Mohon tunggu...
adistiputri
adistiputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2024, Universitas Pendidikan Indonesia. Dosen Pengampu: Mirna Nur Alia Abdullah, S.Sos.,M.Si. Anggota Kelompok 2 : 1. Adisti Putri Rahmadiani - 2409447 2. Ahmed Dipa Suparwanto - 2402923 3. Fatma Azzahra - 2401356 4. Fauziyyah Amaani - 2405037 5. Haryadi Hidayat - 2410782 6. Salisa Almudhia - 2409534 7. Siti Patimah Azzahra - 2408439 8. Ulwan Naezi Rabbani M. Noer - 2404689 9. Vila Hasya - 2406740

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

7 Unsur Pilar Kebudayaan: Mari Mengenal Lebih Jauh Suku Togutil

16 Desember 2024   19:05 Diperbarui: 16 Desember 2024   19:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Sistem Teknologi dan Peralatan

    Suku Togutil menggunakan berbagai macam alat untuk membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menggunakan peralatan untuk memasak, bertani, berburu, dan pakaian.Untuk memasak, gunakan batang bambu besar untuk merebus air dan memasak makanan seperti pisang dan ubi. Mereka juga membawa peralatan rotan untuk menyaring sari ubi yang digunakan untuk membuat papeda, makanan pokok.Di bidang pertanian, alat-alat besi kecil  seperti kuda digunakan untuk membuka lahan dan parang besar digunakan untuk memotong tanaman. Mereka menanam singkong dan jagung untuk makanan.Suku Togutil juga berburu dengan menggunakan bambu dan tombak besi, serta panah  rotan dan bambu. Mereka berburu hewan besar seperti babi, rusa, dan kadal, serta hewan kecil seperti katak dan belut. Anjing pemburu juga memiliki indra penciuman yang tajam, yang sangat penting bagi anjing pemburu. Makanan Togutil terdiri dari daging hewani dan sayur-sayuran seperti bambu muda, daun singkong, dan bunga pepaya. Daging biasanya dipanggang dan sayuran dimasak. Air yang mereka minum berasal dari sungai dan dapat diminum langsung atau direbus. Dahulu pakaian mereka hanya berupa kain dan kulit kayu yang menutupi bagian-bagian penting tubuh. Kini mereka sudah berpakaian lebih lengkap. Rumah suku Togutil berbeda dengan suku lainnya. Rumah mereka tidak memiliki tembok, sehingga mereka dapat melihat orang dengan lebih baik dan melindungi diri dari musuh. Meski kini tinggal di desa kecil, mereka masih sering kembali ke hutan.

Suku Togutil yang tinggal di pedalaman hutan Halmahera Timur, Maluku Utara, adalah contoh masyarakat yang masih melestarikan tradisi dan kearifan lokal dalam kehidupan yang harmonis dengan alam. Dengan sistem kepercayaan yang menghormati roh leluhur dan kekuatan alam, mereka bergantung pada sumber daya alam melalui aktivitas berburu, meramu dan bertani. Kearifan mereka dalam mengelola hutan dan pengetahuan tentang tumbuhan serta hewan menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka. Bahasa Suku Togutil yang sempat terancam oleh pengaruh modernisasi, tetap berfungsi sebagai alat komunikasi yang vital dalam kehidupan sehari-hari. Kesenian tradisional, seperti Tarian Cakalele, musik tradisional dan kerajinan tangan, mencerminkan kekayaan budaya yang mereka miliki. Meskipun hidup dalam keterasingan, Suku Togutil menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi, serta menjaga tradisi yang telah ada selama berabad-abad ditengah modernisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun