Mohon tunggu...
Muhammad Sidiq Pamungkas
Muhammad Sidiq Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Adiq

Seorang Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang tertarik kepada Isu Hak Asasi Manusia, Isu Sosial Kemasyarakatan, Isu Lingkungan, dan Isu Kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Segitiga Api Kebakaran, Telah Dijelaskan dalam Al Quran?

22 April 2022   21:50 Diperbarui: 22 April 2022   21:58 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Teori Segitiga Api dalam Al-Quran? Foto: Pribadi Penulis

a yawaddu aadukum an takna lah jannatum min nakhliw wa a'nbin tajr min tatihal-an-hru lah fh ming kulli-amarti wa abahul-kibaru wa lah urriyyatun u'af`, fa abah i'run fhi nrun fataraqat, kalika yubayyinullhu lakumul-yti la'allakum tatafakkarn

Artinya : "Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." (QS. Al-Baqarah ayat 266) 

"... Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah..."

Menurut saya hal ini cukup menarik ketika ayat ini mengandung ketiga unsur utama dari teori segitiga api seperti yang sebelumnya telah saya jelaskan. Bahkan ketiga hal ini tergabung dalam satu kalimat di sebuah ayat dalam Al-Quran. 

Unsur yang pertama disebutkan ialah bahan bakar/material. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bahan bakar yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berbentuk padat, cair dan gas. Pada salah satu benda padat yang dapat menimbulkan kebakaran ialah kayu beserta daun-daunannya, tentu telah jelas bahwa 'kebun' yang mana disebutkan dalam ayat ini juga mengandung kayu dan dedaunan atau secara lebih singkat merupakan unsur bahan bakar/material dalam teori segitiga api. 

Unsur selanjutnya ialah oksigen/udara. Dalam ayat ini dijelaskan mengenai adanya 'angin' di mana kita tahu bahwa angin merupakan udara yang bergerak dan membawa berbagai macam unsur termasuk di antaranya ialah oksigen. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam atmosfir kita ini terdiri dari 21% volume oksigen dan hanya sekitar 15% unsur oksigen di udara maka dapat menyebabkan kebakaran. Jika ada hembusan angin tidak dapat dipungkiri bahwa elemen oksigen pasti juga akan turut membersamainya. 

Unsur terakhir ialah sumber panas/api. Ayat ini juga telah secara jelas menuliskan tentang adanya kandungan 'api' dalam angin yang bergerak tersebut. Hal ini menandakan bahwa ada sumber panas yang merupakan unsur terakhir dari ketiga unsur dalam segitiga api. Di akhir kalimat ini secara jelas juga menuliskan 'lalu terbakarlah'. Hal ini menandakan bahwa jika terdapat tiga unsur yang bertemu yakni bahan bakar/material, oksigen/udara, dan sumber panas/ api akan dapat menyebabkan adanya benda yang terbakar (kebakaran). 

Wallahu a'lam bish-shawabi  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun