Jurnalis harus memiliki sikap skeptis karena tugas utama mereka adalah untuk menyajikan informasi yang akurat dan benar kepada masyarakat.
Jika jurnalis tidak memiliki sikap skeptis, maka mereka dapat terjebak pada kesalahan atau kekeliruan dalam mengumpulkan dan menyajikan informasi, yang dapat berdampak buruk pada kepercayaan masyarakat terhadap media massa.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan dipenuhi dengan informasi yang melimpah, perbedaan antara jurnalistik dan jurnalisme, hak tolak dan hak jawab, serta pentingnya sikap skeptis dalam menjaga integritas pers menjadi sangat relevan. Sebagai pembaca, kita harus memahami bahwa jurnalis memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan fakta yang akurat dan obyektif kepada publik.
Dalam era di mana berita palsu dan manipulasi informasi dapat dengan mudah menyebar, penting bagi kita untuk mengandalkan jurnalisme yang baik dan jurnalis yang memiliki sikap skeptis. Sikap skeptis memberikan keberanian kepada jurnalis untuk memeriksa fakta, melakukan penelitian mendalam, dan mengevaluasi sumber informasi dengan kritis sebelum menyampaikannya kepada publik. Ini membantu kita membedakan antara informasi yang dapat dipercaya dan yang tidak.Â
Dalam mengakhiri artikel ini, mari kita tetap terbuka terhadap berbagai perspektif dan tetap mempertanyakan apa yang kita baca, dengar, dan saksikan. Bersama-sama, kita dapat melangkah menuju masa depan yang dipenuhi dengan informasi yang dapat diandalkan, demokrasi yang kuat, dan masyarakat yang cerdas dan berpartisipasi aktif.Â
Akhir kata dari penulis. apabila ada kesalahan typo atau semacamnya, saya mohon maaf.Â
Nama : Khairunnisa Alifia AdistyÂ
Npm   : 223516516020
Prodi  : Ilmu Komunikasi, Universitas Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H