Mohon tunggu...
Muhammad Sidiq Pamungkas
Muhammad Sidiq Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Adiq

Seorang Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang tertarik kepada Isu Hak Asasi Manusia, Isu Sosial Kemasyarakatan, Isu Lingkungan, dan Isu Kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Segitiga Api Kebakaran, Telah Dijelaskan dalam Al Quran?

22 April 2022   21:50 Diperbarui: 22 April 2022   21:58 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Teori Segitiga Api dalam Al-Quran? Foto: Pribadi Penulis

Segitiga Api Kebakaran, Telah Dijelaskan Dalam Alquran?

Segitiga Api merupakan salah satu teori yang cukup dikenal di kalangan orang-orang yang sering berkutat dalam urusan kebakaran, K3, pemadam, dan lain sebagainya. Tapi apakah pernah mengira bahwa teori tersebut ternyata termuat di dalam Al-Quran? Apakah benar ada ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang teori segitiga api? 

Beberapa hari yang lalu sedang ramai jadi perbincangan massa di media digital tentang kejadian kebakaran yang menimpa sebuah gedung Mal di Surabaya, tepatnya ialah Mal Tunjungan Plaza. Kejadian kebakaran tersebut menurut Direktur Marketing Pakuwon Group berasal dari sirkuit AC yang menyuplai bioskop XXI. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 17.30 hingga 18.00 WIB di TP 5 yang asal apinya diduga dari lantai 10 area rooftop. Api tersebut cepat merambat karena melalui aluminium composite (ACP) building TP 5 yang kemudian membuat fasad (sisi luar bangunan) roboh hingga ke tenant di bawahnya maupun teras. 

Setelah adanya kejadian tersebut saya dan beberapa teman sebelumnya mencoba untuk merilis sebuah kajian singkat mengenai tatakelola sistem proteksi kebakaran yang ada di Mal Tunjungan Plaza. Secara lebih jauh kami juga membahas tentang sistem manajemen tanggap darurat yang ada di Mal tersebut. Pada saat mencoba mencari data-data yang ada, kami juga memasukkan mengenai sebuah teori yang selalu menjadi perbincangan ketika kebakaran terjadi. Teori tersebut lebih awam di kenal oleh masyarakat sebagai teori segitiga api, yang mana salah dua di antara tiga bagian dalam teori inilah yang sering dicari-cari pada tahapan penyelidikan, yakni tentang sumber panas/api tersebut berasal darimana, dan apa yang terbakar pertama kali serta benda lain yang turut terbakar untuk dapat dihitung jumlah kerugian. 

Sebelumnya membahas lebih lanjut, akan coba saya jelaskan mengenai teori segitiga api ini. Seperti yang kita tahu bahwa kebakaran bukanlah kejadian yang semena-mena bisa terjadi, akan tetapi tentu ada penyebab dari kejadian tersebut. Kebakaran hanya dapat terjadi apabila terdapat sebuah reaksi kimia yang disebabkan adanya tiga unsur utama yang saling bertemu. Ketiga unsur tersebut ialah udara/oksigen, sumber panas/api, dan bahan bakar/material. 

Yang pertama ialah oksigen. Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen yang terdapat di udara. Atmosfer terdiri dari 21% volume oksigen. Untuk membuat suatu pembakaran dibutuhkan sekitar 15% oksigen dalam udara agar terjadi kebakaran. 

Kedua ialah sumber panas/api. Panas dibutuhkan untuk mencapai suhu optimal pada suatu barang agar terjadi kebakaran. Sumber panas yang dimaksud di antaranya panas matahari, gesekan, reaksi kimia eksotermis, percikan api listrik, gas yang terkompresi, dan hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan adanya panas/api. 

Terakhir ialah bahan bakar/material. Bahan bakar merupakan bahan yang dapat menghantarkan panas. Bahan bakar yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berbentuk padat, cair dan gas. Benda padat yang mampu untuk menimbulkan kebakaran di antaranya kayu, batu bara, plastik, gula, alkohol dan lain-lain. Benda cair yang mampu menimbulkan kebakaran di antaranya bensin, cat, minyak tanah, pernis dan lain-lain. Benda gas yang mampu menimbulkan kebakaran di antaranya gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, dan lain-lain. 

Apabila ketiga unsur ini bertemu dengan setiap syaratnya, maka akan terjadi sebuah reaksi kimia yang dapat menyebabkan timbulnya api awal mula kebakaran. Teori segitiga inilah yang biasanya digunakan oleh orang-orang safety/ pemadam dalam upaya untuk memadamkan kebakaran yang terjadi. Kebakaran hanya dapat terjadi apabila ketiga unsur ini bertemu dan memenuhi syaratnya, apabila hanya terdapat dua bagian dianttara ketiga unsur ini yang bertemu dan memenuhi syarat, tentu kebakaran tidak akan terjadi. Oleh karena itu salah satu upaya dalam melakukan pemadaman kebakaran ialah melakukan isolasi terhadap sebagian dari unsur utama pembentuk api (segitiga api). 

Ada satu hal yang menurut saya cukup menarik perhatian. Pada malam hari saat saya sedang mencari data untuk bahan tulisan kami, saya sempatkan waktu untuk membaca Al-Quran. Pada salah satu ayat yang saya baca ialah Surah Al-Baqarah ayat 266 yang berbunyi : 

a yawaddu aadukum an takna lah jannatum min nakhliw wa a'nbin tajr min tatihal-an-hru lah fh ming kulli-amarti wa abahul-kibaru wa lah urriyyatun u'af`, fa abah i'run fhi nrun fataraqat, kalika yubayyinullhu lakumul-yti la'allakum tatafakkarn

Artinya : "Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." (QS. Al-Baqarah ayat 266) 

"... Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah..."

Menurut saya hal ini cukup menarik ketika ayat ini mengandung ketiga unsur utama dari teori segitiga api seperti yang sebelumnya telah saya jelaskan. Bahkan ketiga hal ini tergabung dalam satu kalimat di sebuah ayat dalam Al-Quran. 

Unsur yang pertama disebutkan ialah bahan bakar/material. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bahan bakar yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berbentuk padat, cair dan gas. Pada salah satu benda padat yang dapat menimbulkan kebakaran ialah kayu beserta daun-daunannya, tentu telah jelas bahwa 'kebun' yang mana disebutkan dalam ayat ini juga mengandung kayu dan dedaunan atau secara lebih singkat merupakan unsur bahan bakar/material dalam teori segitiga api. 

Unsur selanjutnya ialah oksigen/udara. Dalam ayat ini dijelaskan mengenai adanya 'angin' di mana kita tahu bahwa angin merupakan udara yang bergerak dan membawa berbagai macam unsur termasuk di antaranya ialah oksigen. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam atmosfir kita ini terdiri dari 21% volume oksigen dan hanya sekitar 15% unsur oksigen di udara maka dapat menyebabkan kebakaran. Jika ada hembusan angin tidak dapat dipungkiri bahwa elemen oksigen pasti juga akan turut membersamainya. 

Unsur terakhir ialah sumber panas/api. Ayat ini juga telah secara jelas menuliskan tentang adanya kandungan 'api' dalam angin yang bergerak tersebut. Hal ini menandakan bahwa ada sumber panas yang merupakan unsur terakhir dari ketiga unsur dalam segitiga api. Di akhir kalimat ini secara jelas juga menuliskan 'lalu terbakarlah'. Hal ini menandakan bahwa jika terdapat tiga unsur yang bertemu yakni bahan bakar/material, oksigen/udara, dan sumber panas/ api akan dapat menyebabkan adanya benda yang terbakar (kebakaran). 

Wallahu a'lam bish-shawabi  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun