Akhirnya kontraksi perut mulai terasa, Ive yang menahan rasa sakit luar biasa dan segera dibawa suami menuju bidan ternama di bekasi, Bidan Yuhana di Kampung 200, persis tanggal 22 Januari 1983, terdengar tangis bayi Laki-laki yang lahir dengan proses Normal,Â
Seorang anak laki-laki dengan rambutnya yang panjang dan lilit oleh plasenta atau ari-ari ditubuhnya.
Seluruh keluarga ikut Bahagia mendengar kabar baik tersebut.
Namun setelah beberapa hari kabar buruk pun datang tentang keadaan sang Bayi, kehamilan Ive yang lama membuat sang Bayi begitu banyak menelan air ketuban, sehingga saluran pernafasannya terganggu dan semakin membuat kondisi tubuh sang bayi semakin melemah, hingga mengalami fase kritis dan membiru.
Ive merasa sedih bercampur aduk karena anak yang dinantikan kelahirannya yang cukup lama mengalami kelainan pada paru-parunya, detak jantung si kecil semakin lama semakin melemah, sedikit harapan untuk bisa diselamatkan. Kesadaran sibayi seperti sedang tertidur nyenyak hanya nampak kabel diseluruh tubuhnya dengan selang dari tabung oksigen membantu proses pernafasannya.
Ive menatap dalam anaknya yang baru dilahirkan tergolek lemah tak berdaya, merasa campur aduk dan berusaha tegar karena berpikir harus merawat anak-anaknya masih kecil-kecil, seakan sinar matanya menahan linangan air mata.
Orang tua Ive Babah Dani mendapat kabar,Â
"Astaghfirullah Al adzhim"...
"Innalillahi"
"Tung buruan dahh lu Panggil sekalian jemput Dokter Aang ya rada cepet, Bismillah" Babah Dani memerintahkan Dadun Adik kandung Ive,Â
"Iya Bah" jawab Dadun sambil bergegas keluar.