"Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai wajah Allah (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai wajah Allah." (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)
"Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan," (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya di saat marah." (HR. Al Bukhari)
Hasil penelitian dari University of California San Diego tahun 2012 menyebutkan bahwa orang-orang yang dapat menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain memiliki resiko lebih rendah untuk terjadinya hipertensi. Pada penelitian tersebut sebanyak  200 sukarelawan diminta memikirkan ketika temannya menyinggung perasaannya. Separuh diperintahkan untuk berpikir  mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, dan separuh lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.
Pakar Psikologi di Virginia Commonwealth University AS, Worthington Jr, mempublikasikan hasil penelitiannya pada 2005 di jurnal ilmiah Explore, tentang hubungan antara memaafkan dan kesehatan yang hasilnya adalah bahwa sikap memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan. Dengan menggunakan tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang tidak memaafkan.
Orang yang tidak memaafkan atau terbawa kemarahan dan dendam ditemukan mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh, tekanan darah lebih tinggi, ketegangan otot dan detak jantung.
Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah, mengurangi stress, dan hubungan suami istri menjadi lebih baik.
3. Tentang Pola Makan Sehat
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah : 233)
Dalam ayat tersebut dibahas mengenai perintah memberikan ASI Eksklusif yang akan memberikan banyak manfaat untuk bayi.
Manfaat yang bisa diperoleh dari pemberian ASI Eksklusif berdasarkan beberapa hasil penelitian diantaranya: