Mohon tunggu...
Adi Prayoga
Adi Prayoga Mohon Tunggu... Buruh - belajar

adhang-adhang tetesing embun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petani kepada Anaknya

1 September 2021   03:10 Diperbarui: 1 September 2021   03:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang petani kepada anaknya

mutiara, kamu akan dapat merasakanya dimana harapan melanda memanen esok, dan kamu akan berlawan pasti.

dasarnya tumbuh kecambah , setia tanpa tergugah kokoh bagai menatap dalam kepusat bumi, lalu kamu nak mutiara, kamu sendiri akan takjub pada kekuatan yang dikandungnya

Demikian mutiara, kamu yang lahir berdiri hanya akan hidup bagai semusim panen tawa dan senda bagai menyambut lumbung padat berisi

Mutiara, bapakmu ini setangkai kembang layu yang pernah cinta pada dinda yang seperti mentari di kaki langit, "ibumu"

Mutiara, seiring waktu bakal kamu temui jawabanya kalau tanah bersikap adil dan dinda itu ibumu yang seperti mentari diciptakan membagi indahnya hanya untuk menyemai kembang dan pucuk-pucuk untuk kembali mekar dan semi.

Mutiara nanti juga kamu temui Suatu danau jauh dari keramaian

Sebuah perahu pohon kerukan

Sebuah dayung, lalu suara lebah asik mencicipi madu kembang liar ditepi.

Sedang, semua itu danau, perahu, dayung, lebah dan kembang

semuanya kamu yang punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun