Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Cari Tahu Apa yang Diinginkan Vladimir Putin dari Ukraina

26 November 2022   15:59 Diperbarui: 28 November 2022   06:52 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disaat Uni Eropa memperkuat sanksi dan mengirimkan senjata ke Ukraina, membuat Rusia semakin Agresif melakukan serangan, Komunitas Transatlantik ini dibuat gemetar.

Sementara itu NATO dan PBB yang bergeliat pada sistem keamanan Global berfungsi untuk memastikan keselamatan dan keamanan bersama, 

Tindakan UE yang dapat menjadi pemicu potensi konflik semakin membesar di lingkungan Global, PBB tidak menindak lanjuti perilaku Uni Eropa dalam Pembelian dan  pengiriman senjata dalam jumlah besar untuk Ukraina.

Para ilmuwan Politik dan Militer barat menyatakan Rusia semakin bergerak lebih ekstrim kepada Ukraina, selaras dengan  yang dinyatakan oleh Stephen J. Flanagan PhD seorang Ilmuwan Politik Senior dari Universitas Kolombia, yang menyatakan bahwa :

"Dia (Vladimir Putin) telah bergerak lebih ekstrim dalam beberapa tahun terakhir dan dalam beberapa hari terakhir, bahkan di mana dia bahkan mengatakan bahwa Ukraina sebenarnya bukan sebuah negara dan bahwa Ukraina pada dasarnya adalah ciptaan Lenin dan Khrushchev dan beberapa pemimpin Soviet lainnya yang memberikan wilayah ini kepada orang lain, dan sekarang dia mencoba untuk mengklaimnya kembali"

"Ukraina memiliki sejarah panjang. Sebagian lebih berorientasi ke Barat, sebagian lagi berorientasi ke Rusia"

Secara tidak langsung Rusia telah memberi sinyal pertanda kesiapan menghadapi NATO dari dalam Negeri Ukraina yang pro terhadap Rusia, sinyal pertempuran penyerangan via Udara ke Ukraina, hal ini berdekatan dengan Pemerintah Amerika yang menyatakan kesediaan memberikan dukungan penuh kepada Ukraina.

meskipun Amerika jelas akan  melanggar deklarasi zona larangan terbang di Negara tersebut.

Jika kita melihat sejarah singkat Ukraina sejak masa Uni Soviet, bahwa Ukraina adalah produk ciptaan Lenin dan Khruschev bersama beberapa pemimpin Uni Soviet lainnya, yang telah  memberikan wilayah ini kepada pihak lain.

Vladimir Putin berusaha untuk merebutnya kembali dari pihak tersebut.

Setelah pertempuran sengit terjadi di Ukraina, adanya permintaan bantuan Presiden Ukraina secara terang-terangan kepada Israel untuk bergabung memerangi rusia bersama, 

menyikapi hal tersebut serangan Rusia justru semakin gencar dilakukan,

kita dapat meninjau adanya diaspora 20.500 dari 165.000 orang-orang Yahudi yang berpindah tempat kabur dari Ukraina ke negara lain dan Mayoritas masuk ke Wilayah Palestina yang di rebut paksa oleh pihak Israel dan dijadikan sebagai Camp Penampungan Kaum Yahudi yang datang dari Ukraina.

Kemudian, pada sisi Lain  sejak tahun 2018 hingga 2021 Negara Cina menikmati Ekspor Senjata militer kepada 48 Negara dan Cina terus gencar mengamankan tiap-tiap kepentingannya dalam penjualan senjata ke Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Bukan hanya itu saja, Cina Juga telah bermain pada wilayah Arktik di Kutub Utara dalam hal diplomasi ekonomi, Budaya dan Militer, mengingat server terbesar milik Perusahaan Barat berada di Wilayah tersebut menuai Aksi-Reaksi Amerika dan sekutu.

Pihak Amerika dengan sekutunya akan terus berupaya mengurangi keterlibatan Cina di Wilayah tersebut untuk menjaga stabilitas keamanan dan jaringan.

Sebelum memasuki Musim Salju, Vladimir Putin dan Xin Ji Ping pada situasi berbeda, telah sepakat dengan hasil diplomasi bahwa kedua negara ini akan disibukkan dengan percepatan  pembangunan infrastruktur energi Migas yang langsung melintasi Negara mereka untuk menghadapi embargo Amerika dan sekutu.

Padahal Uni Eropa yang sebenarnya harus memupuk dan bersiap memenuhi kebutuhan peningkatan pasokan Energi pada sektor Migas menjelang musim dingin.

Karena di saat memasuki musim Dingin bersalju seluruh penjuru Eropa raya dipastikan membutuhkan energi listrik dan penghangat di musim dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun