Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jejak Pengetahuan Taksonomi dan Sumber Peluruhan Filsafat versi Manusia

14 Januari 2023   14:20 Diperbarui: 16 Januari 2023   04:14 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Filsafat, sumber : Sengkala.com

pencerahan yang belum tentu menyatakan sebuah kebenaran sejati

Progresifitas keilmuan dengan kriteria ilmiah semakin menjauhkan pikiran berbasis materialisme dan empiris serta rasionalisme, kedua entitas filsafat yang tergerus oleh arus perubahan zaman, kecuali masih linier dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan zaman itupun hanya berikatan dengan klasifikasi material dan immaterialisme karena adanya pendekatan secara fisika dan metafisika.

Yang belum rampung dan hingga saat ini filosof yunani masih gagal mengupas tuntas eksistensi teologis secara utuh dan ilmiah. Meskipun secara empiris bukti-bukti telah bertebaran di jagad raya langit dan bumi. Mitologia para dewa Yunani merupakan hasil rekayasa pikiran filusuf berdasarkan ketegorial sifat dasar manusia, yang belum tetap menjangkau kebenaran dan hanya memberikan keasikan dan keunikan tersendiri, meskipun tidak dapat dibuktikan melalui cara berpikir dengan pola filsafat Yunani itu sendiri perihal keberadaan terkait mitologi para dewa Dewi Yunani yang justru kini menjadi semakin meragukan.

Pandangan Pemikiran para filosof Yunani hingga saat ini menjadi seperangkat cara yang tidak menghantarkan pada pandangan-pandangan teoritis secara tradisional yang dipertahankan, meski tanpa perlu pertahanan dengan  relativitas berdasarkan fragmentasi individual yang berkelompok.

Namun tidak dapat dijadikan tolak ukur ilmiah dalam perkembangan zaman dengan perubahan industri dan teknologi yang cepat, mengingat percepatan senantiasa menghasilkan sesuatu yang berubah-ubah dan inkonsistensi dalam pandangan hingga memunculkan banyak teori dan termakan dalam arus zaman dan terberangus oleh teori yang paling update, berupa tesis yang di antitesis dan melahirkan sintesa, pencerahan yang belum tentu menyatakan sebuah kebenaran sejati, hanya membuktikan bahwa keduanya telah meraih posisi dan berakhir sampai disini akibat pembaruan keilmuan dan temuan-temuan yang menjauhkan pandangan bijak yang dianggap telah usang tergerus dalam nilai-nilai Universalitas.

Ilustrasi
Ilustrasi "Filsafat sebagai pertambangan Ilmu Pengetahuan", Sumber : Kompas.com

Pengejaran manusia terhadap realitas dan pembaharuan

Manusia yang cenderung fleksibel menerapkan alur pikirnya akan cenderung menegasikan hal yang absurd dalam kenyataan dan cenderung menyimpan dalam-dalam perihal keyakinan. Teori Klasik di era modern bukanlah hal unik melainkan perulangan dari teori-teori yang tidak tertuliskan pada zaman sebelum mengenai pengenalan simbol dan aksara huruf yang digunakan untuk menuliskan sejarah ilmu dan pengetahuan selanjutnya.

Kesinambungan originalitas sebelum dan sesudah temuan (before and after) pengetahuan dari sumber keilmuan yang sebelumnya menjadi petunjuk bagi umat manusia sepanjang zaman. yang dijadikan sebagai alat dan perangkat dukung mendukung teori, padahal jika kita menilik mitologi sebagai hasil pengetahuan yang berangkat dari khayalan, dan khayalan merupakan perangkat yang ada dalam isi pikiran yang bersumber dari pencetus utama yakni pencipta pikiran berdasarkan sistem kerjanya hanya dengan kunci "Kun Fayakun".

Pengejaran manusia terhadap realitas dan pembaharuan tidak akan pernah berhenti Sepanjang kehidupan umat manusia hingga kemusnahannya kelak, namun Kontemplatif manusia akan menghasilkan pencerahan bahwa tidak ada keabadian kecuali Yang Maha Abadi sang pencipta keabadian.

Keniscayaan hidup dengan segala temuan dan nikmat yang ada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun