Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelumpuhan Ideologi Besar Negara Adi Daya, Deteksifikasi Ideologi Pengganti

14 Januari 2023   12:26 Diperbarui: 14 Januari 2023   15:55 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dominasi komposisi PBB hingga faktor Keterikatan negara-negara pada paternalistik Aliansi Negara adalah simbol keruntuhan Ideologi Besar Timur dan Barat.

Resolusi PBB yang mengembalikan proses resolusi pada tradisi dan adat menjadikan hukum positivis yang berlaku di internasional semakin berguguran dan hal ini dapat dinalar sebagai kegagalan positivisme dalam membangun resolusi.

Alam semesta telah menaklukkan ideologi dunia

Issue Lingkungan dan Perubahan Iklim menjadikan Negara Adi Daya menjadi pengikut Naturalisme dalam hutan belantara. Penjagaan ketat Lingkungan menjadi refleksi Barat yang sudah tidak kredibel mempertahankan kiblat modernisasi yang dahulu digembar gemborkan dalam trending topik dunia, alam semesta telah menaklukkan ideologi Liberalisme dalam kegigihan terselubung pada Konsep Green Barat perihal perubahan iklim. Sehingga barat sebagai penganut liberalisme telah membatasi sikap liberal atas pengembangan alam.

Disisi lain, Negara Adi Daya berbasis Komunisme yang telah mengubah diri menjadi Kapitalisme telah memonopoli Perdagangan dan Perekonomian Dunia. Akibat Konflik yang melahirkan strategi dan taktik penguasaan lini-lini dan sumber-sumber terpenting dunia, dalam perspektif ini terjadinya kontradiksi antara ideologi yang cenderung mengusung persamaan rasa telah menjadi penguasa dengan perubahan langkah dengan upaya memonopoli dominasi kebutuhan dari tiap-tiap rasa kapitalism.

inkonsistensi menjadi Kelumpuhan Ideologi, pilihan terapan ideologi jalan ketiga

Faktor inkonsistensi menjadi Kelumpuhan Ideologi telah menjadi bukti bahwa tidak ada perbedaan secara perlakuan dalam kebijakan dan arah politik internasional diantara kedua belah negara besar dengan pengusungan ideologi dunia. Namun pandangan ini semakin membuat kebangkitan nalar untuk memperbaiki melalui jalan ketiga dan menempatkan ideologi Keagamaan dan Inklusivitas, yang bukan menjadi titik akhir bahwa sentimentil akan berujung pada issue pelemahan Agama dengan beragam issue terorisme dan radikalisme di dunia. ini menjadi kondisi yang telah dicapai dalam menentukan keberlangsungan pertahanan kedua ideologi yang gagal. Karena mekanisme internasional berbasis selera ideologi telah menjadi kekakuan yang menghantarkan pada sistem kehancuran.

Penghantarkan pada Preambule dalam konstitusi negara

Kelemahan ideologi-ideologi ini juga akan menghantarkan Dunia pada pilihan ideologi jalan tengah, memilih dan menerapkan polarisasi berbasis ideologi yang bersumber dari nilai-nilai universal yang dapat diterima semua kalangan dan agama di dunia. Ideologi yang secara inklusiv dapat menjadi titikbtemu dan jalan tengah dalam perseteruan dan pertikaian dunia, yang menetapkan kemuliaan dan menghasilkan nilai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat dunia berdasarkan perdamaian abadi untuk menjaga ketertiban dunia berdasarkan kepada nilai-nilai terbaik di muka bumi.

penulis cukupkan untuk menghantarkan pembaca sementara sampai disini, berkaitan dengan ideologi jalan tengah yang dimaksud sebagai resolusi aktif dunia. Lalu apakah ideologi tersebut ? pikiran dan hati anda akan menghantarkan pada Preambule dalam konstitusi negara yang ada saat ini. Bekal cukup dalam keberanian untuk memberanikan tampil dan memimpin di dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun