Semarak Merdeka Belajar yang Menyenangkan
Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30--40 persen guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam. Juga mengalokasikan 20 persen untuk pembelajaran berbasis proyek serta memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik (Kompas.com, 10/05/2023).
Apa artinya? Kurikulum Merdeka selalu berpihak kepada murid. Apalagi dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) murid akan makin terasah kecakapannya dan mampu bekerja dalam kelompok. Dengan kata lain, mereka bisa bergotong-royong dan menyelesaikan tugas bersama-sama.
Hal ini sesuai dengan tuntutan zaman yang tak lagi mementingkan kompetisi melainkan semakin butuh kolaborasi.
Semarak Merdeka Belajar pun sejatinya akan menyenangkan bagi semua. Lebih sederhana dalam banyak hal dan tepat guna.
Guru dan sekolah tak terlalu dibebani dengan urusan administratif yang ribet dan membingungkan. Sedangkan murid bisa bebas berekspresi sesuai minat belajarnya.
Sekali lagi, andai saya hidup di era Merdeka Belajar maka banyak yang bisa saya perdalam. Tujuan dan cita-cita bisa saja saya pupuk sejak dini.
Tak akan lagi murid yang begitu mengejar nilai eksaktanya dan masuk jurusan IPA, ujung-ujungnya kuliah di jurusan manajemen atau hukum. Tak ada lagi pula yang mati-matian berjuang masuk SMA, eh waktu kuliah malah masuk teknik sipil dan teknik mesin. Anak SMK yang sudah fokus di bidang itu pun acapkali tersingkir saat penerimaan mahasiswa baru di kampus-kampus.
Semoga kebijakan ini terus berlanjut tanpa terimbas apapun. Termasuk pergeseran politik yang mungkin terjadi. Seperti harapan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam sambutannya saat peringatan Hari Pendidikan 2023. Nadiem menginginkan keberlanjutan.
"Perjalanan harus dilanjutkan, perjuangan mesti kita teruskan, agar semua anak bangsa merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya dalam belajar dan bercita-cita." (Kompas.com, 02/05/2023). (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H