Mohon tunggu...
Adi Pras
Adi Pras Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Kalau nggak gini-gini aja, ya gitu-gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Minimalism Sebuah Seni untuk Melegakan Hidup

20 Juli 2022   12:31 Diperbarui: 20 Juli 2022   13:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu mendengar tentang minimalism, gaya hidup ini kian ngetrend sekarang, setelah dikenalkan oleh Raditya Dika melalui chanel Youtube nya. Minimalism adalah sebuah konsep hidup dimana kita tidak terlalu memiliki banyak barang. 

Minimalism menekankan pada kualitas daripada kuantitas, dalam artian kita tidak perlu memiliki barang yang terlalu banyak, kita hanya perlu memiliki sedikit barang akan tetapi barang tersebut memiliki value dan berguna bagi kehidupan kita. 

Apa jadinya jika kita memiliki banyak barang yang sebenarnya tidak kita gunakan? Kita hanya akan menghabiskan banyak ruang untuk menyimpan barang tersebut.

Dalam menjalankan gaya hidup minimalsm kita memerlukan beberapa strategi yang jitu, seperti memilih barang yang benar-benar kita butuhkan, memilih barang yang memiliki value, serta merelakan barang-barang yang kita simpan terus menerus. 

Gaya hidup ini akan memberikan kita perasaan yang melegakan karena kita hanya memiliki barang-barang yang berguna serta menghemat banyak ruang, gaya hidup ini juga berhubungan dengan cara kita mengemasi barang, menjaga kebersihan, serta manyimpan barang sesuai tempatnya.

Saya sudah mulai mencoba gaya hidup ini selama setahun tarakhir, dan hasilnya saya menjadi semakin pandai dalam menyimpan barang, mengatur tata letak ruang, serta memanfaatkan barang dan ruang dengan sebaik mungkin. 

Hal yang paling saya rasakan adalah, dengan ruang yang tertata saya menjadi lebih lega, dan dapat berkonsentrasi dengan baik, ruang belajar saya pun menjadikan saya nyaman dan dapat fokus untuk belajar, seperti mempersiapkan TOEFL pada saat itu. Saya akan memberikan beberapa langkah yang telah saya lakukan dalam menjalankan gaya hidup minimalsm ini.

Tentukan barang yang memiliki value

Kita membeli sebuah barang tentunya berdasarkan value yang diberikan oleh barang tersebut, akan tetapi tidak jarang kita memiliki barang-barang yang kurang kita gunakan, entah karena kita iseng membeli atau memang saat ini barang tersebut sudah tidak kita butuhkan lagi. 

Sebelumnya barang-barang seperti tetap saya simpan di sebuah kotak penyimpanan. Akan tetapi setelah belajar minimalism ini saya berpikir bahwa sampai kapan barang ini saya pertahankan. 

Maka saya mengmabil tindakan seperti jual, berikan, atau buang. Barang-barang yan masih bagus dan layak jual pun saya jual melalui media sosial, dan ada jua beberapa barang yang saya berikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan barang tersebut.

Selain itu saya juga membuang beberapa barang yang sudah tidak memiliki nilai guna. Setelah saya melakukan itu, saya menjadi lebih lega atas tanggung jawab terhadap barang tersebut.

Membeli barang dengan kualitas terbaik

Barang dengan kualitas yang baik pastinya memiliki harga yang lebih mahal. Tapi saya rasa hal ini tidak menjadi masalah jika barang yang kita beli memang memiliki kualitas yang baik, dan pastinya barang tersebut bertahan lama. 

Hal ini berbanding terbalik dengan yan saya lakukan sebelumnya, saya membeli dua atau tiga barang yang sama dengan harga yang murah, alhasil barang yang saya beli lebih cepat rusak dan saya harus merogoh uang saya untuk membeli barang yang baru.

Meletakkan barang pada tempatnya

Ini lah hal yang sering lalai, setelah saya membersihka meja saya, pasti dalam dua atau tiga hari, meja saya akan kembali berserakan lagi. Entah kenapa saya sering lupa untuk menaruh barang di tempatnya, sehingga konsekuensi yang saya dapatkan adalah saya harus kembali menata meja saya kembali. 

Akan tetapi kebiasaan tersebut hilang setelah saya membaca sebuah buku tentang Minimalis. Satu hal yang saya ingat dari buku tersebut adalah bahwa barang yang kita miliki adalah sesuatu yang hidup, jika kita tidak meletakan barang pada tempat yang sehausnya, maka barang tersebut akan mengundang temannya untuk berpesta. 

Hal ini dapat diartikan bahwa kita menaruh barang di sebuah meja, lambat laun kita akan menaruh barang-barang lain di meja tersebut, sehingga meja kita penuh dengan barang yang berserakan. Jadi selalu letakkan barang pada tempat yang seharusnya.

Manfaatkan ruang sebaik mungkin

Jika ruanganmu penuh dengan barang-barang yang kamu simpan, kamu bisa memanfaatkan ruang lain untuk menyimpan barangmu. Ruang tak terpakai yang saya lirik pertama kali adalah kolong tempat tidur. 

Saya rasa tempat itu adalah ruang kosong yang cocok untuk penyimpanan karena tidak terlihat oleh mata. Dan saya putuskan, kolong tempat tidur adalah gudang penyimpanan saya yang baru. 

Saya memilih barang-barang yang jarang saya gunakan akan tetapi masih saya butuhkan sewaktu-waktu. Misalnya seperti kacamata renang, raket bulutangkis, dan kipas angin portable. 

Saya mungkin masih memerlukan barang ini sewaktu-waktu, maka barang ini saya simpan di bawah kolong tempat tidur, dan hasilnya saya merasa lebih lega dan merasa berhasil memanfaatkan ruang-ruang kosong.

Selain kolong tempat tidur, saya juga melirik dinding kamar saya, saya rasa meja saya telah penuh dengan barang-barang pribadi saya, akhirnya saya membeli sebuah lemari dinding kecil yang saya tempatkan di sudut kamar, selain itu saya juga membeli rak dinding untuk menata dan menyimpan barang saya agar lebih tertata rapi.

Itulah beberapa langkah yang telah saya lakukan dalam minimalism. Pastinya dalam melakukan hal tersebut, kita memerlukan konsistensi serta kediplinan, agar perlaku kita bertahan dan menjadi habit yang baru. Coba lakukan beberapa hal yang saya bagikan di atas, dan rasakan apa perubahan yang terjadi di hidupmu setelah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun