Mohon tunggu...
Lisa Adistiarini
Lisa Adistiarini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Karyawan Swasta

Juru ketik digital

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lingkaran Pertemanan Semakin Mengecil, Tenang Kamu Gak Sendirian!

19 Mei 2019   23:55 Diperbarui: 21 Mei 2019   02:09 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"I'll be there for you..."

Ah... kalimat itu udah berlalu. Biasanya kalimat itu ditujukan untuk orang-orang terdekat. Keluarga, sahabat, bahkan pasangan. Tapi nampaknya memasuki usia yang udah gak muda, kalimat itu sekarang jadi terdengar asing.

Bulan Ramadan merupakan momen-momen yang paling menyenangkan, karena di bulan ini penuh keberkahan dan menjadi ladang amal untuk umat Muslim di dunia. Biasanya di bulan Ramadan, grup Line, WhatsApp, Facebook, dan Instagram dipenuhi undangan untuk buka puasa bersama teman-teman. Seru sih, tapi siap-siap aja kantong jadi kering hehehe.   

Saya termasuk orang yang gak punya teman banyak, tapi ada beberapa orang yang bisa dikatakan teman dekat dan bisa dihitung jari. Bukan berarti saya sedih gak punya teman banyak, cuma saya suka pusing sendiri kalau udah kumpul rame-rame, dan kadang gak betah dengan berbagai sifat manusia yang berbeda-beda jenisnya. Saya lebih suka bergaul dengan teman yang satu frekuensi!

Biasanya yang saya lakukan dengan teman-teman ketika nongkrong adalah berdiskusi. Berdiskusi dengan teman-teman yang satu frekuensi memang indah, memandang apa gunanya hidup, menceritakan kisah jerih payah mencari uang, sampai cinta tanpa mendebat, tapi kita saling melengkapi.. :)

Sebetulnya, beberapa tahun yang lalu, saya punya belasan teman dekat, tapi seiring berjalannya waktu, seleksi alam pun bekerja, akhirnya saya mengeliminasi beberapa teman yang saya anggap gak satu frekuensi lagi. Kenapa harus satu frekuensi? 

Karena dalam setiap pertemanan pasti melibatkan minat atau ketertarikan yang sama, bahkan konektivitas obrolan. Itu yang menjadi ukuran kedekatan emosional dengan teman semakin akrab. Memilih teman yang satu frekuensi sama seperti kita memilih pasangan, memilih orang yang tepat dan mengeliminasi yang gak cocok.

Singkatnya dua tahun lalu, saya punya belasan teman dekat (sahabat). Kita sering menghabiskan waktu untuk nongkrong di cafe, nonton bioskop, nyalon bareng, dan lain-lain. Tapi seperti yang saya sebutkan diatas, seleksi alam bekerja. 

"Lama-kelamaan teman yang gak satu frekuensi akan menjauh secara perlahan atau kita sendiri yang mengeliminasinya."

Ada yang aneh dari salah seorang teman. Seperti yang kita tahu disaat kondisi teman lagi happy, pastinya dia ikut merasakannya juga dong. Tapi yang ini berbeda. Dia gak merasakan hal itu ketika saya happy dan malah menggiring opini lain dengan teman-teman lainnya. Yang bikin geleng-geleng kepala, teman saya yang satu ini bisa disebut parasit.

Ilustrasi pertemanan (Foto: gogirl.id)
Ilustrasi pertemanan (Foto: gogirl.id)
Kok parasit? Memangnya dipakai ketika terjun dari pesawat terbang?

Eh itu Parasut deng hehehe :)

Iya, dia parasit. Karena disetiap agenda nongkrong, dia selalu 'menodong' teman-teman lainnya untuk 'traktir'. Hmm.. gak masalah sih selama teman-teman yang lain gak merasa keberatan, tapi  ternyata teman-teman lainnya mengeluhkan hal itu sama saya. 

Gak cuma itu sih, masih banyak hal lain yang gak bisa saya dijelaskan di sini. Akhir-akhir ini, dia beberapa kali menghubungi saya untuk merencanakan agenda nongkrong bareng lagi, bahkan buka puasa bareng, tapi sayangnya saya selalu menolaknya dengan berbagai alasan. 

Kalau dulu kita bisa nongkrong di waktu yang fleksibel, tapi sekarang kondisinya lain. Saya memang sengaja menghindar dari dia, karena saya udah gak nyaman lagi seperti waktu dulu dengan dia.

Bukankah kita mempunyai teman yang satu frekuensi supaya diri kita menjadi lebih baik, nyaman, dan menjadi lebih berkembang? Dengan alasan itu saya memantapkan hati untuk mengeliminasi dia dari lingkaran pertemanan saya. 

Meskipun sekarang dia bukan dalam lingkaran pertemanan saya lagi, bukan berarti kita gak berteman dong. Cuma, saya mengeliminasi dia bukan sebagai prioritas lagi dalam pertemanan.  Semoga kita masih bisa bertemu di lain waktu, di kesempatan dan hidup yang lebih baik dari ini.

Yaaaa, pada akhirnya alam memfilter relasi kita dengan sendirinya. Lama-kelamaan teman yang gak satu frekuensi akan menjauh secara perlahan atau kita sendiri yang mengeliminasinya.

Alam akan membawa kita bertemu dengan teman-teman yang satu frekuensi. Sekarang lingkaran pertemanan saya semakin mengecil, dan menjadi lebih intim. Kita memang gak boleh pilih-pilih teman, tapi kita memang akan memilih orang yang satu frekuensi dan satu visi-misi dengan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun