menyikapi hal tersebut serangan Rusia justru semakin gencar dilakukan,
kita dapat meninjau adanya diaspora 20.500 dari 165.000 orang-orang Yahudi yang berpindah tempat kabur dari Ukraina ke negara lain dan Mayoritas masuk ke Wilayah Palestina yang di rebut paksa oleh pihak Israel dan dijadikan sebagai Camp Penampungan Kaum Yahudi yang datang dari Ukraina.
Kemudian, pada sisi Lain  sejak tahun 2018 hingga 2021 Negara Cina menikmati Ekspor Senjata militer kepada 48 Negara dan Cina terus gencar mengamankan tiap-tiap kepentingannya dalam penjualan senjata ke Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Bukan hanya itu saja, Cina Juga telah bermain pada wilayah Arktik di Kutub Utara dalam hal diplomasi ekonomi, Budaya dan Militer, mengingat server terbesar milik Perusahaan Barat berada di Wilayah tersebut menuai Aksi-Reaksi Amerika dan sekutu.
Pihak Amerika dengan sekutunya akan terus berupaya mengurangi keterlibatan Cina di Wilayah tersebut untuk menjaga stabilitas keamanan dan jaringan.
Sebelum memasuki Musim Salju, Vladimir Putin dan Xin Ji Ping pada situasi berbeda, telah sepakat dengan hasil diplomasi bahwa kedua negara ini akan disibukkan dengan percepatan  pembangunan infrastruktur energi Migas yang langsung melintasi Negara mereka untuk menghadapi embargo Amerika dan sekutu.
Padahal Uni Eropa yang sebenarnya harus memupuk dan bersiap memenuhi kebutuhan peningkatan pasokan Energi pada sektor Migas menjelang musim dingin.
Karena di saat memasuki musim Dingin bersalju seluruh penjuru Eropa raya dipastikan membutuhkan energi listrik dan penghangat di musim dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H