Mohon tunggu...
adi supriono
adi supriono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pasca agribisnis

Nama adi supriono Asal malang selatan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harga "Minyakita" Naik! Bagaimana Nasib UMKM dan Ibu Rumah Tangga?

15 Juni 2024   10:40 Diperbarui: 15 Juni 2024   10:41 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemerintah Tengah mengkaji rencana kenaikan harga ecaran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan rakyat atau minyak kita. Minyakita yang kini memiliki HET sebesar Rp 14.000 per liter, rencananya akan mengalami kenaikan sebesar Rp 1.500, sehingga akan berubah menjadi Rp 15.500 per liter. Menteri perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pihak kementrian perdagangan akan melakukan rapat Bersama pemangku kepentingan terkait rencana kenaikan HET ini.

"Kita tinggal rapat. Saya kira naik Rp 1.500 mungkin ya. Berlakunya kita rapat dulu. Begitu selesai, langsung (naik harganya, red)," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Minggu (9/6/2024).

Penyesuaian HET minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan rakyat minyak kita menjadi Rp15.500 per liter perlu dilakukan karena adanya kenaikan biaya produksi dari sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan dasar minyak goreng.

"Memang ada penyesuaian (HET Minyakita) karena harga CPO kan sudah naik," ujarnya.

Sejak awal 2024. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan ada dua pendorong pertumbuhan harga minyak goreng curah sepanjang Januari 2024. Keduanya adalah peningkatan biaya produksi dan pelemahan permintaan ekspor.

"Kenaikan minyak goreng curah di beberapa daerah disebabkan menurunnya jumlah realisasi aturan kewajiban pasar domestik (DMO) akibat kondisi pasar ekspor CPO (minyak sawit mentah) dan turunannya yang masih lesu," kata Isy kepada Katadata.co.id.

Namun, di lapangan harga minyak goreng “minykita” sudah melebihi HET yang sudah ditetapkan pemerintah. Salah satu contoh di pasar Bunul kota Malang pedagang tidak lagi menjual minyak goreng kemasan yang harga eceran tertingginya Rp14.000 per liter tersebut. Pasalnya, distributor kehabisan stok, tidak ada pengiriman ke pasar.

"Minyak kita langaka di pasar. Pedagang menjual minyak goreng dari sisa stok," tegas Supriyono, pedagang di Pasar Bunul, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (28/2).

Ia menjelaskan dalam beberapa hari ini tidak ada kiriman minyak goreng

dari distributor. Kalau pun ada minyak, itu sisa stok di pedagang dijual Rp36.000 per liter dari harga kulakan Rp35.200 per 2 liter atau harga kulakan mencapai Rp17.600 per liter. Padahal, HET minyak goreng itu Rp14.000 per liter.

Harga minyak goreng merek "Minyakita" yang terus melonjak menjadi sorotan utama di berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat mengeluhkan kenaikan harga yang signifikan, yang dinilai memberatkan terutama bagi kalangan menengah ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun