6. Saat Duduk Tahhiyat Akhir
Posisi duduk tahhiyat akhir seperti posisi duduk seorang yang lemah, tak berdaya, dengan kepala dan badan yang agak miring. Hal ini menandakan fitrah manusia sebagai mahluk yang lemah (senantiasa lupa terhadap Sang Penciptanya) akibat penyakit kesombongan yang ada dalam dirinya, terutama penyakit 'gila hormat'. Inilah momen ketika kita menegaskan kembali penghormatan kita terhadap Allah, seraya mendoakan para Nabi (pembawa berita Kebenaran) agar senantiasa mereka diberikan limpahan rahmat, berkat kesejahteraan dan juga orang-orang shaleh yang senantiasa mengamalkan kebaikan. Momen Tahiyat akhir adalah momen persaksian kita akan kebenaran-Nya, layaknya seorang saksi di persidangan pengadilan yang berusaha membeberkan bukti2 untuk menggali kebenaran perkara (meski tdk dapat disamakan kebenaran di pengadilan dengan Kebenaran Tunggal Hakiki Allah). Dalam hal shalat, berarti kita berusaha menggali kebenaran akan segala perkara Allah, tentang keyakinan pada keesaan-Nya dan kepada para utusan-Nya. Pada akhirnya, kita memanjatkan pujian kepada Allah Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia, atas limpahan nikmat-Nya, terutama nikmat syukur yang membawa kita pada sifat dan perilaku rendah hati.
7. Saat Salam
Dengan menoleh ke kanan-kiri seraya mengucap salam berarti kita mengemban misi Tuhan untuk menjaga perdamaian di muka bumi ini, yaitu dengan memperbaiki hubungan sosial kita terhadap keluarga, teman2 sekolah, teman2 kuliah, rekan kerja, masyarakat sekitar, dst.. Hal ini semata-mata untuk mengharap rahmat dan berkat dari-Nya.
Demikianlah penjabaran saya tentang makna gerakan shalat. Semoga bermanfaat bagi kita semua ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H