alloh, apa yang tidak kalian sukai dalam kepergian ini sejatinya merupakan sesuatu yang kita cari yaitu mati syahid. Kita tidak berperang dengan manusia karena jumlah,kekuatan dan banyaknya personil, Kita tidak memerangi mereka  kecuali karena agama ini. Alloh telah memuliakan kita dengannya, Berangkatlah, karena hanya ada salah satu dari dua kebaikan: kemenangan atau mati syahid ". Dan pendapat Abdulloh bin Rawahah ini disetujui secara bulat  oleh pasukan muslim.

Zaid bin Haritsah adalah komandan  pertama yang bertugas membawa bendera perang berwarna putih yang diserahkan langsung oleh Rosululloh. Zaid Bin Haritsah bertempur dengan gagah berani dan heroik. Dia terus menerus bertempur dan bertempur hingga terkena tombak musuh dan akhirnya gugur syahid.

Setelah Zaid bin Haritsah  gugur, sesuai amanat  rosululloh bendera perang diserahkan kepada Jafar bin Abu Thalib. Jafar juga bertempur dengan  gagah berani. jarang ada bandingannya. Ketika pertempuran makin sengit , dia terlempar dari atas kudanya dan kudanya terkena senjata. Kemudian dia terus bertempur hingga tangan kananya putus tersabet senjata lawan. 

Bendera dialihkan ke tangan kiri dan terus bertempur hingga tangan  kirinya pun putus tertebas. Kemudian dia mendekap bendera itu dengan sisa lengan kanannya yang telah putus dan tetap berusaha mengibarkannya hingga gugur.

Setelah Jafar gugur, dalam pertempuran hebat ini, dan bendera perang diambil alih oleh  Abdullah bin Rawahah. Orang yang dalam persiapan sebelum keberangkatan sudah menunjukkan semangat dan  kecintaan akan mati syahid yang diimpikan.dikarenakan saking takutnya akan siksa Neraka.

Abdullah bin Rawaha segera menaiki kudanya dan maju ke medan perang. Dengan pedangnya dia bertempur dengan gigih menerjang ke tengah pasukan musuh , hingga akhirnya dia juga gugur syahid.

Setelah , Abdulalloh bin Rawahah gugur, seorang dari Bani Ajlan maju kedepan dan mengambil bendera. Dan pasukan muslim akhirnya menunjuk Khalid bin Walid yang dianggap mamplu mengemban amanat memegang bendera perang. Kemudian Khalid bin Walid  bertempur dengan hebat dan gagah berani. Saking hebatnya hingga mematahkan banyak pedang.   

Dalam sebuah riwayat  disebutkan bahwa  ada sembilan pedang yang patah di tangan Khalid bin Walid dalam perang Mu'tah hinga tersisa di tangannya sebatang pedang lebar model dari Yaman.

Strategi Perang 

Strategi perang  menjadi bagian kunci dalam setiap kemenangan yang diraih pasukan muslim.  Contoh yang paling menonjol adalah Perang Uhud. Strategi perang  yang sudah sangat bagus dirancang oleh Nabi dengan menempatkan  pasukan pemanah  muslim di atas bukit , sudah menunjukkan keberhasilan, menahan pasukan Quraisy bergerak maju. Begitu strategi itu dilanggar pasukan pemanah  karena godaan dunia berupa gemerlap harta rampasan perang  maka kekalahan hampir menyambangi pasukan muslim.

Bila dalam perang Uhud yang menunjukkan kemampuan membaca strategi dalam menundukkan pasukan muslim adalah Khalid bin walid. Mengetahui pasukan pemanah   sudah tidak pada posisinya, Khalid bin Walid bergerak memutari bukit  untuk menyerang pasukan muslim dari belakang .

Dalam perarng Mu'tah , kembali Khalid bin Walid  menunjukkan kemampuannya mengatur strategi perang . Namun  sekarang Khailid bin Walid dengan strategi yang cerdas , memimpin pasukan muslim menyerbu pasukan Romawi. Di bawak komando Khalid bin Walid, pasukan muslim  dapat melepaskan pasukan muslim dari kekalahan dan akibat yang lebih parah. Dengan strateginya pasukan muslim yang hanya berjumlah 3000 orang  dapat bertempur gigih melawan gempuran ratusan ribu pasukan Romawi sepanjang hari.

Siasat perang yang dijalankan  Khalid bin Walid mampu membuat pasukan Romawi bergetar ketakutan Dengan taktik tersebut pasukan muslim dapat mundur tanpa harus menghadapi kejaran pasukan Romawi. Tanpa membuat pasukan musuh  bergetar ketakutan, maka  pasukan muslim yang berjumlah kecil itu tak akan bisa  menghindar dari cengkeraman pasukan Romawi. meski memiliki kesempatan untuk untuk menghindar.  Sebab bisa saja, sesudahnya pasukan Romawi akan melakukan pengejaran dan membinasakan pasukan muslim.

Pada hari kedua Khalid bin Walid mengubah komposisi pasukan dan mempersiapkan strategi baru. Skuad yang tadinya   berada di belakang dialihkan ke depan sedangkan kekuatan yang tadinya berada di sayap kiri dialihkan ke sayap kanan, begitu sebaliknya. Saat musuh melihat pengalihan ini  mereka seperti tidak percaya. Mereka menyangka pasukan muslim mendapat bala bantuan. Akibatnya rasa ketakutan mulai membayangi hati pasukan Romawi.

Setelah kedua pasukan saling mengintai dan bertempur beberapa lama, kaum muslimin mulai mundur pelan pelan, sambil tetap menjaga komposisi pasukan. Pasukan Romawi tidak mengejar karena  mengira bahwa pasukan muslim akan menerapkan tipuan dan sengaja menarik mereka ke tengah padang pasir melancarkan serangan balik di sana.

Akhirnya pasukan Romawi pulang ke negerinya dan sama sekali tidak berpikir untuk melakukan pengejaran terhadap pasukan islam. Sehingga pasukan muslim bisa  selamat dan kembali ke Madinah.

Dampak Perang

Perang Mu'tah yang mempertemukan 3,000 pasukan muslim melawan 200,000 tentara Romawi, dan, pasukan muslim muslim pulang tanpa ,mengalami kerugian yang berarti.memberi dampak yang cukup besar. Perang ini berhasil mengangkat  wibawa kaum muslimin. Perang ini telah menimbulkan decak kagum di hati seluruh orang Arab. 

Mereka keheranan karena pasukan Romawi adalah pasukan paling besar dan paling kuat di zaman itu. Sebelumnya orang orang Arab mengira bahwa kenekatan pasukan muslim ini sama dengan mencari mati dan membahayakan keselamatan jiwa.

Perang Mu'tah  juga semakin menguatkan posisi kaum muslimn di tanah Arab. Dan meyakinkan orang orang arab yang sebelumunya menyerang dan memusuhi kaum muslimin mulai bersimpati. Dan menumbuhkan pendapat bahwa kaum muslimin mendapat pertolongan dari Alloh dan Muhammad adalah benar benar utusan Alloh. 

Melawan pasukan muslim tidak akan membuahkan hasil dan  akan merugikan.   Bahkan Bani Sulaim, Asja, Ghathafan, Fazarah dan lainnya menyatakan masuk Islam. Padahal sebelumnya mereka sering mengganggu dan  memusuhi kaum muslimin.

Dua pelajaran penting yang dapat diambil dari perang Mu'tah adalah sikap militansi dalam  memperjuangkan cita cita dan kecerdasan mengatur strategi untuk mencapai tujuan. Dua hal yang boleh dikatakan menjadi hal yang mulai pudar dalam diri umat islam. Bila dua nilai ini dapat dikembalikan lagi menjadi nilai yang tak terpisahkan dari setiap  perjuangan umat islam, maka  ummat islam akan meraih kejayaannya kembali .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun