Mereka , para penakluk dunia itu menyadari bahwa arti hidup hanya bisa ditemukan dalam tarian antara keinginan terdalam dan ketakutan terbesar. Dan mereka sudah memahami bahwa keinginan terdalam harus diutamakan. Karena keinginan terdalamlah yang akan menumbuhkan keyakinan dalam diri. Bahwa mereka mampu . Mereka bisa. Mereka yakin tidak akan gagal. Semua masalah yang muncul akan teratasi .
Keyakinan bahwa diri bisa, tidak akan muncul , kecuali dengan pengetahuan yang memadai. Semakin tinggi ilmu yang dikuasai maka akan makin tinggi pula keyakinan di hati . Dan mereka memang orang yang sangat menguasai  di bidang yang mereka geluti. Mereka adalah orang orang terbaik .Â
Christopher Columbus adalah seorang pelaut ulung. Dia sangat percaya diri, kalau Raja memberi kepercayaan  dengan memberi armada dan perbekalan  untuk menjelajah ke Timur maka dia akan pulang membawa kejayaan. Dan Colombus membuktikan itu.
Neil Amstrong juga merupakan astronot terbaik. Dengan kemampuan nya di bidang kedirgantaraan dan  semangat untuk untuk menjadi manusia pertama mendarat di bulan sangat  teguh, Kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya, dalam penerbangan simulasi pendaratan di bulan setahun sebelumnya, tak membuatnya gentar dan mundur.Â
Dia hilangkan semua keraguan dengan terus mengasah kemampauan  makin memperdalam ilmu dan wawasannya. Dan yang paling penting mendasari semuanya, dengan kesadaran  akan kekuatan cinta terhadap keluarga . Dan sebuah semangat yang tumbuh sejak kecil, yang tidak hanya ingin menjadi orang yang mampu menatap langit tetapi menjelajahi langit.
Takut gagal tidak pernah membuat para penakluk dunia berhenti mencoba. Gagal hanya dianggap sebagai alat evaluasi untuk menyempurnakan apa yang masih kurang. Apa yang harus diperbaiki lagi. Tanpa kegagalan semua akan terlihat sudah sempurna . Karena siapa yang  takut gagal, maka dia telah membataskan kemampuannya. Batas kemampuan sejatinya adalah saat kita sudah berhenti mencoba. Dan rasa takutlah pembisiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H