Di masa sekarang ini, tuntutan hidup semakin tinggi. Hal tersebut menyebabkan segala hal berjalan dengan lebih cepat, orang-orang bekerja dengan lebih keras. Beban kerja serta tuntutan kerja yang tinggi dengan tanpa disadari dapat menjerumuskan pekerja pada jurang kelelahan. Padahal, dengan tuntutan serta beban kerja yang tinggi, mengharuskan kita untuk selalu fit dan sehat agar bisa bekerja dengan optimal.Â
Dikutip dari kamus oxford, kelelahan dapat diartikan sebagai keadaan tubuh yang lelah akibat beban aktivitas fisik, mental, maupun penyakit. Kelelahan sering dialami tanpa disadari oleh banyak pekerja. Ciri-ciri sederhananya seperti mudah lelah, tidak fokus, lemas, letih, dan lesu setiap saat.
Oleh karena itu, penting sekali bagi pekerja untuk dapat mengatasi kelelahan ini selama bekerja. Terdapat berbagai metode yang bisa digunakan untuk mengatasi hal ini. Dalam artikel ini, akan dibahas tujuh metode efektif dalam mengatasi kelelahan saat bekerja.
-
Memastikan Tubuh Mendapatkan Waktu Istirahat yang Cukup
Istirahat merupakan hal yang sangat penting dan merupakan suatu kebutuhan bagi tubuh. Menurut studi, istirahat yang cukup dan teratur terbukti dapat membuat pikiran lebih fokus dan meningkatkan produktivitas. Kita bisa memastikan diri sudah mendapat istirahat yang cukup di malam hari sebelum memulai pekerjaan. Selain itu, saat bekerja, kita juga bisa mengambil waktu singkat untuk melakukan power nap.
Melakukan Aktivitas Fisik Ringan di Sela-sela Pekerjaan
Memastikan tubuh tetap aktif secara fisik dapat turut membantu dalam menjaga energi tubuh tetap optimal serta mengurangi kelelahan. Di sela-sela melakukan pekerjaan, kita dapat melakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki, melakukan peregangan, maupun senam kecil. Hal tersebut bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah serta mengurangi ketegangan otot.
Menyusun Jadwal Kerja yang Efisien
Penting untuk mengorganisir hal-hal yang akan kita lakukan, tidak terkecuali dalam pekerjaan. Menyusun jadwal kerja yang efisien dapat membantu kita dalam menetapkan prioritas pekerjaan dan alokasi waktu yang baik. Agar kita tidak melakukan pekerjaan secara berlebihan.
Mengonsumsi Makanan yang Bergizi
Apa yang kita konsumsi sangatlah berpengaruh pada tubuh kita. Asupan nutrisi yang baik dari makanan yang bergizi tentunya akan membantu dalam menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar, dengan energi yang maksimal. Dalam menentukan makanan yang akan dikonsumsi, dapat melihat panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan RI.
Membuat Lingkungan Kerja yang Nyaman
Tentunya kita bekerja dalam suatu lingkup lingkungan, baik fisik maupun organisasi. Oleh karena itu, penting untuk dapat memastikan lingkungan tempat kita bekerja itu nyaman dan kondusif. Hal tersebut dapat mencegah timbulnya stress dan kelelahan, serta meningkatkan produktivitas selama bekerja.
Melakukan Teknik Relaksasi Selama Bekerja
Terdapat banyak sekali teknik relaksasi yang dapat dicari dan dipelajari, seperti meditasi ataupun yoga. Teknik relaksasi dapat membantu pikiran dan tubuh kita untuk tetap rileks. Selama melakukan pekerjaan, kita dapat mengambil beberapa kali waktu istirahat untuk melakukan relaksasi ringan, seperti mengatur pernapasan.
Membangun Hubungan Sosial yang Baik
Sebagai makhluk sosial, tentunya tidak dapat terpisahkan dari suatu hubungan sosial dalam kehidupan ini, begitupun di dalam pekerjaan. Kita banyak berinteraksi dengan orang lain, baik itu sesame rekan kerja, maupun atasan. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk bisa terus menjaga hubungan baik dengan lingkungan sosial.
Selain tips-tips di atas, perlu diciptakan juga kondisi work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan di luar pekerjaan agar tubuh tidak terpaku terus menerus pada pekerjaan. Kalau kita terlalu terpaku ke pekerjaan bisa-bisa berakibat pada terjadinya kelelahan mental juga.Â
Diharapkan, tips-tips di atas bisa membantu dalam mengatasi terjadinya kelelahan, baik fisik maupun mental, selama bekerja. Karena sejatinya, dengan kondisi tubuh yang baik, sehat, dan bahagia, maka kita bisa bekerja dengan lebih optimal dan memberikan kontribusi maksimal pada setiap pekerjaan yang kita lakukan.
Referensi
Demerouti, E., Bakker, A. B., Nachreiner, F., & Schaufeli, W. B. (2001). The job demands-resources model of burnout. Journal of Applied Psychology, 86(3), 499-512.
Hedge, A. (2004). Effects of indoor lighting, gender, and age on mood and cognitive performance. Environment and Behavior, 36(6), 809-824.
House, J. S. (1981). Work stress and social support. Addison-Wesley.
Mednick, S. C., Cai, D. J., Kanady, J., & Drummond, S. P. (2008). Comparing the benefits of caffeine, naps and placebo on verbal, motor and perceptual memory. Behavioural Brain Research, 193(1), 79-86.
Oddy, W. H., Robinson, M., Ambrosini, G. L., O'Sullivan, T. A., de Klerk, N. H., Beilin, L. J., ... & Stanley, F. J. (2009). The association between dietary patterns and mental health in early adolescence. Preventive Medicine, 49(1), 39-44.
Pronk, N. P., Katz, A. S., & Lowry, M. (2012). Paying for fitness: Does the financial incentive matter?. American Journal of Health Promotion, 26(5), 288-291.
Zeidan, F., Johnson, S. K., Diamond, B. J., David, Z., & Goolkasian, P. (2010). Mindfulness meditation improves cognition: Evidence of brief mental training. Consciousness and cognition, 19(2), 597-605.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H