Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelusuri Persamaan Konstitusi Israel dengan Nazi

30 November 2023   01:50 Diperbarui: 30 November 2023   02:13 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Konstitusi NAZI

Undang-Undang Nuremberg adalah serangkaian undang-undang anti-Yahudi yang disahkan oleh rezim Nazi pada tanggal 15 September 1935, di Nuremberg. Undang-undang ini merupakan salah satu langkah pertama yang diambil oleh rezim Nazi untuk mengisolasi dan mengecualikan kaum Yahudi dari masyarakat Jerman lainnya.

Undang-Undang Nuremberg terdiri dari dua undang-undang utama, yaitu:

1. Undang-Undang Kewarganegaraan Reich. (Reichsbrgergesetz) menetapkan bahwa hanya orang yang "berdarah Jerman atau kerabatnya" sajalah yang dapat menjadi warga negara Jerman. Undang-undang ini juga menetapkan bahwa orang Yahudi tidak dapat menjadi warga negara Jerman.

2. Undang-Undang Perlindungan Darah dan Kehormatan Jerman (Gesetz zum Schutze des deutschen Blutes und der deutschen Ehre) melarang pernikahan dan hubungan seksual antara orang Yahudi dan orang Jerman "Arya". Undang-undang ini juga melarang orang Yahudi bekerja sebagai guru, dokter, atau pengacara.

Undang-Undang Nuremberg didasarkan pada teori rasisme Nazi yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras superior. Teori ini menyatakan bahwa orang Yahudi adalah ras inferior yang tidak layak menjadi warga negara Jerman atau menikah dengan orang Jerman "Arya".

Undang-Undang Nuremberg memiliki dampak yang sangat luas terhadap masyarakat Jerman. Undang-undang ini dianggap menyebabkan jutaan orang Yahudi kehilangan kewarganegaraan Jerman mereka dan membuat orang Yahudi menjadi "stateless" atau tidak memiliki kewarganegaraan.

Undang-Undang Nuremberg juga dianggap menjadi dasar bagi berbagai diskriminasi dan penganiayaan terhadap orang Yahudi. Karena Undang-undang ini menyebabkan orang Yahudi dilarang bekerja di berbagai bidang, dilarang memasuki berbagai tempat umum, dan dilarang bersekolah di sekolah umum.

Undang-Undang Nuremberg menjadi salah satu undang-undang yang dianggap paling diskriminatif dalam sejarah Jerman. Undang-undang ini merupakan bagian dari upaya rezim Nazi untuk mengisolasi dan mengecualikan orang Yahudi dari masyarakat Jerman lainnya.

Undang-Undang Nuremberg dituduh menjadi kerangka hukum untuk penganiayaan kaum Yahudi secara sistematis di Jerman. Undang-undang ini memberikan dasar hukum bagi berbagai kebijakan dan tindakan yang ditujukan untuk menindas dan akhirnya memusnahkan orang Yahudi.

Undang-Undang Nuremberg pun dicabut setelah berakhirnya Perang Dunia II. Namun, dampak dari undang-undang ini masih terasa hingga saat ini.

Konstitusi ISRAEL

Undang-undang Beleid adalah undang-undang yang disahkan oleh Knesset (parlemen Israel) pada tanggal 14 Juli 2023. Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada pemerintah Israel untuk menegakkan aturan hukum dan ketertiban di Tepi Barat yang diduduki.

Undang-undang ini merupakan salah satu kebijakan kontroversial yang dikeluarkan oleh pemerintah Israel. Undang-undang ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk dari masyarakat Palestina, organisasi hak asasi manusia, dan beberapa negara Barat.

Pemerintah Israel mengklaim bahwa undang-undang ini diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Tepi Barat. Pemerintah Israel juga mengklaim bahwa undang-undang ini tidak melanggar hukum internasional.

Namun, masyarakat Palestina dan organisasi hak asasi manusia berpendapat bahwa undang-undang ini merupakan bentuk apartheid dan diskriminasi terhadap warga Palestina. Undang-undang ini juga dianggap melanggar hukum internasional, termasuk Hukum Humaniter Internasional.

Disahkannya Undang-undang Beleid ini merupakan kesewenang-wenangan bagi pemerintah Israel memperlakukan buruk terhadap warga Palestina yang semakin memperburuk hubungan antara Israel dan Palestina karena dijadikan alat untuk mengusir, membunuh dan membantai rakyat Palestina. 

Tidak hanya itu saja Israel juga melakukan pemberlakuan Undang-undang Kewarganegaraan Israel, yang disahkan pada tahun 2003, memberikan kewarganegaraan Israel kepada setiap orang Yahudi yang berimigrasi ke Israel, terlepas dari apakah mereka memiliki hubungan keluarga dengan orang Yahudi yang sudah menjadi warga negara Israel. Undang-undang ini juga mempersulit orang Palestina untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel, bahkan jika mereka lahir di Israel atau memiliki orang tua yang merupakan warga negara Israel.

Undang-undang ini telah dikritik oleh berbagai pihak, termasuk organisasi hak asasi manusia, yang berpendapat bahwa undang-undang ini merupakan bentuk diskriminasi terhadap warga Palestina. Undang-undang ini juga dianggap melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Hak Sipil dan Politik.

Bentuk diskriminasi yang dihadapi oleh warga Palestina di Israel bahwa Warga Palestina yang lahir di Israel tidak secara otomatis menjadi warga negara Israel. Mereka harus memenuhi persyaratan yang ketat, termasuk membuktikan bahwa mereka memiliki hubungan keluarga dengan orang Yahudi. Bahkan jika mereka memenuhi persyaratan, mereka masih dapat ditolak kewarganegaraan. Pemisahan Hak dasar bahwa Warga Palestina di Israel tidak memiliki hak yang sama dengan warga Israel Yahudi. Sehingga Mereka sering menghadapi diskriminasi dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan perawatan kesehatan.

Bahkan Pemerintah Israel telah membangun banyak pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Pemukiman ini dibangun di atas tanah yang dirampas dari warga Palestina. Ini telah menyebabkan pengusiran dan penggusuran warga Palestina secara paksa, dan telah mempersulit warga Palestina untuk mengakses tanah dan sumber daya mereka, bahkan dibunuh jika melawan.

Undang-undang Kewarganegaraan Israel merupakan salah satu bentuk diskriminasi yang paling jelas terhadap warga Palestina di Israel. Undang-undang ini sangat mempersulit dan menyakitkan bagi warga Palestina untuk mendapatkan kewarganegaraan dan dengan dasar inilah Israel dan Warganya telah berlaku seenaknya dan menyebabkan Rakyat Palestina menghadapi berbagai bentuk diskriminasi, ancaman dan pembantaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun