[caption caption="sumber gambar : www.haikudeck.com"][/caption]Apa itu Dependent Personality Disorder ? Depedent personality (ketergantungan berlebihan terhadap orang lain), adalah suatu kesalahan dimana dalam berhubungan dengan orang lain, individu merasa kesejahteraan orang lain lebih penting dibanding kesejahteraan dirinya sendiri. Pada dasarnya, mereka menjalani kehidupan mereka dari orang lain dan untuk orang lain, kepada siapa mereka menawarkan kehangatan, kelembutan, dan pertimbangan. Ketika orang yang mereka sayangi bahagia, orang dengan kepribadian dependen akan merasa bahagia. Tidak mengherankan, mereka cenderung berperan lebih pasif dalam hubungan mereka, menunda untuk berpendapat dan mengungkapkan keinginan dari orang yang mereka cintai, mereka cenderung mendahulukan kesenangan dan kepuasan orang lain terlebih dahulu baru bisa menikmati kesenangan diri sendiri.
Di depan orang ini akan terlihat baik, hangat, dan penuh kasih sayang, akan tetapi di belakang semua itu hanyalah untuk menjaga hubungan mereka supaya tetap terjaga yang dilatarbelakangi oleh rasa tidak berdaya dan takut melakukan apa-apa sendiri yang dialami oleh orang dengan kepribadian dependen. Apabila mereka kehilangan sosok itu maka orang dengan kepribadian dependen akan mencari sosok yang mampu dan kompeten untuk menjadi pengantinya sebagai sosok yang dapat menyelesaikan masalah untuk dirirnya. Dengan meletakkan hidup kepada orang lain, mereka takut hubungannya akan terputus, sehingga mereka akan berusaha selalu memenuhi keinginan pasangannya.
Kriteria Atau Ciri-Ciri Orang Dengan Gangguan Kepribadian Dependen
Menurut DSM-IV TR, kriteria atau ciri-ciri orang dengan gangguan kepribadian dependen adalah sbb :
Dependen yang berlebihan harus segera diurus dimana mengarah ke perilaku dan ketakutan yang sudah melekat, dimulai dari awal masa kedewasaan dan ada dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai berikut :
(1) memiliki kesulitan membuat keputusan sehari-hari tanpa diikuti saran dan jaminan dari orang lain.
(2) perlu orang lain untuk bertanggung jawab atas sebagian besar wilayah utama dalam hidupnya.
(3) memiliki kesulitan mengekspresikan ketidaksetujuan dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan. Catatan: Tidak termasuk ketakutan yang realistis.
(4) memiliki kesulitan memulai proyek atau melakukan hal-hal sendiri (karena kurangnya kepercayaan diri dalam penilaian atau kemampuan selain itu kurangnya motivasi atau energi).
(5) bersusah payah untuk memperoleh dukungan dari orang lain, menjadi relawan untuk melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan.
(6) merasa tidak nyaman atau tidak berdaya ketika sendirian karena ketakutan berlebihan tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri.