Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Colorism dan Colonialism pada akulturasi Modern

5 November 2023   23:02 Diperbarui: 5 November 2023   23:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Warna Kulit, sumber : freepik

Keterkaitan Colorism dan Colonialism pada akulturasi Modern
 

Colorism adalah bentuk diskriminasi berdasarkan warna kulit, di mana orang dengan kulit yang lebih gelap sering dianggap lebih rendah daripada orang dengan kulit yang lebih terang. Colonialism adalah bentuk dominasi oleh satu negara atau kelompok etnis atas negara atau kelompok etnis lainnya.

Keterkaitan colorism dan colonialism dapat dilihat dari sejarah kolonialisme Barat di negara-negara non-Barat. Pada masa penjajahan, orang kulit putih sering dianggap lebih unggul daripada orang kulit berwarna. Hal ini menyebabkan orang kulit berwarna mengadopsi standar kecantikan Barat, yang sering kali mendefinisikan kecantikan berdasarkan warna kulit yang lebih terang.

Pengaruh colonialism terhadap colorism masih dapat dirasakan hingga saat ini. Di banyak negara non-Barat, orang dengan kulit yang lebih gelap masih sering mengalami diskriminasi, termasuk dalam hal pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial. Selain itu, praktik pemutihan kulit masih banyak dilakukan di negara-negara tersebut.

Colorism adalah bentuk diskriminasi berdasarkan warna kulit, di mana orang dengan kulit yang lebih gelap sering dianggap lebih rendah daripada orang dengan kulit yang lebih terang. Colorism dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar yang menyinggung hingga tindakan diskriminasi yang nyata.

Colonialism adalah bentuk dominasi oleh satu negara atau kelompok etnis atas negara atau kelompok etnis lainnya. Kolonialisme sering kali disertai dengan eksploitasi dan penindasan terhadap penduduk asli.

Keterkaitan colorism dan colonialism dapat dilihat dari sejarah kolonialisme Barat di negara-negara non-Barat. Pada masa penjajahan, orang kulit putih sering dianggap lebih unggul daripada orang kulit berwarna. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, Pada masa penjajahan, orang Barat sering kali memandang ras sebagai sesuatu yang hierarkis, di mana ras kulit putih berada di atas ras kulit berwarna. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa orang kulit putih lebih maju dan beradab daripada orang kulit berwarna.

Media massa Barat sering kali menampilkan citra orang kulit putih yang positif, sedangkan citra orang kulit berwarna sering kali negatif. Hal ini menyebabkan orang kulit berwarna mengadopsi standar kecantikan Barat, yang sering kali mendefinisikan kecantikan berdasarkan warna kulit yang lebih terang.

Doktrin Pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial sering kali mempromosikan budaya Barat, termasuk standar kecantikan Barat. Hal ini menyebabkan orang kulit berwarna mengadopsi nilai-nilai Barat, termasuk nilai-nilai yang mendukung colorism.

Ilustrasi : Colorism adalah rasis, sumber : freepik
Ilustrasi : Colorism adalah rasis, sumber : freepik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun